Teori : Pengertian, Elemen, Fungsi, Peran, Dan Tujuan Teori, Serta Penyusunan Landasan Teori

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Teori. Secara etimologis, kata “teori” atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan “theory” merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin dan bahasa Yunani, yaitu “theoria” yang berarti “perenungan, spekulasi, atau visi”. Pemaknaan lebih lanjut dari teori yaitu merujuk pada pemahaman lebih jauh terhadap kata kerja dari “theoria” yaitu : “theorein” yang berarti “memperhatikan, mengamati, atau melihat”.

Sedangkan secara terminologi, kata “teori” memiliki banyak arti. Namun demikian, secara umum, teori dapat diartikan sebagai sebuah sistem konsep yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep tersebut yang membantu peneliti dalam memahami sebuah fenomena. Teori juga dapat berarti serangkaian konsep atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.

Dalam Merriam-Webster Dictionary, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teori diartikan dalam beberapa pengertian, sebagai berikut :
  1. n pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan Argumentasi.
  2. penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, Argumentasi.
  3. asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan.
  4. pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu.

Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu. Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan. Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan. Pernyataan teori umumnya hanya diterima secara “sementara” dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan.


Selain itu, pengertian teori juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Azuar Juliandi, dalam “Outline Teori dan Hipotesis”, menyebutkan bahwa teori adalah suatu pemikiran, penelaahan, serta penelitian yang telah diakui keabsahannya secara ilmiah.
  • F.N. Kerlinger, dalam “Founding Of Behavior Research, Holt”, menyebutkan bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proporsi yang menyajikan gejala-gejala sistematis, merinci hubungan antar variabel-variabel, dengan tujuan meramalkan dan menerangkan gejala tersebut. Dengan kata lain, teori merupakan konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena.
  • Jonathan H. Turner, dalam “The Structure of Sociological Theory”, menyebutkan bahwa teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu dalam menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
  • E.S. Hedriksen dan M.F. Brenda, dalam “Accounting Theory“, menyebutkan bahwa teori adalah suatu susunan hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk suatu bidang yang dipertanyakan.
  • Sanfod Labovitz dan Robert Hagedorn, dalam “Metode Riset Sosial”, menyebutkan bahwa teori adalah ide pemikiran atau “pemikiran teoritis” yaitu menentukan bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.


Elemen Teori. Dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen dimaksud berfungsi untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori. Beberapa elemen yang membangun teori adalah :

1. Concept.
Concept atau konsep merupakan sebuah ide yang diekspresikan dengan simbol atau kata. Konsep selalu ada di mana pun dan selalu kita gunakan. Konsep dibagi dua yaitu, simbol dan definisi.

2. Scope.
Scope merupakan cakupan atau disebut juga dengan ruang lingkup dari pembahasan. Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat konkret. Teori dengan konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas, dibanding dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang konkret.

3. Relationship.
Relationship merupakan hubungan atau relasi dari konsep. Teori merupakan sebuah relasi dari konsep-konsep, atau dengan kata lain bagaimana konsep-konsep berhubungan. Hubungan dimaksud seperti pernyataan sebab-akibat (causal statement) atau proposisi.
  • proposisi adalah sebuah pernyataan teoritis yang memperincikan hubungan antara dua atau lebih variable, yang menjelaskan bagaimana variasi dalam satu konsep dipertangggung-jawabkan oleh variasi dalam konsep yang lain. Ketika seorang peneliti melakukan tes empiris atau mengevaluasi sebuah hubungan tersebut, maka hal itu disebut sebagai “sebuah hipotesis”.


Fungsi Teori. Pada prinsipnya, khususnya dalam suatu penelitian, teori memiliki fungsi sebagai sarana untuk berpikir, dalam arti :

1. Transformasi.
Transformasi merupakan salah satu fungsi teori dalam berpikir, di mana ilmu pengetahuan yang sudah ditemukan oleh penelitian sebelumnya, diturunkan ke generasi di bawahnya dan dilanjutkan ke generasi yang akan datang. Transformasi ilmu inilah yang diharapkan dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman yang terjadi. Dengan kata lain, kehadiran teori sebagai bentuk perspektif perkembangan ilmu pengetahuan dimasa yang terjadi pada kala itu.

2. Sebagai ikhtisar fakta dan hukum.
Teori dapat membantu peneliti untuk merangkum dan mencatat fakta-fakta yang sudah ditemukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Tidak sekedar fakta, tetapi juga mencatat hukum-hukum yang sudah ditemukan pada penelitian sebelumnya. Dari hasil ikhtisar fakta dan hukum yang sudah ditemukan oleh peneliti sebelum-sebelumnya inilah yang nantinya akan membukakan pandangan peneliti setelahnya untuk mengembangkan topik atau tema yang serupa namun dengan perspektif yang berbeda dan lebih inovatif.

3. Mendeskripsikan fenomena.
Banyak di antara peneliti kesulitan dalam mendeskripsikan penelitian yang akan dilakukan. Hal tersebut dikarenakan tidak tahu fenomena atau permasalahan apa yang sedang diangkat. Salah satu cara untuk mengetahui permasalahan dan mengetahui fenomena yang terjadi adalah dengan melihat dan mempelajari kajian teori dari peneliti sebelum-sebelumnya. Berdasarkan pengetahuan atau data yang diperoleh inilah yang akan memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lapangan.

4. Membantu membuat instrumen penelitian.
Teori akan membantu peneliti berpikir dalam membuat instrumen penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, teori menjadi hal yang paling penting. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, dapat dilihat berdasarkan pada fenomena atau gejala yang terlihat dan yang terjadi, barulah mengembangkan teori.

F.N. Kerlinger menyebutkan bahwa teori memiliki fungsi diantaranya adalah :
  • menyediakan kerangka konsepsi penelitian, dan memberikan pertimbangan perlunya penyelidikan.
  • membuat pertanyaan yang terinci untuk penyidikan.
  • menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti.
  • kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.

S. Burchill dan A. Linklater, dalam “Theory of International Relation”, menyebutkan bahwa fungsi utama dari teori adalah :
  • menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan fenomena yang terjadi.
  • mengurangi kompleksitas fenomena dunia nyata.


Peran Teori. Selain memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas, teori juga memiliki beberapa peran, diantaranya adalah :
  • sebagai orientasi. Teori dapat dijadikan sebagai orientasi, yaitu untuk membuat suatu penelitian fokus pada tema dan mempersempit cakupan yang akan ditelaah.
  • sebagai konseptual dan klasifikasi. Teori sebagai upaya peneliti memberikan petunjuk sekaligus memberikan definisi yang lebih mudah dipahami dan memuat konsep-konsep baru di masyarakat.
  • generalisasi. Teori memberikan rangkuman terhadap hubungan dari preposisi yang diangkat, sehingga tema atau preposisi yang awalnya bersifat standar dan biasa-biasa saja semakin lebih tegas setelah dilakukan kajian teori.
  • sebagai prediksi. Teori dapat digunakan untuk meramalkan sesuatu hal yang bersifat ilmiah yaitu dengan mengetahui gejala dan sistemnya. Dari gejala-gejala dan sedikit gambaran inilah yang memudahkan peneliti mampu memahami gambaran atau probabilitas kemungkinan yang akan terjadi.


Tujuan Teori. Dalam suatu penelitian, tujuan adanya teori adalah sebagai berikut :
  • membatasi permasalahan penelitian. Kehadiran teori sangat membantu peneliti terutama untuk membatasi permasalahan penelitian agar tidak melebar kemana-mana.
  • mengorganisasikan hasil penelitian yang pernah dilakukan. Adanya teori akan mengorganisasikan hasil penelitian yang lampau. Dari kajian atau pembahasan teori yang dikumpulkan, peneliti akan tahu perspektif dan pendapat dari tokoh satu dengan tokoh yang lain, sehingga akan membantu peneliti untuk menemukan kesimpulan atau jawaban atau variasi gagasan baru.
  • pembaruan teori sesuai perkembangan penelitian. Teori dapat dijadikan sebagai bentuk komparasi ilmu pengetahuan yang pernah dilakukan di masa lampau, di masa sekarang. dan dimasa yang akan datang.


Penyusunan Landasan Teori. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun landasan teori, diantaranya adalah :
  • Landasan teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu.
  • Cara penulisan dari sub bab ke sub bab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.
  • Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku dengan edisi terbaru. Jika menggunakan jurnal sebagai referensi, maka pembatasan tahun terbitan tidak berlaku.
  • Semakin banyak sumber bacaan, maka kualitas penelitian yang dilakukan akan semakin baik, terutama sumber bacaan yang terdiri dari teks book atau sumber lain seperti : jurnal, artikel dari majalah, koran, internet, dan lain sebagainya.
  • Pada akhir landasan teori, pada penelitian korelasional, disajikan model teori, model konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada sub bab tersendiri, sedangkan pada penelitian studi kasus cukup menyusun model teori dan beri keterangan.
  • Model teori dimaksud merupakan landasan pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang dilakukan. Landasan dimaksud dapat berupa landasan dari ahli yang sudah ada, maupun landasan yang berdasarkan teori-teori pendukung yang ada. Dari landasan teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika dianggap perlu memberikan batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian teori, elemen, fungsi, peran, dan tujuan teori, serta penyusunan landasan teori.

Semoga bermanfaat