Harga Diri (Self Esteem) : Pengertian, Aspek, Bentuk, Dan Tahapan Harga Diri, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Harga Diri. Harga diri atau “self esteem” merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh manusia, karena harga diri merupakan salah satu bentuk kehormatan bagi setiap manusia. Selain itu, harga diri juga merupakan salah satu aspek kepribadian yang berperan penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku seorang manusia.

Secara umum, harga diri atauself esteemdapat diartikan sebagai “personal judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap seseorang terhadap dirinya sendiri. Harga diri juga dapat berarti penilaian seseorang terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana seseorang tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

Oleh karena harga diri sangat penting bagi manusia, maka harga diri dapat dilihat sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Abraham H. Maslow, dalam “Motivation and Personality” membagi kebutuhan akan harga diri menjadi dua hal, yaitu :
  • penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, yang mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian dan kebebasan. Individu ingin mengetahui atau yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya.
  • penghargaan dari orang lain, diantaranya prestasi.


Selain itu, pengertian harga diri atau self esteem” juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Stanley Coopersmith, dalam “The Antecedent of Self Esteem”, menyebutkan bahwa harga diri adalah evaluasi yang dibuat seseorang dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan seseorang terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan. Dengan kata lain, harga diri adalah penilaian personal terhadap dirinya sendiri yang mencerminkan seberapa besar dirinya mampu, berarti, sukses dan dihargai yang diekspresikan melalui sikapnya sendiri.
  • Gail Wiscarz Stuart dan Sandra J. Sundeen, dalam “Principles and Practice of Psychiatric Nursing”, menyebutkan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Hal tersebut berarti bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
  • Robert A. Baron dan D. Byrne, dalam “Psikologi Sosial”, menyebutkan bahwa harga diri adalah evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu, sikap orang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif sampai negatif. Ditegaskan bahwa harga diri merujuk pada sikap seseorang terhadap dirinya sendiri, mulai dari sangat negatif sampai sangat positif, individu yang ditampilkan nampak memiliki sikap negatif terhadap dirinya sendiri. Harga diri yang tinggi berarti seorang individu menyukai dirinya sendiri, evaluasi positif ini sebagian berdasarkan opini orang lain dan sebagian berdasarkan dari pengalaman spesifik.


Aspek Harga Diri. Terdapat beberapa aspek sebagai pembentuk harga diri. Stanley Coopersmith menyebutkan bahwa terdapat empat aspek yang terkandung dalam harga diri, yaitu :

1. Power.
Power atau kekuasaan merupakan hasil dari kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi tindakan dengan mengendalikan perilakunya sendiri serta orang lain. Power atau kekuasaan dapat diperoleh dengan cara menerima, menghormati, dan mempertimbangkan pendapat dari orang lain dengan adil.

2. Significance.
Significance atau keberartian merupakan kepedulian, perhatian, dan afeksi yang diterima seseorang dari orang lain. Hal tersebut merupakan penghargaan dan minat dari orang lain dan pertanda penerimaan dan popularitasnya. Keadaan tersebut ditandai dengan kehangatan, keikut-sertaan, perhatian dan kesukaan orang lain terhadapnya.

3. Virtue.
Virtue atau kebajikan merupakan ketaatan seseorang dan kemampuan memberi. Ketaatan seseorang terhadap aturan dalam masyarakat serta tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari norma dan ketentuan yang berlaku di masyarakat akan membuat seseorang tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat. Demikian juga apabila seseorang mampu memberikan contoh atau dapat menjadi panutan yang baik bagi lingkungannya, akan diterima secara baik oleh masyarakat. Jadi ketaatan seseorag terhadap aturan masyarakat dan kemampuan seseorang dalam memberi contoh bagi masyarakat dapat menimbulkan penerimaan lingkungan yang tinggi terhadap seseorang tersebut.

4. Competence.
Competence atau kompetensi merupakan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan berprestasi, yang ditandai dengan tingkat performansi dengan variasi tugas sesuai dengan tahapan usianya.


Robert W. Reasoner, dalam “Extending Self Esteem Theory And Research”, menyebutkan bahwa secara umum harga diri seseorang memiliki tiga aspek, yaitu :
  • physically self esteem atau harga diri fisik, merupakan sikap sesorang untuk dapat mengahargai diri sendiri berdasarkan penilaian terhadap karakteristik orang-orang fisiknya.
  • performance self esteem atau harga diri prestasi, merupakan sikap penghargaan terhadap pengalaman prestasi kerja dimasa lalunya.
  • social self esteem atau harga diri sosial, merupakan sikap penghargaan terhadap penilaian orang lain pada dirinya.

Sedangkan Nathaniel Branden, dalam “The Power of Self Esteem”, menyebutkan bahwa harga diri memiliki dua aspek yang saling berkaitan, yaitu :

1. Self afficacy.
Self efficacy merupakan :
  • kepercayaan diri seseorang dalam kemampuan berpikir.
  • kepercayaan diri terkait kemampuan seseorang dalam proses menilai, memilih, dan memutuskan.
  • kepercayaan diri tentang kemampuan seseorang untuk memahami fakta-fakta realitas dalam lingkup kepentingan dan kebutuhan individu.

2. Self respect.
Self respect merupakan :
  • kepastian terkait keyakinan diri.
  • sikap setuju terhadap hal untuk hidup bahagia.
  • kenyamanan dalam menyatakan pendapat, keinginan, dan kebutuhan.
  • perasaan suka dengan kehidupannya.

Self efficacy dan self respect merupakan dua aspek utama yang membentuk harga diri yang sehat. Jika salah satu aspek tersebut dalam keadaan tidak baik, maka harga diri dapat terganggu.


Bentuk Harga Diri. Harga diri dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Nathaniel Branden menyebutkan bahwa karakteristik dari harga diri dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :

1. Strong.
Strong atau kuat merupakan bentuk harga diri yang ditandai dengan kebutuhan manusia untuk dihargai oleh manusia yang lain, misalnya : kebutuhan terhadap status, kemuliaan, kehormatan, perhatian, reputasi, apresiasi bahkan dominasi. Selanjutnya, Nathaniel Branden menjelaskan bahwa seorang yang memiliki harga diri yang kuat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • self confidence atau percaya diri, maksudnya adalah memiliki kemampuan dalam menghadapi segala sesuatu dengan penuh percaya diri dan tidak mudah putus asa, serta menyadari sepenuhnya kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.
  • goal oriented atau mengacu hasil akhir, maksudnya adalah ketika ingin melaksanakan sesuatu selalu memikirkan langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dengan memikirkan segala konsekuensi yang diperkirakan akan muncul serta memiliki alternatif lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.
  • appreciative atau menghargai, maksudnya adalah merasa cukup dan selalu bisa untuk menghargai yang ada di sekelilingnya serta dapat membagi kesenangannya dengan orang lain.
  • contented atau puas/senang, maksudnya adalah dapat menerima dirinya apa adanya dengan segala kelebihan dan kelemahanya serta mempunyai toleransi yang tinggi atas kelemahan orang lain.

2. Weak.
Weak atau lemah merupakan bentuk harga diri yang ditandai dengan kebutuhan manusia untuk percaya diri, kompetensi, independensi, dan kesuksesan. Selanjutnya, Nathaniel Branden menjelaskan bahwa seorang yang memiliki harga diri yang lemah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • critical atau selalu mencela, maksudnya adalah selalu mencela orang lain, banyak keinginannya dan sering kali tidak terpenuhi, senang memperbesar masalah-masalah kecil dan seringkali tidak mengakui kelemahannya.
  • self centered atau mementingkan dirinya sendiri, maksudnya adalah egois, tidak peduli dengan kebutuhan atau perasaan orang lain, segala sesuatunya berpusat pada diri sendiri, tidak ada tenggang rasa dengan lainnya yang akhirnya berakibat bisa menjadi frustasi.
  • cynical atau sinis/suka mengolok-olok, maksudnya adalah senang meledek orang lain dengan omongan yang sinis, sering menyalah artikan pemikiran, kegiatan, kebaikan serta niat baik orang lain sehingga orang lain tidak senang pada dirinya.
  • diffident atau malu-malu, maksudnya adalah menyangkal atas semua kelemahannya, tidak pernah bisa membuktikan kelebihannya dan sering kali gagal dalam melakukan sesuatu.


Tahapan Terbentuknya Harga Diri. Harga diri terbentuk melalui beberapa tahapan. Sumadi Suryabrata, dalam “Psikologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa harga diri terbentuk melalui beberapa tahapan, yang dapat disingkat dengan “G-R-O-W-T-H”, yaitu sebagai berikut :
  • Goal setting atau merencanakan tujuan, maksudnya adalah berani menentukan tujuan hidup.
  • Risk taking atau mengambil resiko, maksudnya adalah berani mengambil resiko karena seseorang tidak akan pernah mengetahui kemampuan diri sendiri jika tidak mau mengambil resiko.
  • Opening up atau membuka diri, maksudnya adalah kalau seseorang mau membuka diri dan berbagi rasa (sharing) dengan orang lain maka akan mudah baginya untuk mengenali dirinya sendiri.
  • Wise choice making atau membuat keputusan yang bijaksana, maksudnya adalah kalau seseorang dapat membuat keputusan yang benar maka akan meningkatkan harga diriconfidence dan harga diri.
  • Time sharing atau berjalan sesuai dengan waktu, maksudnya adalah jangan terlalu memberikan tekanan atau paksaan pada diri.
  • Healing atau penyembuhan, maksudnya adalah melakukan penyembuhan dalam arti fisik dan mental yang dapat dilakukan dengan cara membuat komitmen dan rasa syukur


Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga diri.  Stanley Coopersmith menyebutkan bahwa terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi harga diri, yaitu:

1. Penerimaan atau penghinaan terhadap diri.
Seseorang yang merasa dirinya berharga akan memiliki penilaian yang lebih baik atau positif terhadap dirinya dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami hal tersebut. Seseorang yang memiliki harga diri yang baik akan mampu menghargai dirinya sendiri, menerima diri, dan tidak menganggap rendah dirinya, sebaliknya seseorang dengan harga diri rendah umumnya akan menghindar dari persahabatan, cenderung menyendiri, tidak puas akan dirinya, walaupun sesungguhnya orang yang memiliki harga diri yang rendah memerlukan dukungan.

2. Kepemimpinan atau popularitas.
Penilaian atau keberartian diri diperoleh seseorang pada saat orang tersebut harus berperilaku sesuai dengan tuntutan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya yaitu kemampuan seseorang untuk membedakan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya.

3. Keluarga dan orang tua.
Keluarga dan orang tua memiliki porsi terbesar yang mempengaruhi harga diri, ini dikarenakan keluarga merupakan modal pertama dalam proses imitasi. Alasan lainnya karena perasaan dihargai dalam keluarga merupakan nilai penting dalam mempengaruhi harga diri.

4. Keterbukaan dan kecemasan.
Seseorang cenderung terbuka dalam menerima keyakinan, nilai-nilai, sikap, moral dari seseorang maupun lingkungan lainnya jika dirinya diterima dan dihargai. Sebaliknya seseorang akan mengalami kekecewaan bila ditolak lingkungannya.

Sedangkan H.A. Michener, J.D. DeLamater, dan D.J. Myers, dalam “Social Psychology”, menyebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi harga diri adalah :

1. Family experience.
Hubungan orang tua-anak dikatakan penting untuk perkembangan harga diri. Pengaruh keluarga terhadap harga diri menunjukkan bahwa self-concept yang dibangun mencerminkan gambaran diri yang dikomunikasikan atau disampaikan oleh orang-orang terpenting dalam hidupnya (significant others).

2. Performance feedback.
Umpan balik yang terus menerus terhadap kualitas performa seseorang seperti kesuksesan dan kegagalan, dapat mempengaruhi harga diri. Seseorang memperoleh harga diri melalui pengalamannya sebagai tokoh yang membuat sesuatu terjadi di dunia, yang dapat mencapai cita-cita dan dapat mengatasi rintangan.

3. Social comparison.
Social comparison sangat penting untuk harga diri karena perasaan memiliki kompetensi tertentu didasarkan pada hasil performa yang dibandingkan baik dengan hasil yang diharapkan diri sendiri maupun hasil performa orang lain.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian harga diri (self esteem), aspek, bentuk, dan tahapan terbentuknya harga diri, serta faktor yang mempengaruhi harga diri.

Semoga bermanfaat.