Pembagian Kerja : Pengertian, Klasifikasi, Indikator, Bentuk, Dan Manfaat Pembagian Kerja, Serta Kelebihan Dan Kekurangan Pembagian Kerja

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pembagian Kerja. Suatu organisasi atau perusahaan merupakan wadah bagi para anggotanya untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam organisasi terdapat banyak sumber daya yang harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi dengan efisien, sehingga menghasilkan suatu produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

Produksi dikatakan efisien apabila dapat menghasilkan lebih banyak output dengan input yang sama, atau dengan kata lain disebut dengan “produktif”. Salah satu cara untuk menjadikan suatu organisasi produktif dengan sumber daya yang dimilikinya adalah dengan “pembagian kerja”.

Konsep pembagian kerja sudah dikenal manusia sejak jaman dahulu kala, dan menjadi populer sejak terjadinya “Revolusi Industri” pada periode antara tahun 1760 – 1850, di mana terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Revolusi industri memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, konsep pembagian kerja menjadi bagian penting dalam masyarakat setelah “Revolusi Pertanian”, pada akhir tahun 1970-an. Pada saat itu, Indonesia mengalami kelebihan atau surplus makanan untuk pertama kalinya.

Secara umum, pembagian kerja dapat diartikan sebagai membagi pekerjaan yang diperlukan untuk menghasilkan produk menjadi beberapa tugas yang berbeda dan saling tergantung. Pembagian kerja juga dapat berarti suatu pernyataan atau informasi yang sifatnya tertulis yang menguraikan mengenai fungsi, tugas, wewenang, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan tertentu lainnya, yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga tujuan organisasi tercapai.


Selain itu, pengertian pembagian kerja juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Soekidjo Notoatmodjo, dalam “Pengembangan Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa pembagian kerja adalah merupakan daftar kegiatan atau tugas yang harus dilakukan oleh setiap karyawan dalam organisasi, sesuai dengan jabatan atau pekerjaan karyawan yang bersangkutan.
  • T. Hani Handoko, dalam “Manajemen”, menyebutkan bahwa pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.
  • Sutarto, dalam “Dasar-Dasar Organisasi”, menyebutkan bahwa pembagian kerja adalah rincian serta pengelompokan tugas-tugas yang semacam era hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu.
  • Malayu S.P. Hasibuan, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa pembagian kerja adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek- aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan karyawan, karena mungkin saja seorang karyawan sanggup diberi tugas yang banyak, tetapi bagaimana dengan penyelesaiannya. Pembagian kerja dilakukan dengan asumsi bahwa semakin kecil tugas yang dibebankan maka akan semakin cepat penyelesaiannya dari waktu, semakin ringan dari segi tenaga yang digunakan, semakin mudah dalam penggunaan pikiran, semakin hemat pula biaya yang digunakan.


Klasifikasi Pembagian Kerja. Pembagian kerja dalam suatu organisasi tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan, melainkan harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari organisasi. Sutarto menjelaskan bahwa dalam melakukan pembagian kerja harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :
  • pembagian kerja berdasarkan fungsi, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain yang memiliki fungsi tertentu.
  • pembagian kerja berdasarkan produksi, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain, sehingga menghasilkan jenis barang tertentu.
  • pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain, yang masing-masing secara berurutan harus dilalui sehingga pekerjaan selesai dengan sempurna.
  • pembagian kerja berdasarkan langganan, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain, yang masing-masing memberikan pelayanan kepada orang-orang atau badan-badan tertentu yang datang secara tetap sebagai yang diberikan pelayanan.
  • pembagian kerja berdasarkan jasa, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain, yang masing-masing memakai jenis alat tertentu atau jenis kelengkapan alat tertentu.
  • pembagian kerja berdasarkan alat, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain, yang masing-masing memakai jenis alat tertetu atau jenis kelengkapan alat tertentu.
  • pembagian kerja berdasarkan wilayah, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain, yang masingmasing mengurusi atau mengurusi atau menguasai satuan wilayah kerja tertentu, atau satuan organisasi yang menguasai dalam bidang-bidang tertentu.
  • pembagian kerja berdasarkan waktu, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain, untuk dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan berdasarkan jam kerja dan waktu yang dibutuhkan.
  • pembagian kerja berdasarkan jumlah, yang dilakukan dengan memperinci serta mengelompokkan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain, yang masing-masing dengan memperhatikan banyaknya pegawai dan besarnya beban kerja yang ada.


Indikator Pembagian Kerja. Terdapat beberapa indikator dalam pembagian kerja. Sutarto menjelaskan bahwa untuk mengukur pembagian kerja digunakan beberapa indikator sebagai berikut :

1. Penempatan Kerja.
Penempatan kerja adalah penugasan setiap karyawan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan pendidikan yang dimiliki oleh karyawan yang bersangkutan. sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal.

2. Beban Kerja.
Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan dibebankan (menjadi tanggung jawab) kepada satuan kerja organisasi atau seorang karyawan tertentu. Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya seorang karyawan yang mempunyai beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan di organisasi tersebut harus tetap sama beban kerjanya.

3. Spesialisasi Pekerjaan.
Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarkan atas keahlian atau keterampilan khusus yang dimiliki karyawan. Spesialisasi pekerjaaan sangat diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri. Agar semua tugas pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan bukan berarti mengkotak-kotakan karyawan.


Bentuk Pembagian Kerja. Pembagian kerja dapat dilakukan dalam beberapa bentuk. Sutarto menjelaskan bahwa berdasarkan rangkaian kerja yang dilakukan, pembagian kerja dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :

1. Pembagian kerja seri.
Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja seri adalah aktivitas dalam organisasi dirinci menjadi urutan tugas yang penyelesaiannya dilakukan secara berturutan dari pejabat yang satu ke pejabat yang berikutnya sehingga pekerjaan selesai.

2. Pembagian kerja paralel.
Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja paralel adalah aktivitas dalam organisasi dirinci menjadi beberapa kelompok urutan tugas yang semacam yang untuk menyelesaikan tiap kelompok urutan tugas diserahkan kepada “commit to user” seorang pejabat atau beberapa orang pejabat sehingga beberapa kelompok urutan tugas akan berjalan bersama.

3. Pembagian kerja gabungan seri dan paralel.
Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja gabungan seri dan paralel adalah aktivitas dalam organisasi dirinci menjadi beberapa urutan tugas yang penyelesaiannya dilakukan secara serentak, tugas yang satu tidak perlu menunggu selesainya tugas yang lain.

Sedangkan George R. Terry dan Leslie W. Rue, dalam “Dasar-Dasar Manajemen”, menjelaskan bahwa pembagian kerja dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu :

1. Pembagian kerja secara vertikal atau tegak.
Pembagian kerja secara vertikal atau tegak adalah pembagian kerja yang didasarkan atas penetapan, garis-garis kekuasaan dan menentukan tingkat-tingkat yang membentuk banguna organisasi itu secara tegak. Pembagian kerja vertikal atau tegak selain dari menetapkan kekuasaan, juga dapat memudahkan arus komunikasi dalam organisasi.

2. Pembagian kerja secara horisontal atau mendatar.
Pembagian kerja secara horisontal atau mendatar adalah pembagian kerja yang didasarkan atas spesialisasi kerja dengan asumsi dasar membuat setiap tugas pekerja menjadi terperinci, makin banyak pekerjaan yang dapat dihasilkan dengan usaha yang sama melalui peningkatan efisiensi dan kualitas. Pembagian kerja secara horisontal atau datar terdapat dua dimensi kerja, yaitu :
  • job scope atau lingkup kerja, mengacu kepada banyaknya jenis yang berbeda-beda dari operasi yang dilakukan. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan lingkup yang sempit, maka pekerja akan melakukan lebih sedikit operasi-operasi dan mengulang-ulangi lingkaran itu berkali-kali.
  • job depth atau kedalaman kerja, mengacu kepada kebebasan pekerja-pekerja untuk merencanakan dan mengorganisir pekerjaan mereka sendiri, bergerak dan berkomunikasi seperti yang diinginkan.


Manfaat Pembagian Kerja. Pembagian kerja memiliki beberapa manfaat. Veithzal Rivai, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan”, menyebutkan bahwa manfaat pembagian kerja dalam suatu organisasi adalah untuk menentukan :
  • ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (job summary and duties).
  • situasi dan kondisi kerja (working condition).
  • persetujuan (approvals).

Sedangkankan H.B. Siswanto, dalam “Pengantar Manajemen”, menjelaskan bahwa adanya pembagian kerja dalam suatu organisasi akan memiliki manfaat dalam kondisi sebagai berikut :
  • apabila suatu pekerjaan terdiri atas sedikit tugas, manajemen organisasi akan mudah memberikan pelatihan penggantinya bagi bawahan yang diberhentikan, dimutasi, atau mangkir.
  • apabila suatu pekerjaan hanya memerlukan tugas yang sedikit jumlahnya, bawahan dapat menjadi ahli dalam melaksanakan tugas tersebut.


Kelebihan dan Kekurangan Pembagian Kerja. Pembagian kerja yang dilakukan oleh suatu organisasi memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut :

1. Kelebihan pembagian kerja :
  • memperbaiki pengalaman dan pengetahuan karyawan dengan lebih cepat karena hanya fokus pada satu atau sedikit tugas.
  • membutuhkan lebih sedikit pelatihan karena karyawan hanya perlu menguasai beberapa keterampilan untuk menjadi ahli dalam melakukan tugas.
  • lebih sedikit kesalahan dengan lebih cepat belajar dari pengalaman karena tidak harus mempelajari banyak aspek.
  • waktu yang lebih optimal karena karyawan tidak perlu pindah ke tempat atau stasiun lain untuk melakukan tugas lain.
  • mengurangi tumpang tindih pekerjaan karena bisnis telah membagi proses produksi ke dalam beberapa tugas spesifik yang berbeda.
  • lebih cepat untuk meraih skala ekonomi dengan meningkatkan produktivitas karyawan yang ada.

2. Kekurangan pembagian kerja :
  • penurunan produktivitas, karena karyawan bosan dan kurang bersemangat.
  • tidak fleksibel karena karyawan hanya dapat melakukan satu pekerjaan dan tidak dapat melakukan pekerjaan lain.
  • pengangguran struktural karena karyawan tidak dapat beralih ke pekerjaan lain ketika organisasi atau perusahaan mereka bangkrut atau tutup.
  • kegagalan sistem produksi karena kerusakan mesin pada satu tahap berdampak pada semua tahap yang berurutan.
  • operasi organisasi atau perusahaan akan terhenti apabila satu karyawan tidak hadir dan tidak ada yang menggantikan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pembagian kerja, klasifikasi, indikator, bentuk, dan manfaat pembagian kerja, serta kelebihan dan kekurangan pembagian kerja.

Semoga bermanfaat.