Pengertian Dan Ciri-Ciri Korban Bullying

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Bullying, secara konsep bisa diartikan sebagai bentuk agresi atau serangan dimana terjadi ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku (bullies/bully) dengan korban. Pelaku pada umumnya memiliki kekuatan atau kekuasaan lebih besar daripada korbannya. Barbara Coloroso (2006 : 47 - 50), membagi bullying dalam 4 kategori, yaitu :

gambar : clipartion.com
1. Bullying Secara Verbal.
Perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, teror, mengintimidasi, dan lain-lain. Bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudag dilakukan dan akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.

2.
Bullying Secara Fisik.
Yang termasuk dalam jenis bullying secara fisik adalah memukul, menendang, menampar, mencekik, menggigit, merusak, meludahi, dan lain sebagainya. Bullying jenis ini yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk yang lain. 

3. Bullying  Secara Relasional/Psikis.
Bullying secara relasional adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tertawa yang mengejek, dan lain-lain. Perilaku bullying seperti ini paling sulit dideteksi dari luar.

4. Bullying Elektronik.
Bullying elektronik merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting, e-mail, SMS, dan lain sebagainya. Biasanya digunakan untuk meneror korban dengan tulisan, gambar, ataupun rekaman video yang sifatnya mengintimidasi.Bullying jenis ini sering dilakukan oleh kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.

Ciri-ciri anak yang mengalami kekerasan atau korban bullying adalah :
  • Secara fisik, pakaian dan barang rusak, kehilangan uang, keluhan fisik, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, dan lain-lain.
  • Secara sosial terlibat dalam perkelahian dimana mereka terlihat tidak dapat mempertahankan diri, sering diganggu, terisolasi (terlihat menyendiri) pada saat jam istirahat sekolah, berusaha dekat dengan orang dewasa, kontak dengan teman sangat rendah.
  • Secara emosi terlihat cemas, lemah, tidak bahagia, dan sedih tapi tidak mampu mengatakan penyebabnya, terjadi perubahan mood dan perilaku, kemarahan yang meledak-ledak, harga diri rendah, ketakutan untuk pergi ke sekolah, dan lain-lain.
  • Secara akademik, tiba-tiba kesulitan dalam bertanya atau menjawab pertanyaan di kelas, penurunan prestasi, dan penurunan konsentrasi, tidak mau berpartisipasi dalam aktifitas kelas dan sering meninggalkan kelas (mangkir).

Pada dasarnya tak seorangpun di dunia ini yang mau atau pantas menjadi korban bullying. Setiap orang memiliki hak unutk diperlakukan dan dihargai secara pantas dan wajar. Bullying akan berdampak buruk dan menyakitkan bagi korban, seringkali effek dari bullying akan menimbulkan tauma yang berkepenjangan bagi korban sepanjang hidupnya. Bagi perkembangan anak, bullying akan membawa dampak yang negatif bagi perkembangan karakter anak, baik itu korban maupun pelaku bullying. 

Berikut ini dampak bullying terhadap :

a. Pelaku.
Tindakan yang langsung, seperti menyakiti, mengancam, atau menjelekkan, dan tindakan yang tidak langsung, seperti menghasut, mengucilkan, atau mendiamkan, yang dilakukan terhadap seorang anak pada anak lain akan membawa dampak buruk, baik pada si pelaku maupun pada korban. Pelaku biasanya mendapat kepuasan setelah "menekan" korbannya yang dalam kondisi takut serta gelisah. Hal inilah, yang kemudian semakin membentuk perilaku buruk pada pelaku bullying, karena  :
  • Arogansi terbentuk pada diri mereka.
  • Pelaku akan belajar bahwa tidak ada resiko apapun setiap melakukan kekerasan.
  • Agresif dan mudah mengancam anak lain yang lebih muda usianya, atau lebih kecil atau mereka yang tidak berdaya.
  • Berpotensi lebih besar untuk menjadi pelaku kriminal dan akan membawa masalah dalam pergaulan sosial.  

b. Korban.
Korban bullying jauh lebih terpuruk kondisinya, baik secara fisik maupun mental. Meraka akan mengalami masalah kejiwaan hingga tidak sedikit yang berujung trauma. Beberapa dampak buruk bagi korban bullying adalah :
  • Enggan untuk pergi ke sekolah.
  • Mengalami penurunan prestasi.
  • Kepercayaan diri yang semakin menurun.
  • Merasa terisolasi dalam pergaulan, menyendiri.
  • Sering sakit secara tiba-tiba.
  • Gelisah dalam tidurnya.
  • Emosi yang sulit terkontrol. 
  • Depresi dan munculnya keluhan atau perubahan perilaku.
  • Tak jarang memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka.

Peran Orang Tua dan Sekolah dalam Mencegah Bullying. Mengingat dampak psikis atau mental terhadap anak sangat besar maka korban bullying tidak boleh dipandang sebelah mata. Penanganan yag terlambat akan menjadikan si anak korban bullying akan menyimpan rapat-rapat apa yang terjadi pada dirinya, dan hal ini akan membawa dampak buruk dan trauma yang berkepanjangan buat anak korban bullying. Untuk mencegah semakin berkembangnya perilaku bullying di kalangan anak-anak sekolah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan :

a. Peran Langsung Orang Tua.
Orang tua adalah 'payung' tempat mengadu bagi si anak. Ketika si anak menjadi korban bullying, orang tua harus mau mendengarkan keluhan-keluhan si anak, kemudian bersama-sama mencari solusi terbaik terhadap masalah bullying yang terjadi pada anak. Jadikan rumah sebagai  temapt yang aman bagi anak di luar am sekolah. Artinya rumah tidak hanya cukup sebagai tempat hunian, tapi lebih menjadi tempat solusi dan pengaduan sekaligus pemberi rasa aman ketika anak sedang mengalami masalah. Jadilah pendengan yang baik untuk anak, Jangan menghindari masalah yang membutuhkan perhatian lebih orang tua. Amati dan ketahui situasi pertemanan anak di mana saja. Jangan melepas anak begitu saja, bantu mereka untuk berkomunikasi lebih baik.

b. Peran Sekolah.
Sekolah adalah rumah kedua buat si anak. Namun, ketika lingkungan sekolah sudah tidak membuat nyaman si anak, tentunya pihak sekolah (para guru) harus berperan aktif untuk membuat suasana sekolah menjadi kondusif dan aman bagi anak-anak didiknya. Apabila ada pengaduan anak atau terlihat tanda-tanda terjadinya perilaku bullying, para guru harus :
  • Bertindak aktif, tidak membiarkan kondisi tersebut berlarut-larut sehingga dapat berpotensi terjadinya bullying di sekolah.
  • Berbicara atau menegur bahkan kalau perlu menghukum pelaku bullying.
  • Kalau memang diperlukan, karena sekolah tidak mampu mengatasi perilaku bullying tersebut, segeralah lapor ke pihak yang berwajib untuk menyelesaikan permasalahan bullying tersebut.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian bullying dan ciri-ciri bullying.

Semoga bermanfaat.