Puasa Ayyamul Bidh : Pengertian, Lafadz Niat, Dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Mu’adzah bertanya kepada Aisyah r.a tentang ibadah puasa selama tiga hari berturut-turut di setiap bulannya yang selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW dan kapan saja waktu untuk melaksanakannya, sebagaimana diriwayatkan dalam HR. At Tirmidzi, yang artinya :

Apakah Rasulullah SAW senantiasa berpuasa tiga hari setiap bulannya ?”. ‘Aisyah menjawab: “Iya”. Aku (Mu’adzah) pun lalu bertanya lagi: “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?”. ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau)”.”

Dalam riwayat yang lain, dijelaskan dalam HR. Bukhari dan Muslim, yang artinya :

Abu Hurairah r.a berkata: “Kekasihku, Nabi SAW memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, agar aku tidak meninggalkannya sampai aku mati. Ketiganya adalah puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha, dan tidur malam dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir”.”



Pengertian Puasa Ayyamul Bidh. Puasa tiga hari berturut-turut yang dilaksanakan pada setiap bulan sebagaimana disebut dalam hadits tersebut di atas dinamakan “puasa ayyamul bidh”. Istilah “ayyamul bidh” merupakan bentuk jamak dari kata “al yauma” yang berarti “hari”, dan “bidh” yang berarti “putih”. Sehingga puasa ayyamul bidh juga sering disebut dengan “puasa putih”.

Dalam “Kitab Umdatul Qari’ Syarhu Shahihil Bukhari”, yang ditulis oleh Badruddin Al-Aini Al-Hanafi, dijelaskan bahwa ibadah puasa ayyamul bidh berkaitan erat dengan kisah Nabi Adam as yang diturunkan langsung oleh Allah swt untuk menetap di bumi. 

Ibnu Abbas r.a meriwayatkan bahwa sebab dinamai “ayyamul bidh” adalah bahwa ketika Nabi Adam as diturunkan ke muka bumi oleh Allah swt, matahari pada saat itu langsung membakar tubuhnya Nabi Adam as, sehingga tubuh dari Nabi Adam as menjadi hitam. Allah swt kemudian memberikan wahyu kepada Nabi Adam as untuk mengerjakan puasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih) ;

“Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)”. Lantas Nabi Adam as pun melakukan dan mengerjakan perintah dari Allah swt dengan berpuasa pada hari pertama, maka setelah melakukan puasanya tersebut anggota tubuh yang tadinya hitam maka di sepertiga anggota tubuhnya berubah menjadi putih. Ketika beliau mengerjakan puasa untuk kedua harinya, sepertiga anggota tubuhnya yang lain menjadi putih. Dan Nabi Adam as pun melanjutkan puasanya sampai tiga hai, pada hari ketiga ini sepertiga anggota badannya yang lain juga menjadi putih.


Sedangkan dalam riwayat yang lain dijelaskan bahwa sebab dinamai “ayyamul bidh” adalah karena malam-malam itu terang benderang disinari rembulan, dan rembulan selalu menyinari bumi sejak matahari terbenam sampai terbit kembali.


Puasa ayyamul bidh merupakan salah satu jenis puasa sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana sabda beliau, yang artinya :

Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).”


Berdasarkan hal tersebut, puasa ayyamul bidh dapat diartikan sebagai puasa sunnah yang dikerjakan pada pertengahan bulan berdasarkan kalender Islam (Hijrah), yaitu dilaksanakan pada setiap tanggal 13, 14, dan 15 dalam setiap bulannya, kecuali jika bertepatan dengan hari tasyrik atau hari yang terlarang untuk berpuasa maka puasa ayyamul bidh tersebut tidak boleh dilakukan. Amirulloh Syarbini, dalam “Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunnah”, menyebutkan bahwa puasa ayyamul bidh adalah puasa sunnah pada pertengahan bulan hijriah, yaitu dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan-bulan Islam


Lafadz Niat Puasa Ayyamul Bidh. Dalam pelaksanaannya, puasa ayyamul bidh tidak jauh berbeda dengan puasa lainnya. Orang yang melakukan puasa ayyamul bidh tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar (terbit matahari) hingga matahari terbenam. Perbedaannya hanya terletak pada waktu pengerjaannya yaitu pertengahan bulan Hijrah dan niat puasa yang dilafadz-kan.

Lafadz niat puasa ayyamul bidh adalah sebagai berikut :

Nawaitu shauma ghodiin an adai sunnatun ayyamil biidh lilahi taala” atau “nawaitu sauma ayyamal bidh sunnatan lillaahi ta’ala.”

yang artinya :

Saya niat berpuasa sunah hari putih karena Allah ta’ala” atau “saya niat puasa ayyamul bidh (hari-hari putih) sunah karena Allah ta’ala.”


Baca juga : Macam-Macam Puasa

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh. Terdapat banyak keutamaan melaksanakan puasa ayyamul bidh. Keutamaan puasa ayyamul bidh diantaranya adalah :

1. Menghidupkan sunnah.
Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan puasa ayyamul bidh hingga beliau wafat. Puasa sunnah ini merupakan salah satu teladan yang baik untuk diikuti dan dilaksanakan sesuai yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

2. Pahala seperti puasa setahun.
Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Bukhari dan Muslim, yang artinya :

Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari di setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang kamu lakukan. Karena itu, puasa ayyamul bidh sama dengan puasa setahun penuh.”


Sedangkan dalam HR. Abu Daud menjelaskan, yang artinya :

Rasulullah SAW biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah). Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.”


3. Mendapatkan surga Ar-Rayyan.
Surga Ar Rayyan adalah salah satu pintu surga yang diperuntukkan bagi umat muslim yang selalu berpuasa sepanjang hidupnya. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari pembalasan, hari setelah manusia dibangkitkan setelah kiamat. Selain orang yang berpuasa, tidak ada manusia lain yang akan memasuki surga melalui pintu Ar Rayyan. Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Bukhari dan Muslim, yang artinya :

Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.”


Sedangkan Muhammad Ridho, dalam “Buka Puasa Bersama Rasulullah SAW”, menjelaskan bahwa keutamaan atau manfaat puasa sunnah ayyamul bidh tidak hanya mendapatkan pahala yang besar, namun juga memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya adalah :
  • meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Imunitas tubuh dapat meningkat karena berpuasa, tentunya diimbangi dengan makanan yang sehat dan bergizi bagi tubuh.
  • meringankan kerja saluran pencernaan. Dengan berpuasa artinya menahan makan dan minum dengan jangka waktu tertentu. Sehingga saluran pencernaan bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk istirahat dan kembali bekerja secara optimal.
  • memiliki umur panjang. Dengan berpuasa, tubuh mengalami detoksifikasi, sehingga tubuh menjadi sehat dan tentunya membuat umur lebih panjang.
  • mendetok tubuh dari racun-racun. Saat berpuasa, tubuh akan membuang racun-racun melalui keringat, urin, atau saat buang air besar. Sehingga tubuh menjadi sehat.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian puasa ayyamul bidh, lafadz niat, dan keutamaan puasa ayyamul bidh.

Semoga bermanfaat.