Pengertian Strategi Komunikasi. Istilah “strategi komunikasi” dibentuk berdasarkan penggabungan dari dua kata, yaitu “strategi” yang berarti suatu pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, dan “komunikasi” yang berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Strategi komunikasi sendiri secara umum dapat diartikan sebagai suatu paduan antara perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) yang disusun sedemikian rupa sehingga komunikasi dapat berjalan efektif serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi komunikasi juga berarti suatu perencanaan dalam penyampaian pesan melalui kombinasi berbagai unsur komunikasi seperti : frekuensi, formalitas, isi, dan saluran komunikasi sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima dan dipahami serta dapat mengubah sikap atau perilaku sesuai dengan tujuan komunikasi.
Selain itu, pengertian strategi komunikasi juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Onong Uchjana Effendy, dalam “Ilmu Komunikasi: Teori dan Prakteknya”, menyebutkan bahwa strategi komunikasi adalah paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan, maksudnya adalah perencanaan yang efektif dalam penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa menerima apa yang telah disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau perilaku seseorang.
- Anwar Arifin, dalam “Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas”, menyebutkan bahwa strategi komunikasi adalah perhitungan kondisi dan situasi yang dihadapi dan yang akan dihadapi, untuk mencapai efektivitas.
- Joseph DeVito, dalam “The Interpersonal Communication”, menyebutkan bahwa strategi komunikasi adalah penerapan beberapa rencana untuk mengontrol orang lain melalui interaksi komunikasi, biasanya dengan cara memanipulasi dan memberikan dorongan sikap defensif. Strategi merupakan lawan dari spontanitas yang serba mendadak.
Baca juga : Metode Dan Strategi Komunikasi Persuasif
Komponen Strategi Komunikasi. Strategi komunikasi memiliki beberapa komponen, di mana komponen dari strategi komunikasi tersebut merupakan jawaban terhadap pertanyaan sebagai berikut :
- who ? (siapakah komunikatornya).
- says what ? (pesan apa yang dinyatakannya).
- in which channel ? (media apa yang digunakannya).
- to whom ? (siapa komunikannya).
- with what effect ? (efek apa yang diharapkan).
Baca juga : Pengertian Manajemen Komunikasi
Tujuan Strategi Komunikasi. Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett, dalam “Techniques for Effective Communication”, menyebutkan bahwa strategi komunikasi dilakukan dengan tiga tujuan utama, yaitu :
- to secure understanding (komunikan mengerti akan pesan yang diterimanya).
- to establish acceptance (penerimaan pesan oleh komunikan itu kemudian dibina)
- to motivate action (kegiatan dimotivasikan).
Teknik Strategi Komunikasi. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam strategi komunikasi. Anwar Arifin menyebutkan bahwa beberapa teknik dalam strategi komuniksi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Redundancy.
Redundancy atau disebut juga dengan nama “repetition” merupakan suatu teknik dalam strategi komuniksi yang dilakukan dengan cara mengulang-ulang pesan yang disampaikan dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian serta mempengaruhi khalayak umum.
2. Canalizing.
Canalizing merupakan suatu teknik dalam strategi komunikasi yang dilakukan dengan memahami dan meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak umum. Untuk keberhasilan komunikasi, teknik canalizing dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- harus dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standard kelompok dan masyarakat dan secara berangsur-angsur mengubahnya ke arah yang dikehendaki.
- apabila hal tersebut tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara perlahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok tersebut tidak memiliki lagi hubungan yang ketat, sehingga pengaruh kelompok akan menipis dan akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan akan mudah diterima oleh komunikan.
3. Informatif.
Informatif merupakan suatu teknik dalam strategi komunikasi yang dilakukan dengan cara memberikan penerangan terhadap pesan yang disampaikan, sehingga khalayak umum dapat dipengaruhi. Teknik ini ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak umum, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan, penerangan, berita, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan “penerangan” adalah menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula.
4. Persuasif.
Persuasif merupakan suatu teknik dalam strategi komunikasi yang dilakukan dengan cara membujuk khalayak umum, sehingga mereka terpengaruhi baik pikiran maupun perasaannya.
5. Edukatif.
Edukatif merupakan suatu teknik dalam strategi komunikasi yang dilakukan dengan cara mendidik yaitu memberikan sesuatu ide kepada khalayak umum apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta, pendapat, dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran, dengan disengaja, teratur, dan terencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan.
6. Koersif.
Koersif merupakan suatu teknik dalam strategi komunikasi yang dilakukan dengan cara memaksa khalayak umu, sehingga mereka terpengauh atau mengikuti apa yang diinginkan. Teknik koersif biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah-perintah, dan intimidasi-intimidasi.
Baca juga : Public Relations Dan Hubungan Masyarakat
Tahapan Strategi Komunikasi. Penerapan strategi komunikasi dapat dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Anwar Arifin menyebutkan bahwa tahapan dalam penerapan strategi komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Mengenal khalayak.
Komunikator harus dapat menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak, terutama berkaitan dengan pesan, metode, dan media sehingga tujuan dari proses komunikasi dapat tercapai. Untuk itu, komunikator harus dapat mengerti dan memahami pola pikir (frame of reference) dan pengalaman lapangan (field of experience) khalayak secara tepat dan seksama. Hal yang harus dimengerti dari khalayak adalah :
- kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak, seperti : pengetahuan khalayak mengenai pokok permasalahan, pengetahuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media yang digunakan, dan pengetahuan khalayak terutama perbendaharaan kata yang digunakan.
- pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma dalam kelompok tersebut berbeda.
- situasi kelompok di mana mereka berada.
2. Menentukan tujuan.
Beberapa tujuan komunikasi yang baik, diantaranya adalah :
- memberikan informasi kepada khalayak, yang merupakan bagian dari interaksi komunikasi.
- menolong dan memberikan nasehat kepada orang lain dalam mencapai tujuan.
- menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
- mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima pesan.
3. Menyusun pesan.
Model pilihan strategi melihat bagaimana komunikator memilih di antara berbagai strategi pesan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan model desain pesan memberikan perhatiannya pada bagaimana komunikator membangun pesan untuk mencapai tujuan. Proses tersebut kemudian menjadi langkah untuk menentukan strategi komunikasi dengan cara menyusun pesan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam menyusun pesan adalah :
- pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran.
- pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran , sehingga sama-sama dapat dimengerti.
- pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.
- pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh suatu kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran pada saat digerakkan untuk memberi jawaban yang dikehendaki.
4. Menetapkan metode dan memilih media yang digunakan.
Dalam menciptakan efektivitas komunikasi, selain kemantapan isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi penyampaiannya pesan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam menciptakan komunikasi yang efektif, pemilihan media memiliki peran yang sangat penting.
Baca juga : Pola Komunikasi (Patterns of Communications)
Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Komunikasi. Dalam strategi komunikasi terdapat beberapa faktor yang menjadi pendukung maupun penghambat. Onong Uchjana Effendy menyebutkan bahwa beberapa faktor yang menjadi pendukung maupun penghambat strategi komunikasi berkaitan dengan :
- sasaran komunikasi.
- situasi dan kondisi.
- pemilihan media komunikasi.
- pengkajian tujuan pesan komunikasi.
- peranan komunikator dalam komunikasi.
- daya tarik sumber.
- kredibilitas sumber.
Sedangkan, Rosady Ruslan, dalam “Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi”, menyebutkan bahwa terdapat empat jenis hambatan yang dapat mengganggu strategi komunikasi yaitu :
1. Hambatan dalam proses penyampaian (process barrier).
Hambatan ini bisa datang, baik dari pihak komunikator (sender barrier) maupun pihak penerima pesan (receiver barrier). Hambatan dari pihak komunikator disebabkan karena :
- adanya kesulitan dalam penyampaian pesan-pesannya.
- tidak menguasai materi pesan.
- belum memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal.
Sedangkan hambatan yang berasal dari penerima pesan dikarenakan :
- sulitnya komunikan dalam memahami pesan dimaksud dengan baik, yang dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan bahasa, pendidikan, intelektual, dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan.
Kegagalan komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan beberapa faktor berikut :
- feedbacknya (hasil tidak tercapai).
- medium barrier (media atau alat dipergunakan kurang tepat).
- decoding barrier (hambatan untuk memahami pesan secara tepat).
2. Hambatan secara fisik (physical barrier).
Yang termasuk sebagai hambatan secara fisik yang dapat menghambat strategi komunikasi, diantaranya adalah :
- pendengaran kurang tajam dan gangguan pada sistem.
- gangguan pada sistem pengeras suara (sound system) yang digunakan.
3. Hambatan semantik (semantik barrier).
Yang dimaksud dengan hambatan semantik (bahasa dan arti perkataan) adalah adanya perbedaan pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau lambang. Bisa jadi bahasa yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga menyulitkan pihak komunikan yang tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknisnya kurang. Atau sebaliknya, tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yang kurang.
4. Hambatan psiko-sosial (psychosocial barrier).
Adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, persepsi dan nilai-nilai yang dianut sehingga kecenderungan, kebutuhan, serta harapan-harapan dari kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda.
Baca juga : Filsafat Komunikasi
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian strategi komunikasi, komponen, tujuan, teknik, dan tahapan strategi komunikasi, serta faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi.
Semoga bermanfaat.