Komunikasi lintas budaya (cross cultural communication) merupakan bidang studi komunikasi yang memandang bagaimana manusia yang berbeda latar belakang budaya berkomunikasi. Komunikasi lintas budaya berfokus pada proses komunikasi yang terjadi dalam berbagai macam budaya yang berbeda.
- komunikasi lintas budaya dimulai dengan asumsi dasar bahwa terdapat perbedaan persepsi antara komunikator dan komunikan.
- dalam komunikasi lintas budaya terkandung isi dan relasi antar pribadi.
- komunikasi berpusat pada kebudayaan.
- efektivitas lintas budaya merupakan tujuan pokok komunikasi lintas budaya.
- gaya personal mempengaruhi komunikasi antar pribadi.
- komunikasi bertujuan mengurangi tingkat ketidak-pastian.
Komunikasi lintas budaya banyak terjadi pada ranah komunikasi interpersonal untuk menjalin hubungan informal. Namun demikian, komunikasi lintas budaya juga tidak jarang digunakan dalam hubungan interkomunal dan internasional. Berkaitan dengan komunikasi interpersonal, De Vito menyebutkan bahwa terdapat 10 prinsip seni interaksi interpersonal yang dapat digunakan sebagai landasan dalam membangun komunikasi lintas budaya yang efektif, yaitu :
- keterbukaan.
- empati.
- sikap mendukung.
- sikap sportif.
- kesetaraan.
- percaya diri.
- kedekatan.
- daya ekspresi.
- berorientasi kepada pihak lain.
- manajemen interaksi.
Prinsip dan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Lintas Budaya. Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun perencanaan komunikasi lintas budaya, yaitu sebagai berikut :
- prinsip keselarasan atau compatible.
- prinsip kesesuaian dengan kebutuhan sasaran, terutama menjawab masalah kebutuhan berdasarkan tahap-tahap kebutuhan, yaitu kebutuhan biologis, sosiologis, dan psikologis.
- prinsip pelaksanaan suatu proses belajar mengajar, yang bertujuan untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta kemampuan masyarakat yang menjadi sasaran.
Selanjutnya perencanaan komunikasi tersebut dilakukan dengan strategi sebagai berikut :
- konsolidasi, yaitu memantapkan dan mengembangkan ketenagaan dan kelembagaan yang tangguh dan mendukung kerja proses komunikasi.
- integrasi, yaitu menggalang keterpaduan kerja dengan lembaga atau pihak lain yang potensial untuk meningkatkan daya guna dan hasi guna perencanaan proses komunikasi.
- implementasi, yaitu menerapkan metode dan teknik perencanaan proses komunikasi termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta materi perencanaan.
Sementara menurut Porter dan Jain, strategi untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lintas ataupun antar budaya adalah sebagai berikut :
- memahami diri sendiri. Dengan memahami diri sendiri, seseorang dapat memposisikan diri dan tidak canggung dalam berinteraksi dengan kelompok-kelompok etnik atau masyarakat yang berbeda.
- sediakan waktu, ketika terjadi ketidak-sepahaman dengan kelompok budaya lain.
- penggunaan bahasa yang sama. Dengan menggunakan bahasa yang sama maka hubungan antar kelompok etnik akan berjalan dengan lancar.
- perhitungan setting. Pada hakekatnya berkomunikasi dengan budaya etnik lain harus memperhitungkan situasi dan kondisi yang berlaku dan dipercaya oleh kelompok lain tersebut.
- tingkatkan kemampuan berkomunikasi. Yaitu dengan cara mempelajari bahasa dan budaya kelompok lain tersebut.
- tumbuhkan umpan balik. Maksudnya adalah memberikan kesempatan bicara kepada kelompok lain, sehingga tidak mendominasi pembicaraan.
- kembangkan empati. Yaitu dengan memposisikan diri sendiri sebagai orang dari kelompok lain penting untuk meningkatkan hubungan.
- perhatikan kesamaan dari budaya yang berbeda. Dengan tidak mempersoalkan perbedaan yang terdapat pada kelompok lain, maka akan dapat meningkatkan interaksi antar budaya.
- tanggung jawab etis dalam komunikasi. Perlunya menjaga etika dalam berkomunikasi dengan kelompok lain, hal tersebut untuk menghindari terjadinya sesuatu yang buruk atau tidak diinginkan dengan kelompok lain, seperti perselisihan, permusuhan, dan lain-lain.
Efektivitas Komunikasi Lintas Budaya. Efektivitas komunikasi lintas budaya merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam proses komunikasi sehingga mempunyai efek atau berakibat berhasil guna yaitu memberikan hasil yang memuaskan. Beberapa konsep yang dikemukakan oleh para pakar komunikasi untuk mencapai efektivitas komunikasi lintas budaya adalah sebagai berikut :
- komunikasi lintas budaya akan efektif, jika setiap orang yang terlibat dalam proses komunikasi bersedia meletakkan dan memfungsikan komunikasi dalam konteks kebudayaan tertentu.
- efektivitas komunikasi lintas budaya sangat ditentukan oleh sejauh mana peserta komunikasi meminimalkan kesalahan paham atas pesan-pesan yang dipertukarkan.
Di sisi lain, efektivitas komunikasi lintas budaya dapat terwujud, apabila prinsip-prinsip komunikasi lintas budaya terpenuhi, yaitu :
1. dari sisi para pihak yang berkomunikasi (personal) :
- peserta komunikasi harus memiliki niat baik dan menunjukkan kemauan baik untuk berkomunikasi.
- peserta komunikasi perlu memiliki pengetahan yang memadai tentang kebudayaannya sendiri.
- peserta komunikasi mengembangkan harapan yang ringkas dan jelas terhadap isu-isu serta misi yang hendak diselesaikan.
- peserta komunikasi bersedia menjelaskan maksud dan tujuannya dengan pesan yang mudah dimengerti.
- peserta komunikasi harus yakin bahwa para pihak memahami peran mereka masing-masing untuk menjalin saling pengertian.
- masing-masing pihak harus bersedia untuk bersikap terbuka dan bersabar untuk mencapai tujuan komunikasi sebagai hasil komunikasi yang diharapkan.
2. dari sisi proses komunikasi :
- proses komunikasi yang terjadi harus dua arah.
- masing-masing pihak harus bersedia untuk meluangkan waktu dalam rangka mengupayakan proses komunikasi yang kondusif.
Menurut Sitaram dan Cogdell, efektivitas komunikasi lintas budaya ditentukan oleh kemampuan komunikator dalam melakukan komunikasi yang menghadapkan masalah perbedaan budaya. Beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaku komunikasi lintas budaya adalah sebagai berikut :
- menyampaikan semua maksud dan isi hati dengan cara dan gaya berkomunikasi yang jelas dan baik.
- berinteraksi dengan baik dengan menunjukkan sikap bersahabat dan menyenangkan, sehingga mendorong komunikan untuk berkomunikasi.
- menyesuaikan diri dengan budaya komunikan, meskipun tidak mudah untuk dilakukan.
- berbahasa verbal dan non verbal yang mudah dipahami oleh komunikannya.
- menjaga keseimbangan antara interaksi, relasi, dan komunikasi dengan mereka yang berbeda budaya sehingga hubungan tetap terpelihara dengan baik.
Sedangkan Hammer berdasarkan penelitian yang dilakukannya menyebutkan bahwa terdapat tiga tema sentral yang dapat mendukung efektivitas komunikasi lintas budaya, yaitu sebagai berikut :
- keterampilan dalam berkomunikasi.
- kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tekanan antar budaya.
- kemampuan untuk membangun relasi-relasi antar budaya.
Demikian penjelasan berkaitan dengan prinsip dan strategi pelaksanaan komunikasi lintas budaya serta efektivitas komunikasi lintas budaya.
Semoga bermanfaat.