Metode Komunikasi Persuasif Dan Strategi Komunikasi Persuasif

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Dalam komunikasi persuasif, peran seorang komunikator sangatlah penting dan berpengaruh. Komunikator harus memiliki nilai dan performa yang tinggi, yang dapat dicirikan dari kesiapan, kesungguhan, ketulusan, kepercayaan, ketenangan, keramahan, hingga kesederhanaannya dalam menyampaikan pesan. Komunikasi persuasif merupakan jenis komunikasi yang memiliki tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan.
  • apabila bertujuan untuk mengubah sikap komunikan, maka proses persuasi harus berkaitan dengan aspek afektif.
  • apabila bertujuan untuk mengubah pendapat komunikan, maka proses persuasi harus berkaitan dengan aspek kognitif.
  • apabila bertujuan untuk mengubah perilaku komunikan, maka proses persuasi harus berkaitan dengan aspek motorik

Beberapa komponen untuk membangun komunikasi persuasif yang efektif diantaranya adalah sebagai berikut :
  • kredibilitas. Komunikator perlu menunjukkan diri sebagai pihak yang memang menguasai dan memahami topik atau obyek yang dibicarakan.
  • alasan. Komunikator harus dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan yang logis, serta mengaitkan penjelasannya dengan kebutuhan atau harapan komunikan.
  • emosi. Situasi yang nyaman dan menyenangkan akan memudahkan komunikator untuk membangun pengaruhnya. Memainkan emosi penting bagi komunikator untuk memahami dan mengenali komunikan atau audiens, sehingga dapat membangun kesamaan komunikasi, baik dalam hal verbal (penggunaan kata-kata) maupun non verbal (bahasa tubuh yang ditampilkan).

Metode atau Teknik Komunikasi Persuasif. Dalam komunikasi persuasif terdapat beberapa metode atau teknik persuasi yang dapat digunakan oleh seorang komunikator sehingga tujuan dari pengiriman pesan dapat diterima dan dipahami oleh komunikan. Untuk menguasai metode atau teknik persuasi, diperlukan faktor-faktor diantaranya adalah sebagai berikut :

  • mampu berpikir dalam kerangka acuan yang lebih beasar untuk penggunaan metode atau teknik yang tepat dalam suatu keadaan tertentu.
  • mampu menegakkan kredibilitas.
  • mampu berempati.
  • mampu menunjukkan perbedaan dengan sasaran.
  • mampu mengetahui saat-saat yang tepat untuk menggiring komunikan (audiens) pada pesan yang diberikan.
  • mampu mengetahui kapan alat bantu komunikasi digunakan. 


Beberapa metode atau teknik persuasi yang dapat dilakukan adalah :
  • metode partisipasi, yaitu mengikutsertakan komunikan atau audiens pada suatu kegiatan agar timbul saling pengertian diantara mereka.
  • metode asosiasi, yaitu penyajian pesan yang dihubungkan dengan suatu peristiwa yang menarik perhatian komunikan atau audiens.
  • icing device (penataan), yaitu menyajikan suatu pesan dengan menggunakan pendekatan emosi agar lebih menarik, dan dapat memberikan kesan yang tidak mudah dilupakan serta lebih menonjol dari pada yang lain.
  • pay-off idea (ganjaran), yaitu penyajian pesan yang mengandung anjuran, di mana apabila anjuran itu ditaati, pasti hasilnya akan memuaskan.
  • fear arousing, yaitu menyajikan pesan yang menimbulkan rasa kuatir atau takut apabila tidak mematuhi informasi-informasi yang disajikan tersebut.

Sedangkan menurut Effendi, metode dalam komunikasi persuasif adalah :
  • Asosiasi, yaitu penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkannya pada suatu obyek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.
  • Integrasi, yaitu kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif, baik secara verbal maupun non verbal, dengan komunikan.
  • Ganjaran (pay off idea), yaitu kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menjanjikan hal yang menguntungkan atau menjanjikan harapan.
  • Penataan (icing device), yaitu upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan sebagaimana yang disarankan oleh pesan tersebut. Penataan dalam kegiatan persuasi adalah seni menata pesan dengan imbauan emosional sedemikian rupa, sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya.
  • Red Herring, yaitu suatu seni yang dipunyai seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah, kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan. Metode atau teknik ini digunakan oleh komunikator pada saat berada dalam posisi terdesak.

Strategi Komunikasi Persuasif. Efektivitas komunikasi persuasif, selain ditentukan oleh komponen komunikasi persuasif tersebut di atas, juga ditentukan oleh strategi yang direncanakan. Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan, yaitu mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku komunikan atau audiens. Oleh karenanya, strategi yang dibuat harus mencerminkan operasional taktis, diantaranya menentukan siapa yang menjadi sasaran pesan, apa pesan yang akan disampaikan, mengapa harus disampaikan, di mana lokasi penyampaian pesan, serta apakah waktu yang digunakan sudah tepat.

Dalam mempertimbangkan strategi komunikasi persuasif yang akan diterapkan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • spesifikasi tujuan persuasi.  Komunikasi persuasif setidaknya memiliki tiga tujuan, yaitu : membentuk tanggapan, memperkuat tanggapan, dan mengubah tanggapan.
  • identifikasi kategori sasaran. Sasaran persuasi (komunikan/audiens) dapat diidentifikasikan berdasarkan umur, gender, pendidikan, pekerjaan, minat khusus komunikan, dan lain-lain. 
  • perumusan strategi persuasi. Langkah-langkah perumusan strategi komunikasi persuasi antara lain : pengumpulan dan analisa data, analisis dan evaluasi fakta, identifikasi masalah, pemilihan masalah yang ingin disampaikan dan dipecahkan, perumusan tujuan, perumusan alternatif pemecahan masalah, penetapan cara pencapaian tujuan, evaluasi hasil kegiatan, dan rekonsiderasi.
  • pemilihan metode persuasi yang diterapkan. Dalam pemilihan metode persuasi, ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan, yaitu pendekatan berdasarkan media yang digunakan, sifat hubungan antara komunikator dan komunikan, serta pendekatan psikososial.

Sedangkan prinsip-prinsip dalam merencanakan strategi komunikasi persuasif yang perlu diperhatikan adalah :
  • prinsip identifikasi.
  • prinsip tindakan.
  • prinsip familiaritas dan kepercayaan.
  • prinsip kejelasan.

Menurut Ruslan, strategi persuasif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.
  • komunikator sekaligus mediator berupaya membentuk sikap dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui stimulasi.
  • mendorong publik untuk berperan serta dalam aktivitas organisasi agar tercipta perubahan sikap dan penilaian.
  • apabila perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka pembinaan dan pengembangan terus menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara dengan baik.

Metode dan strategi komunikasi persuasif tersebut dilakukan dengan maksud untuk mewujudkan  komunikasi persuasif yang efektif.

Demikian penjelasan berkaitan dengan metode komunikasi persuasif dan strategi komunikasi persuasif.

Semoga bermanfaat.