Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer. Model pembelajaran advance organizer pertama kali dikenalkan dan dikembangkan oleh David Paul Ausubel pada tahuan 1971. Model pembelajaran ini merupakan teori belajar tentang belajar bermakna, yaitu suatu proses yang dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik. Struktur kognitif merupakan jenis pengetahuan tertentu yang ada dalam pikiran, yaitu fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat peserta didik.
- informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.
- informasi yang ter-subsumsi mengakibatkan peningkatan diferensiasi dari subsume-subsumer, sehingga memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.
- informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif meninggalkan efek residual pada subsumer sehingga mempermudah belajar hal-hal yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.
Secara umum, model pembelajaran advance organizer dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran bermakna yang digunakan untuk menguatkan struktur kognitif peserta didik, di mana proses belajar dilakukan dengan cara memberikan peta-peta jalan kognitif yang mengaitkan informasi baru dengan atau pada konsep-konsep relevan sehingga peserta didik dapat mengingat dan menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki. Selain itu, pengertian model pembelajaran advance organizer juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
- R.W. Dahar, dalam “Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran”, menyebutkan bahwa model pembelajaran advance organizer adalah konsep belajar bermakna dimana suatu proses belajar yang dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
- Haryono, dalam “Model Pembelajaran Interaktif”, menyebutkan bahwa model pembelajaran advance organizer adalah peta-peta jalan kognitif dalam diri siswa, sehingga siswa dapat mengenali pengetahuan awal mereka sendiri dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari.
Aspek Model Pembelajaran Advance Organizer. Terdapat beberapa aspek dalam model pembelajaran advance organizer. Ratno Harsanto, dalam “Pengelolaan Kelas yang Dinamis”, menyebutkan bahwa aspek dalam model pembelajaran advance organizer adalah :
1. Mengaktifkan peserta didik.
Model pembelajaran advance organizer harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan, dan pengajar sebagai fasilitatornya. Selama proses pembelajaran, pengajar berfungsi sebagai penyedia atau pembimbing untuk mempermudah kegiatan pembelajaran. Dengan demikian materi pelajaran yang dipelajari peserta didik bukan sesuatu yang diperdebatkan, tetapi sesuatu yang dicari, dipahami, kemudian dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memvariasikan pengelolaan kelas.
Untuk menciptakan proses pembelajaran di kelas dengan peserta didik yang aktif, asyik dan senang, serta hasilnya memuaskan, pengajar harus menciptakan variasi dalam pengelolaan kelas.
3. Meningkatkan interaksi belajar.
Model pembelajaran advance organizer berupaya untuk meningkatkan interaksi belajar, sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup. Upaya dimaksud dilakukan dengan cara menumbuhkan interaksi antar peserta didik melalui kegiatan diskusi, tanya jawab, bermain peran, game dan sejenisnya.
Bentuk Model Pembelajaran Advance Organizer. Model pembelajaran advance organizer dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Secara umum, bentuk dari model pembelajaran advance organizer adalah :
1. Comparative Advance Organizer.
Comparative advance organizer atau advance organizer komporatif digunakan apabila materi baru yang disampaikan memiliki kemiripan dengan pengetahuan yang telah ada. Pada prinsipnya, comparative advance organzer dirancang untuk :
- membedakan antara konsep baru dan konsep lama, yang dimaksudkan untuk menghindari kebingungan yang disebabkan karena adanya kesamaan antar keduanya.
- menjelaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa bagian yang saling berhubungan.
Tujuan dari comparative advance organizer adalah untuk membantu memperluas pemahaman konsep bagi peserta didik.
2. Expository Advance Organizer.
Expository advance organizer atau advance organzier ekspositori digunakan apabila materi yang disampaikan tidak familier bagi peserta didik. Expository advance organzer dipresentasikan perancah intelektual tentang bagaimana peserta didik akan menggantungkan informasi baru yang mereka temui. Expository advance organizer ini dirancang untuk :
- mengintegrasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah siswa miliki dalam struktur kognitifnya.
Tujuan dari expository advance organizer adalah mempertajam dan memperluas pemahaman konsep.
Baca juga : Semboyan "Tut Wuri Handayani"
Tujuan Model Pembelajaran Advance Organizer. Beberapa tujuan dari model pembelajaran advance organizer adalah :
- membantu pengajar dalam mengelola dan mentransfer beragam informasi sebermanfaat dan seefisien mungkin karena pemerolehan informasi juga merupakan tujuan pendidikan.
- pengajar bertanggung jawab dalam mengelola dan memprersentasikan apa yang akan dipelajari dan pembelajar menguasai gagasan dan informasi.
- menuntun peserta didik dalam menemukan atau menemukan kembali konsep-konsep.
- peserta didik menjadi konstruktor pengetahuan yang aktif, arah tujuannya adalah mengajarkan mereka metalevel disiplin dan metakognisi untuk merespon pengajaran secara produktif.
- memperkuat struktur kognitif peserta didik tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik.
- mengorganisasikan pengetahuan awal dan pengetahuan baru dan tersimpan dalam sistem penyimpanan memori jangka pendek dan jangka panjang untuk bisa dipanggil lagi kemudian, apabila ingin digunakan.
Prinsip Model Pembelajaran Advance Organizer. Model pembelajaran advance organizer memiliki beberapa prinsip sebagai berikut :
- Pengetahuan diorganisasikan dan distruturisasikan di seputar proposisi-proposisi dasar dan ide-ide pemersatu, akan tetapi individu-individu memiliki cara yang berbeda dalam mengorganisasikan pengetahuan tentang topik tertentu.
- Kemampuan peserta didik untuk mempelajari ide-ide baru bergantung pada pengetahuan mereka sebelumnya dan struktur kognitif yang sudah ada.
- Tugas utama pengajar dalam membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan adalah : 1. mengorganisasikan bahan-bahan belajar dengan pemikiran yang mendalam dan dengan mahir. 2. memberikan advance organizer kepada peserta didik yang akan membantu mengaktifkan, dan 3. mengaitkan dan mengintegrasikan pembelajaran baru.
- memberikan isyarat atau petunjuk kepada peserta didik untuk membantu mereka dalam mengambil informasi dari ingatan jangka panjang untuk dipindahkan ke ingatan jangka pendek.
- Struktur kognitif berubah akibat adanya informasi baru dan oleh karenanya menjadi dasar untuk mengembangkan struktur-struktur kognitif baru.
Baca juga : Bimbingan Dan Konseling
Tahapan Model Pembelajaran Advance Organizer. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan model pembelajaran advance organizer. Radno Harsanto menyebutkan bahwa tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran advance organizer adalah :
1. Penyajian advance organizer.
Pada tahapa ini, kegiatan dibagi dalam tiga aktivitas, yaitu :
- mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran.
- pengenalan materi yang akan disajikan kepada peserta didik, dengan tujuan untuk mengintegrasikan, menghubungkan, dan membedakan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
- membangun struktur kognitif peserta didik dengan mengarahkan peseta didik untuk merespon materi yang telah disajikan oleh pengajar, yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan sehingga menjadi stimulus dalam menerima materi pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Penyajian bahan pelajaran.
Pada tahap ini, pengajar membuat organisasi secara tegas, serta urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit, memelihara suasana agar penuh perhatian, dan menyajikan bahan. Tahapan ini dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, seperti : diskusi, ekspositori, atau peserta didik memperhatikan gambar-gambar, melakukan percobaan atau membaca teks, yang masing-masing diarahkan pada tujuan pengajaran dan pengembangan sistem hierarki dalam kelompok belajar mengajar.
Tahap penyajian bahan pelajaran ini merupakan ciri khas dari model pembelajaran advance organizer, di mana pembahasan pengalaman belajar dilakukan dengan cara menandai dan merumuskan hal-hal yang terjadi dan menyebarkan penemuan-penemuan kepada semua peserta didik. Hal inilah yang membedakan model pembelajaran advance organizer dengan experiental learning yang berpusat pada pengalaman belajar yang diarahkan oleh peserta didik.
3. Penguatan struktur kognitif.
Pada tahap ini, beberapa kegiatan yang umumnya dilakukan oleh pengajar adalah :
- menggabungkan informasi baru ke dalam susunan materi pelajaran yang sudah direncanakan untuk pelajaran permulaan dengan mengingatkan peserta didik bagaimana setiap rincian khusus yang berhubungan dengan gambar besar.
- memastikan bahwa peserta didik telah mengerti pelajaran yang disampaikan.
- memberi kesempatan kepada pesert didik untuk memperluas pengertian mereka melebihi isi pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menguatkan struktur kognitif peserta didik adalah dengan :
- menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif.
- meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima).
- meningkatkan pendekatan kritis tentang materi pokok dan mengklarifikasikan dengan cara memberi tambahan informasi baru atau mengaplikasikan gagasan ke dalam situasi baru atau contoh lain.
Tahap penguatan struktur kognitif merupakan tahap akhir dari tahapan pelaksanaan model pembelajaran advance organizer yang bertujuan untuk menempatkan materi pelajaran baru ke dalam struktur kognitif peserta didik.
Sedangkan Aunurrahman, dalam “Belajar dan Pembelajaran”, menyebutkan bahwa tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran advance organizer adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan penyajian advance organizer.
- Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah :
- menjelaskan tujuan pembelajaran.
- mempresentasikan panduan pembelajaran advance organizer.
- menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman peserta didik yang relevan.
2. Menjelaskan materi dan tugas-tugas pembelajaran.
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah :
- menjelaskan materi pembelajaran.
- membangkitkan perhatian peserta didik.
- mengatur secara eksplisit tugas-tugas.
- menyusun susunan logis materi pembelajaran.
3. Penguatan organisasi kognitif.
Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah :
- menggunakan prinsip-prinsip secara terintegrasi.
- meningkatkan keaktifan aktivitas pembelajaran.
- mengembangkan pendekatan kritis guna memperjelas materi pembelajaran.
Baca juga : Pengertian Pedagogi, Tujuan Dan Manfaat Pedagogi
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Advance Organizer. Sebagaimana model pembelajaran yang lain, model pembelajaran advance organizer juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Secara umum, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran advance organizer adalah :
1. Kelebihan model pembelajaran advance organizer dalam pengajaran :
- peserta didik dapat berinteraksi dengan memecahkan masalah untuk menemukan konsep-konsep yang dikembangkan.
- membangkitkan perolehan materi akademik dan ketrampilan sosial peserta didik.
- mendorong peserta didik untuk mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan (peserta didik semakin aktif).
- melatih dan meningkatkan keterampilan peserta didik melalui diskusi kelompok.
- meningkatkan ketrampilan berfikir peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.
- menambah kompetensi peserta didik dalam kelas.
2. Kekurangan pendekatan model pembelajaran advance organizer dalam pengajaran :
- dibutuhkan kontrol yang intensif dari pengajar, sehingga apabila peserta didik terlalu banyak, proses pembelajaran kurang efektif.
Sedangkan Agus Suprijono, dalam “Cooperative Learning Teori dan Aplikasi”, menyebutkan bahwa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran advance organizer adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan model pembelajaran advance organizer :
- peserta didik dapat berinteraksi dengan memecahkan masalah untuk menemukan konsep-konsep yang dikembangkan.
- membangkitkan perolehan materi akademis dan keterampilan sosial peserta didik.
- mendorong peserta didik mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan (peserta didik semakin aktif).
- melatih peserta didik meningkatkan keterampilannya melalui diskusi kelompok.
- meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik baik secara individu maupun kelompok.
2. Kekurangan model pembelajaran advance organizer :
- memakan banyak waktu.
- tidak setiap pengajar mempunyai semangat dan kemampuan mengajar dengan model pembelajaran ini.
- kelas harus kecil karena model pembelajaran ini memerlukan perhatian pengajar terhadap masing-masing peserta didik.
Baca juga : Pengertian Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian model pembelajaran advance organizer, aspek, bentuk, tujuan, prinsip, dan tahapan model pembelajaran advance organizer, serta kelebihan dan kelemahan model pembelajaran advance organizer.
Semoga bermanfaat.