Pengertian Kognisi (Kognitif) Dan Gejala Kognisi Dalam Psikologi Kognitif

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Secara etimologis, istilah kognisi atau kognitif berasal dari bahasa Latin, yaitu "cognoscere" yang berberarti mengetahui, to how to recognoze. Kognisi merupakan istilah yang digunakan oleh ahli psikologi (psikolog) untuk menjelaskan  semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan. 

Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berfikir tentang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengatahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan, dan berbahasa. Kemampuan kognisi biasa disebut dengan kecerdasan atau intelegensi. Sedangkan dalam 'Dictionary of Psycology' dari Chaplin, kognisi diartikan sebagai konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.
Pengertian Kognisi (Kognitif). Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan kognisi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Salso.
Kognisi adalah studi ilmiah tentang jiwa yang berpikir dan berkaitan dengan :
  • bagaimana kita memperhatikan dan memperoleh informasi.
  • bagaimana informasi disimpan dan diproses dalam otak.
  • bagaimana memecahkan masalah, berfikir dan merumuskan bahasa.

2. Naisser.
Kognisi adalah kegiatan manusia untuk mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.

3. Myers.
Kognisi adalah semua aktivitas mental yang berkaitan dengan berpikir, memahami, dan mengingat.

4. Drever.
Kognisi adalah istilah umum  yang mencakup segenap model pemahaman, yaitu persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan penalaran.

5. Margaret W. Matlin.
Kognisi adalah aktivitas mental yang melibatkan kegiatan memperoleh, menyimpan, mencari, dan menggunakan ilmu pengetahuan.

Baca juga : Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Kognisi (Kognitif). Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dalam aspek kognisi, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Fisik. Interaksi fisik antara individu atau kelompok dengan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru. Dengan adanya interaksi tersebut maka seseorang akan mendapat pengalaman serta mengembangkannya.
  • Kematangan. Faktor kematangan dalam sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan seseorang memperoleh manfaat secara maksimal dari pengalaman fisik. Faktor ini membuka kemungkinan untuk perkembangan, sedangkan dalam kondisi kurang hal tersebut akan membatasi perkembangan prestasi secara kognisi. 
  • Lingkungan sosial. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial mencakup peran bahasa dan pendidikan. Pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan kognisinya.  
Gejala Kognisi (Kognitif) Dalam Psikologi. Kognisi merupakan proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya. Gejala kognisi dalam psikologi adalah proses mental karena kognisi mencerminkan pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Dilihat dari perilaku yang ditampilkan, gajala kognisi dalam psikologi meliputi :
  • Penginderaan. Penginderaan merupakan penyaksian indera seseorang atau suatu stimulus yang tidak jelas untuk diartikan menjadi sesuatu yang ia pahami. Melalui penginderaan seluruh organ yang ada dalam tubuh manusia berfungsi.
  • Pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan mengenali obyek, mengidentifikasikan, selanjutnya menterjemahkan ke dalam pemahaman-pemahaman yang sesuai dan dimengerti untuk menarik suatu kesimpulan baru  mengenai apa yang seseorang alami.
  • Reproduksi. Reproduksi merupakan gejala kognisi dalam psikologi yang berasal secara langsung dari jiwa yang dapat menimbulkan tanggapan menuju kesadaran seseorang, yang dimulai dari mengingat sesuatu yang telah diamati dan dialami menjadi sesuatu yang ia tidak mengerti dan terus diolah menjadi obyek atau hal yang ia pahami dan terwujud dalam tingkah lakunya mengenai pemahaman akan hal tersebut.
  • Asosiasi. Asosiasi merupakan hubungan antara anggapan satu dengan anggapan yang lain dalam satu jiwa yang satu sama lain dikaitkan dan diambil mana yang terkuat atau mana yang paling benar menurutnya.
  • Fantasi. Fantasi merupakan pemikiran mengenai bayangan atau sesuatu yang dikembangkan dalam imajinasi. Fantasi adalah sesuatu yang tidak terbatas dan sulit diamati secara langsung gejala yang muncul, hal ini karena tidak semua fantasi mampu ditunjukkan dalam dunia nyata.
  • Memori. Memori merupakan gejala psikologi yang menunjukkan bahwa sesuatu yang diamati tidaklah langsung hilang, namun akan terekam dan tersimpan dalam otak, untuk kemudian dipikirkan dan diambil suatu kesimpulan.
  • Gejala lupa. Gejala lupa merupakan gejala kognisi dalam psikologi yang dialami oleh setiap manusia dan dapat diamati perilakunya secara langsung. Gejala lupa terkadang tidak dapat dibedakan antara mana yang benar dan mana yang salah. Untuk mengetahui hal tersebut dapat digunakan pendekatan psikologi.
  • Berfikir. Berfikir merupakan tahap di mana seseorang ingin membuat kesimpulan atau ingin menciptakan obyek yang baru dari obyek yang lama. Dengan berpikir seseorang akan dapat mengembangkan suatu obyek yag diamati dan mengetahui manfaat dari obyek yang diamati tersebut.
  • Tanggapan. Tanggapan merupakan kesan yang dialami setelah proses pengamatan berhenti dan setelah melalui proses berpikir. Tanggapan dapat berupa berbagai hal yang dapat diamati secara langsung, seperti ungkapan setuju atau tidak setuju atau bisa juga gejala yang tidak ditimbulkan secara langsung, seperti diam dengan ekspresi yang menandakan ketidak-setujuannya.
  • Intuisi. Intuisi merupakan gejala kognisi dalam psikologi yang berupa kemampuan untuk memahami sesuatu tanpa penalaran rasional dan muncul dari alam bawah sadar. Intuisi tidak dapat dijelaskan secara langsung karena berhubungan dengan perasaan pribadi serta memiliki penilaian khusus akan sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan kepada orang lain.
Dari hal-hal tersebut di atas, psikologi kognitif dapat diartikan sebagai studi ilmiah psikologi yang mencakup tentang gejala-gejala kehidupan mental atau psikis yang berkaitan dengan cara manusia berfikir, seperti dalam memperoleh pengetahuan, mengolah kesan yang masuk melalui penginderaan, menghadapi masalah atau problem untuk mencari suatu penyelesaian, serta menggali dari ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam menghadapi tuntutan hidup sehari-hari.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kognisi (kognitif) dan gejala kognisi dalam psikologi kognitif.

Semoga bermanfaat.