Pemberdayaan Karyawan (Employee Empowerment) : Pengertian, Aspek, Karakteristik, Unsur Penunjang, Tujuan Dan Manfaat, Serta Tahapan Pemberdayaan Karyawan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pemberdayaan Karyawan. Istilah “pemberdayaan karyawan” terbentuk dari dua kata, yaitu “pemberdayaan” yang berarti suatu proses, cara, atau perbuatan memberdayakan. Dan “karyawan” yang berarti orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya) dengan mendapat gaji (upah). Dalam kaitannya dengan karyawan, “pemberdayaan” merupakan strategi dalam memperbaiki sumber daya manusia dengan pemberian tanggung jawab dan kewenangan terhadap mereka yang nantinya diharapkan dapat memungkinkan mereka mencapai kinerja yang lebih tinggi di era yang selalu berubah.

Secara umum, pemberdayaan karyawan atau “employee empowerment” dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan, baik oleh perusahaan atau pimpinan perusahaan, dalam memampukan atau memberikan kesempatan, kepercayaan, tanggung jawab dan wewenang kepada karyawan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan rencana pekerjaan menjadi komitmen dari karyawan itu sendiri. Mulyadi, dalam “Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan”, menjelaskan bahwa maksud dari pemberdayaan karyawan dapat ditinjau dalam dua sudut pandang, yaitu :
  • dari sudut pandang manajer, pemberdayaan karyawan adalah suatu proses pemberian peluang kepada karyawan untuk memampukan diri dalam merencanakan dan mengendalikan pengimplementasian rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan.
  • dari sudut pandang karyawan, pemberdayaan karyawan adalah proses untuk meningkatkan keandalan dirinya agar dapat dipercaya oleh manajer dalam merencanakan dan mengendalikan pengimplementasian rencana pekerja yang menjadi tanggung jawabnya.


Selain itu, pengertian pemberdayaan karyawan juga dapat dijumpai dalam berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Aileen Mitchell Stewart, dalam “Empowering People (Pemberdayaan Sumber Daya Manusia)”, menyebutkan bahwa pemberdayaan karyawan adalah memampukan dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk merencanakan, melaksanakan rencana, dan mengendalikan rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau tanggung jawab kelompoknya.
  • Sedarmayanti, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia (Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil)”, menyebutkan bahwa pemberdayaan karyawan adalah upaya yang dilakukan bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen.


Aspek Pemberdayaan Karyawan. Dari pengertian tersebut di atas, beberapa aspek penting dari pemberdayaan karyawan adalah :
  • pemberian tanggung jawab dan wewenang kepada karyawan.
  • menciptakan kondisi saling percaya antar manajemen dan karyawan.
  • adanya employee involvement, yaitu melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.


Karakteristik Pemberdayaan Karyawan. Pemberdayaan karyawan memiliki beberapa karakteristik. Ari Fadzilah, dalam “Analisis Pengaruh Pemberdayaan Karyawan dan Self of Efficacy terhadap Kinerja Karyawan”, yang dimuat dalam Jurnal Studi manajemen dan Organisasi, 3 (1), menyebutkan bahwa terdapat empat karakteristik umum yang dimiliki karyawan dalam proses pemberdayaan, yaitu :
  • sense of meaning. Meaning merupakan nilai tujuan pekerjaan yang dilihat dari hubungannya pada idealisme atau standar individu.
  • sense of competence. Kompetensi atau self-efficacy lebih merupakan kepercayaan individu akan kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas mereka dengan menggunakan keahlian yang mereka miliki. Dimensi ini menggunakan istilah kompetensi daripada self-esteem karena difokuskan pada efficacy secara spesifik pada peran pekerjaan.
  • sense of self-determination. Bila kompetensi merupakan keahlian dalam berperilaku, maka self-determination merupakan suatu perasaan memiliki suatu pilihan dalam membuat pilihan dan melakukan suatu pekerjaan.
  • sense of impact. Impact atau dampak merupakan derajat dimana seseorang dapat mempengaruhi hasil pekerjaan baik strategis, administratif, maupun operasional.


Unsur Penunjang Pemberdayaan Karyawan. Pemberdayaan karyawan memiliki beberapa unsur penunjang. Aileen Mitchell Stewart, menyebutkan bahwa beberapa unsur penunjang yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pemberdayaan karyawan dalam sebuah perusahaan, diantaranya adalah :

1. Mengembangkan visi bersama.
Visi bersama yang dimiliki lebih bernilai dari pada sekedar mencari rumusan misi yang singkat (atau malah berkepanjangan), visi tidak hanya menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan, tetapi juga mengarahkan perusahaan tersebut hendak dibawa dan seperti apa.

2. Mendidik.
Karyawan perlu mengerti apa dan bagaimana jika mereka harus mengambil keputusan. Untuk itu diperlukan pendidikan, bukan hanya pelatihan. Pelatihan bertujuan untuk menstandarkan perilaku karyawan, sedangkan pendidikan bertujuan untuk menciptakan kemampuan berpikir karyawan sehingga mereka mampu berpikir mengambil keputusan sendiri tentang apa yang harus dikerjakan.

3. Menyingkirkan rintangan-rintangan.
Manajemen perusahaan yang memerlukan pemberdayaan karyawan seharusnya menyadari dan berusaha menyingkirkan rintangan-rintangan terhadap pemberdayaan. Manajemen perlu memastikan bahwa segala sistem atau prosedur telah sejalan dengan tujuan-tujuan itu. Jauhkan segala macam halangan dan rintangan (apakah itu orang, prosedur administratif, ataupun hal-hal teknis).

4. Mengungkapkan.
Berapapun besarnya keyakinan akan perlunya pemberdayaan karyawan, manajemen perusahaan tidak dapat mengharapkan bahwa karyawan akan sama antusiasnya jika mereka tidak memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan dengan pemberdayaan itu. Dalam hal ini, manajemen perlu mengungkapkan pandangan dan pendapatnya dengan jelas dan jujur, sehingga karyawan cukup percaya diri untuk menggunakan inisiatif mereka dan berusaha untuk memperluas batas lingkup yang dapat mereka lakukan.

5. Menyemangati.
Manajemen perusahaan harus dapat menciptakan kegairahan dan semangat akan program pemberdayaan. Manajemen harus lebih suka membantu karyawan berkembang dari pada mengendalikan mereka.

6. Memperlengkapi.
Seorang manajer yang memberdayakan tetap bertanggung jawab agar karyawan memiliki segala yang mereka perlukan, serta keadaan lingkungan yang memadai untuk menjamin keberhasilan. Oleh karenanya, perlu adanya kepastian bahwa kekuasaan atas sumber daya juga dilimpahkan.

7. Menilai.
Jika proses pemberdayaan sudah berjalan, pentinglah memantau perkembangannya dan menilai hasilnya. Pemantauan dan penilaian hasil harus dilakukan terus menerus oleh manajemen perusahaan.

8. Mengharapkan.
Suatu program pemberdayaan yang direncanakan serta dikelola sebaik-baiknya tetap saja akan memiliki kekurangan, oleh karena itu manajemen perusahaan perlu mengantisipasi dengan membuat perencanaan lain untuk menghadapi atau mengantisipasi segala permasalahan yang mungkin muncul di kemudian hari.


Tujuan dan Manfaat Pemberdayaan Karyawan. Pemberdayaan karyawan memiliki tujuan. Widodo, dalam “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa tujuan dari pemberdayaan karyawan adalah :
  • untuk membentuk karyawan menjadi lebih mandiri. Kemandirian yang dimaksud adalah seperti kemandirian dalam berfikir, bertindak, dan kemandirian dalam mengendalikan apa yang mereka lakukan, demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.

Sedangkan manfaat dari pemberdayaan karyawan menurut Wibowo, dalam “Manajemen Kinerja”, adalah :
  • menimbulkan perasaan puas pada diri karyawan untuk mengambil tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya dengan melakukan sesuatu yang berharga dengan memperoleh kesenangan dalam melakukan komunikasi.
  • meningkatkan kepercayaan diri karyawan dalam menjalani sesuatu sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja seperti kerjasama yang lebih dekat dengan orang lain, bekerja dengan tujuan lebih jelas dan mendapatkan prestasi apabila tujuan telah tercapai.
  • mengembangkan bakat karyawan secara penuh, sehingga karyawan akan menguasai pemahaman dan keterampilan baru serta memberikan kesempatan untuk melihat sesuatu dengan berbeda, merefleksikan apa yang dilihat dan mengembangkan keterampilan baru.

Menurut Aileen Mitchell Stewart, manfaat dari pemberdayaan karyawan adalah :
  • memberikan kesempatan pada karyawan untuk meningkatkan kecakapan-kecakapan baru dan pengalaman-pengalaman yang beraneka ragam.
  • memberdayaan dan memberi karyawan rasa berpartisipasi yang lebih besar.
  • meningkatkan efektivitas perusahaan.


Tahapan Pemberdayaan Karyawan. Upaya pemberdayaan karyawan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Johnson Rai dan David Redmond, dalam “The Act of Empowerment, The Profit and Pain of Employee Involvement”, menyebutkan bahwa dalam melakukan pemberdayaan karyawan setidaknya terdapat lima tahapan yang harus dilalui, yaitu :

1. Informing.
Informing merupakan proses diseminasi informasi, yang meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab karyawan beserta hal-hal lain yang menentukan seperti :
  • informasi tentang problem yang dihadapi dan perubahan yang mungkin terjadi.
  • taktik dan strategi perusahaan.
  • target yang harus dicapai.
  • kondisi perusahaan saat ini.

2. Consulting.
Consulting merupakan proses konsultasi, yang meliputi berbagai masalah yang dihadapi oleh karyawan dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung-jawabnya yang belum dimengerti dengan jelas seperti :
  • ketentuan upah.
  • ketentuan gaji.
  • hasil penilaian kinerja.

3. Sharing.
Sharing merupakan proses pengumpulan ide. Share pendapat atau ide yang berkaitan dengan :
  • hubungan antar pekerjaan dan bagaimana mengatasi problem yang terjadi dalam hubungan tersebut.
  • inovasi dan perubahan.
  • share dalam pengambilan keputusan.

4. Delegating.
Delegating merupakan proses pendelegasian. Delegating dilakukan dengan mendefinisikan dengan jelas tentang :
  • tugas dan tanggung jawab.
  • otoritas pengambilan keputusan.
  • peluang bagi aktualisasi diri dalam konteks wewenang dan tanggungjawab.

5. Empowering.
Empowering merupakan proses pemberdayaan. Kualitas diri sebagai “intelectual capital” yang memiliki keunggulan (human resource champion) dengan kompetensi dan komitmen yang tinggi terhadap tugas dan tanggung-jawabnya.


Pada prinsipnya pemberdayaan karyawan atau employee empowerment merupakan filosofi dan strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk memberi ruang bagi karyawannya dalam membuat keputusan dan berperilaku sesuai dengan tujuan perusahaan.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pemberdayaan karyawan (employee empowerment), aspek, karakteristik, unsur penunjang, tujuan dan manfaat pemberdayaan karyawan, serta tahapan dalam pemberdayaan karyawan (employee empowerment).

Semoga bermanfaat.