Employee Engagement (Keterikatan Karyawan) : Pengertian, Ciri-Ciri, Tingkatan, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Employee Engagement

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Employee Engagement. Istilah "employee engagement", pertama kali diperkenalkan pada sekitar tahun 1990 oleh William Khan. Menurut William Khan, yang dimaksud dengan "engagement" adalah pemanfaatan diri anggota suatu organisasi untuk peran pekerjaan mereka dengan menggunakan dan mengekspresikan diri, baik secara fisik, kognitif dan emosional selama menjalankan peran mereka di dalam organisasi.

Secara umum, employee engagement atau "keterikatan karyawan" dapat diartikan sebagai sikap positif individu karyawan terhadap organisasi dan nilai organisasi. Employee engagement dapat juga berarti hubungan emosional dan intelektual yang tinggi dari karyawan terhadap pekerjaannya. Employee engagement ditunjukkan dengan perilaku karyawan yang memberikan upaya lebih terhadap pekerjaannya serta mampu bekerja secara efektif dan efisien di lingkungan kerja.

Selain itu, pengertian employee engagement juga dapat dijumpai dalam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
  • J. Gibbons, dalam "Employee Engagement : A Review of Current Research and its Implications", berpendapat bahwa employee engagement adalah hubungan emosional dan intelektual yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan terhadap pekerjaannya, organisasi, manajer, atau rekan kerja yang memberikan pengaruh untuk menambah discretionary effort dalam pekerjaannya.
  • Julia Christensen Hughes dan Evelina Rog, dalam "Talent Management, A Strategy for Improving Employee Recruitment, Retention, and Engegement within Hospitality Organization", yang dimuat dalam International Journal of Contemporary Hospitality Management, berpendapat bahwa employee engagement adalah hubungan emosional dan intelektual yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan terhadap pekerjaannya, organisasi, manajer, atau rekan kerja yang memberikan pengaruh untuk menambah discretionary effort dalam pekerjaannya.
  • Arnold B. Bakker dan Wilmar B. Schaufeli, dalam "Job Demands, Job Resources, And Their Relationship With Burnout And Engagement : A Multi-Sample Study", yang dimuat dalam Journal of Organizational Behavior, berpendapat bahwa employee engagement adalah pemikiran positif, yaitu pemikiran untuk menyelesaikan hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan dikarakteristikkan dengan vigor (resiliensi energi dan mental ketika bekerja), dedication (berpartisipasi dalam pekerjaan mengalami rasa antusiasme dan tantangan), dan absorption (konsenterasi dan senang dalam bekerja).


Ciri Employee Engagement. Menurut Arnold B. Bakker dan Wilmar B. Schaufeli, dalam "Work Engagement : An Emerging Concept in Occupational Health Psychology", yang dimuat dalam Journal of Managerial Psychology, karyawan yang memiliki engagement yang tinggi memiliki ciri-ciri sebagaimana dikenal dengan istilah 3S, yaitu :
  • Say. Secara konsisten berbicara positif mengenai organisasi dimana ia bekerja kepada rekan sekerja, calon karyawan yang potensial dan juga kepada pelanggan.
  • Stay. Memiliki keinginan untuk menjadi anggota organisasi dimana ia bekerja dibandingkan kesempatan bekerja di organisasi lain.
  • Strive. Memberikan waktu yang lebih, tenaga dan inisiatif untuk dapat berkontribusi pada kesuksesan bisnis organisasi.


Aspek Employee Engagement. Terdapat beberapa aspek dalam employee engagement. Menurut W.H. Macey dan B. Schneider, dalam "The Meaning Of Employee Engagement", yang dimuat dalam Industrial and Organizational Psychology, Volume : 1, disebutkan bahwa employee engagement memiliki tiga aspek, yaitu :
  • trait engagement, adalah pandangan positif mengenai kehidupan dan pekerjaan, yang meliputi kepribadian yang proaktif, kepribadian yang dinamis, mempunyai sifat dan afeksi yang positif, dan mempunyai sifat yang berhatihati.
  • state engagement, adalah perasaan memiliki energi, yang meliputi kepuasan (afektif), keterlibatan, komitmen, dan pemberdayaan.
  • behavioral engagement, adalah perilaku melebihi tugas yang dibebankan atau disebut perilaku peran ekstra. Meliputi perilaku sukarela, perilaku proaktif atau inisiatif personal, ekspansi peran dan adaptif.

Sedangkan Arnold B. Bakker dan Wilmar B. Schaufeli, berpendapat bahwa employee engagement dibangun berdasarkan tiga aspek, yaitu :

1. Kekuatan (Vigor).
Kekuatan dikarakteristikkan dengan energi dan resiliensi mental yang tinggi ketika sedang bekerja, kemauan berusaha sungguh-sungguh dalam pekerjaan dan gigih dalam menghadapi kesulitan. Individu dengan skor tinggi pada aspek kekuatan biasanya memiliki energi dan stamina tinggi serta bersemangat ketika bekerja. Sedangkan individu dengan skor rendah pada aspek kekuatan memiliki tingkat energi, semangat dan stamina yang rendah saat bekerja.

2. Dedikasi (Dedication).
Dedikasi mengacu pada perasaan yang penuh makna, antusias, inspirasi, kebanggaan dan tantangan. Individu yang memiliki skor tinggi pada aspek dedikasi secara kuat mengidentifikasi diri dengan pekerjaan karena adanya pengalaman bermakna, menginspirasi dan menantang. Selain itu, mereka selalu antusias dan bangga dengan pekerjaannya. Sedangkan individu dengan skor rendah tidak mengidentifikasi diri dengan pekerjaannya karena tidak memiliki pengalaman yang bermakna, menginspirasi dan menantang.

3. Keasyikan (Absorption).
Keasyikan dikarakteristikkan dengan konsentrasi penuh, minat terhadap pekerjaan dan sulit melepaskan diri dari pekerjaan. Individu yang memiliki skor tinggi pada aspek absorpsi biasanya merasa tertarik dengan pekerjaan dan sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaannya, begitupun sebaliknya.


Tingkatan Employee Engagement. Terdapat beberapa tingkatan dalam employee engagement, yaitu :

1. Engaged.
Karyawan yang engaged adalah mereka yang memiliki sifat dan semangat pembangun (builder). Mereka selalu menunjukkan kinerja dengan level yang tinggi. Karyawan ini akan bersedia menggunakan bakat dan kekuatan mereka dalam bekerja setiap hari serta selalu bekerja dengan gairah dan selalu mengembangkan inovasi agar perusahaan berkembang.

2. Not Engaged.
Karyawan yang not engaged adalah mereka yang cenderung fokus terhadap tugas dibandingkan untuk mencapai tujuan dari pekerjaan itu. Mereka selalu menunggu perintah dan cenderung merasa kontribusi mereka diabaikan.

3. Actively Disengaged.
Karyawan yang actively disengaged adalah mereka yang diibaratkan sebagai penunggu gua (cave dweller). Mereka secara konsisten menunjukkan perlawanan pada semua aspek. Mereka hanya melihat sisi negatif pada berbagai kesempatan dan setiap harinya, tipe actively disengaged ini melemahkan apa yang dilakukan oleh pekerja yang engaged.


Faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi employee engagement. Paul L. Marciano, dalam "Carrots and Sticks Don’t Work Build a Culture of Employee Engagement with the Principles of Respect", menyebutkan bahwa terdapat tujuh faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya employee engagement, yaitu :

1. Recognition.
Recognition atau pengakuan, karyawan merasa kontribusi mereka diketahui dan diapresiasi, pemberian reward diberikan berdasarkan kinerja dan para atasan secara regular mengakui anggota timberhak mendapatkannya.

2. Empowerment.
Empowerment atau pemberdayaan, para atasan menyediakan peralatan kerja, sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan karyawan untuk sukses dalam pekerjaan, memberikan otonomi dan didorong untuk mengambil resiko.

3. Supportive feedback.
Supportive feedback atau umpan balik yang mendukung, berarti para atasan memberikan feedback yang spesifik pada waktunya dalam suatu media yang mendukung, tulus, dan konstruktif, bukan untuk membuat malu atau menghukum.

4. Partnering.
Partnering atau kemitraan, karyawan diperlakukan sebagai mitra bisnis dan secara aktif berkolaborasi dalam pengambilan keputusan bisnis, menerima informasi keuangan, mendapatkan keleluasaan dalam pengambilan keputusan, atasan bertindak sebagai pendorong untuk pengembangan dan pertumbuhan karyawan.

5. Expectations.
Expectations atau harapan, di mana para atasan menjamin bahwa sasaran, tujuan dan prioritas bisnis secara jelas ditetapkan dan dikomunikasikan, karyawan mengetahui standar kinerja mereka yang dievaluasi dengan bertanggung jawab.

6. Considerations.
Considerations atau perhatian, di mana para atasan, manajer dan anggota tim menunjukkan rasa tenggang, kepedulian dan perhatian satu sama lain, para atasan secara aktif berusaha memahami pendapat dan perhatian karyawan dan memahami serta mendukung saat karyawan mengalami permasalahan pribadi.

7. Trust.
Trust atau rasa percaya, di mana para atasan menunjukkan kepercayaan dan yakin dengan skill dan kemampuan karyawan, sebaliknya karyawan percaya bahwa atasan mereka akan bekerja dengan tepat melalui mereka, para atasan memenuhi janji dan komitmen mereka sehingga karyawan mempercayai para atasan.

Sedangkan Arnold B. Bakker dan Evangelia Demerouti, dalam "The Job Demands-Resources Model : State of the Art", yang dimuat dalam Journal of Managerial Psychology, disebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi employee engegement, adalah sebagai berikut :
  • job resources. Merujuk pada aspek fisik, sosial, maupun organisasional dari pekerjaan yang memungkinkan individu untuk : mengurangi tuntutan pekerjaan dan biaya psikologis maupun fisiologis yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut, mencapai target pekerjaan, dan menstimulasi pertumbuhan, perkembangan, dan perkembangan personal.
  • salience of job resources. Faktor ini merujuk pada seberapa penting atau bergunanya sumber daya pekerjaan yang dimiliki oleh individu.
  • personal resources. Merujuk pada karakteristik yang dimiliki oleh karyawan seperti kepribadian, sifat, usia, dan lain-lain. Karyawan yang engaged akan memiliki karakteristik personal yang berbeda dengan karyawan lainnya karena memiliki skor extraversion dan concientiousness yang lebih tinggi serta memiliki skor neuoriticism yang lebih rendah.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian employee engagement (keterikatan karyawan), ciri-ciri, aspek, dan tingkatan employee engagement, serta faktor yang mempengaruhi employee engagement (keterikatan karyawan).

Semoga bermanfaat.