Keterlambatan Bicara (Speech Delay) : Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Dan Faktor Penyebab Keterlambatan Bicara, Serta Cara Mengatasi Keterlambatan Bicara

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Keterlambatan Bicara. Keterlambatan bicara atau "speech delay" merupakan istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada proses keterlambatan bicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan usia perkembangan anak. Atau dengan kata lain, keterlambatan bicara atau "speech delay" adalah kondisi di mana perkembangan bahasa dan bicara seorang anak tidak sesuai dengan urutan perkembangan yang seharusnya atau lebih lambat dari anak yang tidak memiliki gangguan keterlambatan bicara..

E.B. Hurlock
, dalam bukunya yang berjudul "Perkembangan Anak", berpendapat bahwa yang dimaksud dengan keterlambatan bicara atau speech delay adalah suatu kondisi di mana tingkat perkembangan bicara seorang anak berada di bawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umurnya sama, yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan kata.

Pertanyaannya adalah kapan seorang anak bisa dikatakan mengalami keterlambatan bicara atau speech delay ? Biasanya, apabila setelah berumur dua tahun seorang anak belum mampu mengucapkan kata, maka anak tersebut dapat dikatakan mengalami keterlambatan dalam bicara atau speech delay.


Ciri-Ciri Keterlambatan Bicara. Seorang anak yang mengalami keterlambatan bicara dapat dilihat dari adanya ciri-ciri sebagai berikut :
  • pada saat lahir, anak tidak respon terhadap suara, tidak minat untuk berinteraksi dengan orang lain.
  • pada usia 4 bulan, anak tidak mau berkomunikasi harusnya sudah mulai membuat suara.
  • pada usia 6 bulan anak tidak melirik, tidak menoleh terhadap sumber suara yang datang dari belakang atau samping, tidak respon terhadap panggilan namanya.
  • pada usia 12 bulan, tidak ada jargon atau kata-kata rutin, tidak mengatakan babbling seperti "ma ma ma, pa pa pa" atau kehilangan kemampuan bicara yang sudah pernah ada.
  • pada usia 13 - 18 bulan, tidak ada kata-kata, tidak mengerti bila diajak bicara, tidak bisa mengucapkan 3 - 20 kata.
  • pada usia 21 bulan, anak tidak respon terhadap perintah sederhana seperti duduk, berdiri, kemari, lihat, ambil.
  • pada usia 24 bulan, perbendaharaan kata kurang dari 50 kata, tidak ada kalimat, bicaranya sulit dimengerti orang lain, tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh.


Jenis Keterlambatan Bicara.  Secara umum, keterlambatan bicara atau speech delay dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
  • gangguan speech delay fungsional, merupakan jenis keterlambatan bicara yang tergolong ringan, yang terjadi karena kurangnya stimulasi atau pola asuh yang salah.
  • gangguan speech delay non fungsional, merupakan jenis keterlambatan bicara yang terjadi sebagai akibat dari adanya sebuah gangguan bahasa reseptif, seperti autism ataupun ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang dialami oleh seorang anak.

A.H. Makum, dalam "Gangguan Perkembangan Berbahasa, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak", menyebutkan bahwa keterlambatan bicara yang terjadi pada anak dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :

1. Masalah Artikulasi suara
Gangguan perkembangan artikulasi meliputi kegagalan mengucapkan satu huruf sampai beberapa huruf dan sering terjadi penghilangan atau penggantian bunyi huruf tersebut sehingga menimbulkan kesan cara bicaranya seperti anak kecil. Selain itu juga dapat berupa gangguan dalam pitch, volume atau kualitas suara.

2. Afasia
Afasia merupakan kehilangan kemampuan untuk membentuk kata-kata atau kehilangan kemampuan untuk menangkap arti kata-kata sehingga pembicaraan tidak dapat berlangsung dengan baik. Anak-anak dengan afasia didapat memiliki riwayat perkembangan bahasa awal yang normal, dan memiliki onset setelah trauma kepala atau gangguan neurologis lain.

3. Gagap
Gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara. Terdapat pengulangan suara, suku kata, kata, atau suatu bloking yang spasmodik, bisa terjadi spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah, bibir, dan laring. Terdapat kecenderungan adanya riwayat gagap dalam keluarga. Selain itu, gagap juga dapat disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak bicara dengan jelas, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak.


Faktor Penyebab Keterlambatan Bicara. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Secara umum, faktor penyebab  keterlambatan bicara yang dialami oleh seorang anak dapat terjadi karena dua faktor, yaitu :

1. Faktor Internal.
Faktor internal merupakan faktor penyebab keterlambatan bicara yang berasal dari dalam diri anak yang bersangkutan. A.K. Leung, W.L. Robson, J. Fagan, S. Chopra, dan S.H. Lim, dalam "Mental Retardation", menjelaskan bahwa beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada seorang anak adalah sebagai berikut :

1.1. Retardasi mental.
Retardasi mental yang secara umum disebut dengan keterbelakangan mental merupakan penyebab paling umum dari speech delay yang terjadi pada anak-anak. Seorang anak dengan retardasi mental biasanya akan menunjukkan :
  • keterlambatan bahasa menyeluruh.
  • keterlambatan pemahaman pendengaran.
  • keterlambatan motorik.

Semakin parah retardasi mental yang dialami oleh seorang anak, maka akan semakin lambat kemampuan komunikasi bicaranya. Retardasi mental pada anak disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : cacat genetik, infeksi intrauterin, insufisiensi plasenta, obat saat ibu hamil, trauma pada sistem saraf pusat, hipoksia, kernikterus, hipotiroidisme, keracunan, meningitis atau ensefalitis, dan gangguan metabolik.

1.2. Gangguan pendengaran.
Dalam beberapa tahun pertama setelah kelahiran, pendengaran berfungsi sangat penting dalam perkembangan bahasa dan bicara seorang anak. Gangguan pendengaran yang terjadi pada tahap awal perkembangan dapat menyebabkan keterlambatan bicara yang berat. Gangguan pendengaran dapat berupa :
  • gangguan pendengaran konduktif, dapat disebabkan oleh otitis media dengan efusi atau oleh kelainan struktur telinga tengah dan atresia dari canalis auditoris eksterna. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan gangguan pendengaran konduktif yang berhubungan dengan cairan pada telinga tengah selama beberapa tahun pertama kehidupan berisiko mengalami keterlambatan bicara.
  • gangguan pendengaran sensorineural, dapat disebabkan oleh infeksi intrauterin, kernikterus, obat ototosik, meningitis bakteri, hipoksia, perdarahan intrakranial, sindrom tertentu (misalnya : sindrom pendred, sindrom waardenburg, sindrom usher), dan kelainan kromosom (misalnya : sindrom trisomi). Kehilangan pendengaran sensorineural biasanya paling parah dalam frekuensi yang lebih tinggi.

1.3. Autisme.
Autisme merupakan gangguan perkembangan neurologis yang terjadi sebelum anak mencapai usia 36 bulan. Autisme ditandai dengan keterlambatan perkembangan bahasa, penyimpangan kemampuan untuk berinteraksi, perilaku ritualistik, dan kompulsif, serta aktivitas motorik stereotip yang berulang.

1.4. Mutasi selektif.
Mutasi selektif merupakan suatu kondisi di mana seorang anak tidak berbicara karena mereka tidak mau. Biasanya, anak-anak dengan mutasi selektif akan berbicara ketika mereka sendiri, dengan teman-teman mereka, dan kadang-kadang dengan orang tua mereka. Namun, mereka tidak berbicara di sekolah, dalam situasi umum, atau dengan orang asing. Secara signifikan seorang anak dengan mutasi selektif juga memiliki defisit artikulatoris atau bahasa.

1.5. Cerebral palsy.
Seorang anak dengan cerebral palsy umumnya mengalami gangguan keterlambatan bicara. Keterlambatan bicara paling sering terjadi pada anak dengan tipe athetoid cerebral palsy.

1.6. Kelainan organ bicara.
Beberapa kelainan organ bicara, diantaranya adalah :
  • lidah pendek, menyebabkan kesulitan mengucapkan huruf "t", "n", dan "l".
  • kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah), mengakibatkan suara desah seperti "f", "v", "s", "z", dan "th".
  • bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa rinolalia aperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti "s", "k", dan "g".
  • deviasi septum nasi.
  • adenoid atau kelainan laring.

2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal merupakan faktor penyebab speech delay atau gangguan bicara dan bahasa yang berasal dari luar diri anak yang bersangkutan. K.A. Leung KA dan P.C. Kao, dalam "Evaluation and Management of the Child with Speech Delay", menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor eksternal yang menjadi penyebab keterlambatan bicara pada seorang anak, diantaranya adalah :
  • lingkungan yang sepi. Bicara adalah bagian tingkah laku, jadi keterampilannya melalui meniru. Bila stimulasi bicara sejak awal kurang (tidak ada yang ditiru) maka akan menghambat kemampuan bicara dan bahasa pada anak.
  • anak kembar. Pada anak kembar didapatkan perkembangan bahasa yang lebih buruk dan lama dibandingkan dengan anak tunggal. Mereka satu sama lain saling memberikan lingkungan bicara yang buruk karena biasanya mempunyai perilaku yang saling meniru.
  • bilingualisme. Pemakaian dua bahasa dapat menyebabkan keterlambatan bicara, namun keadaan ini bersifat sementara.
  • teknik pengajaran yang salah. Cara dan komunikasi yang salah pada anak sering menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak sebab perkembangan mereka terjadi karena proses meniru dan pembelajaran dari lingkungan.
  • pola menonton. Menonton baik itu televisi atau smartphone pada anak-anak usia batita merupakan faktor yang membuat anak lebih menjadi pendengar pasif. Pada saat menonton, anak akan lebih berperan sebagai pihak yang menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Akibatnya, dalam jangka waktu tertentu, yang mana seharusnya otak mendapat banyak stimulasi dari lingkungan/orang tua untuk kemudian memberikan feedback kembali, namun karena yang lebih banyak memberikan stimulasi adalah televisi, maka sel-sel otak yang mengurusi masalah bahasa dan bicara akan terhambat perkembangannya.


Cara Mengatasi Keterlambatan Bicara. Beberapa orang tua seringkali menganggap keterlambatan bicara atau speech delay sebagai kondisi normal atau hal yang biasa dialami dalam proses tumbuh kembang anak. Padahal, keterlambatan bicara apabila dibiarkan dan tidak segera ditangani dengan rujukan ahli dapat menjadi satu gangguan serius pada anak. Hal yang umum, yang dapat dilakukan untuk mengatasi keterlambatan bicara pada anak adalah dengan terapi wicara. Beberapa jenis terapi wicara yang dapat dijalani oleh seorang anak yang mengalami keterlambatan bicara adalah :

1. Terapi wicara untuk anak yang terlambat bicara.
Terapi ini dilakukan untuk menstimulus anak untuk berbicara. Terapis akan mencoba berbagai cara seperti mengajak anak bermain, memperkenalkan kartu bergambar, atau bahasa isyarat.

2. Terapi untuk anak dengan apraxia.
Apraxia merupakan kesulitan untuk mengucapkan suku kata tertentu. Anak mengetahui kata yang ingin diucapkan, tetapi tidak dapat menyebutkannya dengan benar. Terapi dilakukan untuk membantu anak untuk mengerti respons pendengaran, visual, atau sentuhan. Misalnya, dengan melatih anak berbicara di depan cermin atau dengan merekam suaranya.

3. Terapi untuk gagap (stuttering).
Untuk mengatasi gagap bicara, terapis akan mencoba untuk melatih anak berbicara lebih pelan dan jelas karena berbicara terlalu cepat seringkali membuat gagap lebih berat.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan, terapi wicara terbukti efektif untuk anak dengan kesulitan bicara ekspresif, tetapi tidak cukup efektif mengatasi kesulitan bicara reseptif. Namun demikian, terapi wicara tetap diperlukan untuk mengatasi gangguan keterlambatan bicara pada anak.


Kurangnya pemahaman dan perhatian serius dari orang tua mengenai kondisi keterlambatan bicara atau speech delay pada anak dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak di tahap selanjutnya. Oleh karena itu, orang tua perlu mendeteksi sedini mungkin, pada saat usia 12 - 13 bulan apakah anak dapat mengucapkan kata lain selain kata ma-ma atau da-da. Apabila tidak bisa, maka orang tua patut curiga bahwa anaknya mengalami keterlambatan bicara atau speech delay.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian keterlambatan bicara (speech delay), ciri-ciri, jenis, dan faktor penyebab keterlambatan bicara, serta cara mengatasi keterlambatan bicara (speech delay) ada anak.

Semoga bermanfaat.