Strategi Bernegosiasi Dengan Anak

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Perilaku anak sering kali membuat kesabaran orang tuanya hilang. Mulai dari melawan saat dilarang atau mengulur-ulur waktu saat diperintah. Terkadang sikap orang tuapun mendukung anak untuk melakukan hal tersebut. Sikap kasihan orang tua terhadap anak atau sikap orang tua yang selalu mengabulkan permintaan si anak hanya karena alasan tidak mau ribut, justru akan berakibat buruk bagi perkembangan anak.

Apapun masalah yang terjadi dengan anak, ada baiknya orang tua mengajak anak untuk bernegosiasi. Proses negosiasi ini akan sangat membantu tumbuh kembang anak. Dengan negosiasi anak akan belajar mengemukakan pendapatnya, sekaligus juga belajar untuk menghargai pendapat orang lain. Negosiasi akan mengembangkan kemampuan dasar anak dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan terbiasa bernegosiasi, anak akan mengetahui aturan dan norma lingkungan. Selain itu, mereka akan belajar membuat pilihan, mengambil keputusan dan sekaligus mempertanggungjawabkan hal itu.

Proses pengenalan negosiasi sebaiknya diajarkan sejak dini, saat anak sudah mulai mengerti  dengan apa yang orang tua katakan. Negosiasi dengan anak harus dimulai pada saat yang tepat dan dengan cara atau strategi komunikasi yang disesuaikan dengan usia anak. Hal ini untuk mendapatkan negosiasi yang efektif sehingga anak akan mengertui dan paham dengan pesan yang orang tua sampaikan. Negosiasi yang dimaksud di sini adalah dialog antara anak dan orang tua dalam menentukan sebuah aturan yang mereka setujui dan patuhi bersama.

Proses negosiasi dengan anak tentunya berbeda dengan orang dewasa. Perlu strategi khusus yang disesuaikan dengan umur anak agar negosiasi berjalan dengan efektif.

1. Untuk Anak Usia 1 - 3 Tahun.
Pada usia ini anak bisa diajarkan tentang negosiasi yang sederhana. Yang perlu diperhatikan adalah, orang tua harus bersikap konsisten dalam mengajukan permintaan, sehingga anak tidak bingung. Permintaan yang diberikan harus berupa sugesti, bukan perintah, kritikan, atau dalam kondisi marah apalagi hukuman fisik.

2. Untuk Anak Usia 3 - 6 Tahun.
Negosiasi yag diajarkan di usia ini harus diikuti dengan penerapan disiplin. Disiplin tersebut dilakukan dengan memberikan penjelasan kepada anak tentang batas waktu dan konsekuensi perbuatan. Diskusi adalah cara yang tepat untuk membuat anak paham dengan hal-hel tersebut. Gunakan kalimat yang sederhana, sehingga anak dapat dengan mudah memahami maksud orang tua.

3. Untuk Anak Usia 6 - 12 Tahun.
Negosiasi dilakukan dengan menggunakan penalaran induktif, dimulai dengan sesuatu yang umum, selanjutnya ke sesuatu yang lebih khusus. Misalnya : menunjukkan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan oleh anak. Bisa juga dengan menyentuk self esteem (harga diri) si anak. Jangan lupa berikan apresiasi apabila anak mendapatkan prestasi atau melakukan hal-hal yang baik.

4. Untuk Anak Usia Remaja.
Negosiasi dilakukan denga pola pengasuhan autoritatif, yaitu orang tua mempertegas aturan dan nilai yang penting di dalam keluarga, namun tetap membuka kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan pendapat mereka.

Negosiasi memiliki banyak sekali manfaat. Selain membawa efek positif bagi perkembangan anak, proses ini juga membuat hubungan orang tua dengan anak semakin dekat. Yang penting adalah saat berdiskusi dan melakukan negosiasi, orang tua bisa menjadi teman. Hal ini diperukan untuk menimbulkan keakraban antara orang tua dan anak. Negosiasi juga akan memberi pelajaran pada orang tua, setidaknya untuk menguji kesabaran orang tua saat anak menolak perintah atau larangan orang tua. Orang tua harus dapat mengelola emosi agar negosiasi berjalan baik dan didapat kesepakatan yang disetujui oleh  semua pihak. 

Semoga bermanfaat.