Perceraian merupakan kejadian yang dapat membuat anak stress dan trauma. Sebagian anak memang mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan baik, perceraian orang tua mungkin tidak menyebabkan masalah berkepanjangan. Namun tidak demikian untuk anak-anak lain. Tidak sedikit anak yang gagal beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam keluarga akibat perceraian. Akibatnya, efek psikologis yang terjadi saat anak-anak tersebut akan terbawa hingga dewasa.
- Anak akan menjadi pribadi yang pemurung dan pendiam. Mereka akan cenderung menarik diri dalam pergaulannya karena merasa malu pada teman sebayanya.
- Anak akan mengalami gangguan belajar sehingga prestasinya akan menurun.
- Akan akan menjadi mudah emosi atau marah dan lebih sensitif terhadap segala hal yang dialaminya. Hal ini terjadi biasanya karena merasa kehilangan kepercayaan pada orang tua dan orang-orang di sekitarnya.
- Anak akan mencoba hal-hal yang sifatnya negatif.
- Anak dapat mengalami kemunduran mental.
- Anak akan sering menyalahkan diri sendiri, serta sulit memaafkan orang lain.
- Pada bebarapa kasus perceraian, efek psikologis akan paling terasa pada anak adalah rasa marah. Rasa marah ini dirasakan pada dirinya sendiri maupun kepada orang tuanya. Kemarahan yang meluap pada anak akan menimbulkan sikap agresif, sementara kemarahan yang selalu terpendam akan membuat anak mempunyai kecenderungan menjadi sosok yang pemurung, pendiam, dan selalu menarik diri dari pergaulan sosialnya.
Banyak yang harus dipertimbangkan sebelum orang tua mengambil keputusan untuk berpisah. Tapi jika keputusan berpisah tersebut memang menjadi jalan satu-satunya, maka sebaiknya orang tua terlebih dahulu menginformasikan hal tersebut kepada anaknya. Sampaikan keputusan tersebut dengan cara hati-hati dan pada kondisi dan waktu yang tepat, sehingga hal tersebut tidak membuat anak menjadi shock.
Sampaikanlah keputusan untuk berpisah tersebut dengan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti oleh anak. Yang terpenting, ucapkanlah permintaan maaf kepada anak, sampaikan bahwa perceraian yang akan diambil bukan karena kesalahan dari anak-anak. Hal ini perlu dilakukan karena sebagian anak jadi merasa sangat bersalah ketika mengetahui orang tuanya bercerai. Mereka menganggap perceraian tersebut terjadi karena ulah dan kesalahan mereka.
Yang juga perlu diperhatikan orang tua setelah bercerai adalah perkembangan mental si anak. Orang tua mesti tetap memikirkan agar anak-anaknya tetap bisa berkembang dengan normal meski kedua orang tuanya telah berpisah. Hal yang terpenting adalah menjalin hubungan baik dengan mantan pasangan, yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Selalu adakan pertemuan antara anak dan orang tua yang terpisah secara rutin, harus pasti dan konsisten. Jika anak-anak sudah dapat beradaptasi dengan perceraian kedua orang tuanya, jadwal pertemuan bisa dibuat dengan lebih fleksibel.
- Walaupun sudah berpisah, orang tua mesti tetap menjaga kesan positif dihadapan anak. Jangan menjelek-jelekkan mantan pasangan di depan si anak. Sehingga anak akan tetap menghormati orang tuanya.
- Jangan menempatkan anak pada sebuah konflik pribadi antara kedua orang tuanya.
- Usahakan untuk selalu hadir di acara-acara penting anak, baik secara bergantian maupun bersama-sama.
Selain itu, usahakan juga untuk dapat bekerja sama dengan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan anak, misalnya pihak sekolah atau wali kelas. Berikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi. Apabila kondisi kejiwaan atau mental anak menjadi sangat terganggu dengan perceraian orang tuanya tersebut, sebagai orang tua jangan segan-segan untuk membawa anak ke psikolog untuk membantu anak dalam melewati hari-hari sulit setelah terjadinya perceraian kedua orang tuanya.
Semoga bermanfaat.