Toksoplasmosis : Pengertian, Siklus Hidup, Gejala, Cara Penularan, Pencegahan, Dan Pengobatan Toksoplasmosis

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Toksoplasmosis. Toksoplasmosis adalah infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh parasit Toxoplasma gondii (T. gondii). T. gondii merupakan suatu protozoa obligat intraselular yang menginfeksi burung dan beberapa jenis mamalia, terutama kucing. Parasit T. gondii pertama kali ditemukan oleh Nicolle dan Manceaux pada tahun 1908, dalam jaringan hewan Ctenodactylus gundi, yaitu sejenis hewan pengerat seperti hamster. Sedangkan pada manusia, parasit T. gondii ditemukan pertama kali sekitar tahun 1923.

Toksoplasmosis
disebarkan dari hewan ke manusia (zoonosis), bukan antar manusia. W. Hassan, dalam "Info Kesehatan Masyarakat", menyebutkan bahwa toksoplasmosis adalah penyakit jenis infeksi yang disebabkan oleh parasit bernama T. gondii, yang ditularkan dari hewan ke manusia. Toksoplamosis dapat menular antar manusia hanya apabila terdapat kondisi khusus, yaitu ditularkan oleh ibu hamil kepada janin yang dikandungnya. Akibat dari penularan ini, maka janin akan mengalami perkembangan yang lambat. Hanifa Wiknjosastro, dalam "Ilmu Kebidanan", menyebutkan bahwa toksoplasmosis berbahaya karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital, seperti hidrosefalus, mikrosefalus, iridosiklisis, dan retardasi mental.


Siklus Hidup Toksoplasma. Menurut J.L. Krahenbuhl dan J.S. Remington, dalam "The Immunology of Toxoplasma and Toxoplasmosis", djelaskan bahwa siklus hidup parasit T. gondii (pada kucing) adalah sebagai berikut :
  • kucing merupakan hospes definitif dari parasit T. gondii. Di dalam usus kecil kucing, sporozoit akan menembus sel epitel dan tumbuh menjadi trofozoit. Kemudian, inti trofozoit membelah menjadi banyak membentuk skizon. Skizon yang matang akan pecah menghasilkan banyak merozoit (skizogoni). 
  • merozoit akan masuk ke dalam sel epitel dan selanjutkan membentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang akan berkembang menjadi makrogamet dan mikrogamet (gametogoni). Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk ookista, yang kemudian akan dikeluarkan bersama tinja kucing. 
  • di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan matang membentuk dua sporokista yang setiap sporokistanya mengandung empat sporozoit (sporogoni). Bila ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, babi, sapi, kambing, tikus, serta ayam dan burung, maka ookista masuk ke dalam fase di dalam tubuh hospes perantara. 
  • di dalam tubuh hospes perantara akan terjadi daur aseksual yang akan menghasilkan takizoit. Takizoit kemudian akan membelah dengan cepat dan kecepatan membelah takizoit ini akan berkurang secara berangsur yang kemudian terbentuk kista yang mengandung bradizoit.


Gejala Toksoplasmosis. Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh pengidap. Toksoplasmosis memiliki beberapa gejala umum, yaitu:
  • pada manusia sehat, gejala yang muncul adalah demam tinggi, nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan, serta pembengkakan kelenjar getah bening. 
  • pada ibu hamil, menyebabkan gangguan kehamilan seperti keguguran, kelahiran mati, atau toksoplasmosis kongenital yang menimbulkan kerusakan otak, kehilangan pendengaran, dan gangguan penglihatan pada bayi pada saat atau beberapa bulan atau tahun setelah dilahirkan. 
  • pada mereka yang mengidap gangguan sistem kekebalan tubuh, gejala infeksi toksoplasmosis adalah sakit kepala, kebingungan, kurangnya koordinasi tubuh, kejang, kesulitan bernapas, dan gangguan penglihatan.


Cara Penularan Toksoplasmosis. Penyakit toksoplasmosis disebabkan oleh parasit T. gondii, yang umumnya dapat ditemukan pada :
  • kotoran kucing yang terinfeksi oleh parasit T. gondii
  • daging binatang yang terinfeksi parasit T. gondii.

Penularan penyakit toksoplasmosis atau infeksi parasit T. gondii pada manusia dapat terjadi apabila :
  • mengkonsumsi patogenini dalam bentuk kista (bradozoit) dalam daging yang telah terinfeksi parasit T. gondii dan tidak dimasak dengan baik. 
  • lewat kontak dengan sel-sel oosit dalam feses kucing/binatang lain yang terinfeksi parasit T. gondii atau diperoleh secara kongenital lewat transfer transplasental.

Menurut S. Gandahusada, dkk dalam "Parasitologi Kedokteran", penularan penyakit toksoplasmosis  dapat terjadi melalui berbagai cara sebagai berikut :
  • tertelannya ookista infektif yang berasal dari kucing. 
  • tertelanya kista jaringan atau kelompok takizoid yang terdapat di dalam daging mentah atau pun yang dimasak kurang sempurna.
  • melalui placenta. 
  • kecelakaan di laboratorium karena terkontaminasi melalui luka. 
  • penyuntikan merozid secara tidak sengaja. 
  • tranfusi leukosit penderita toxoplasma.


Faktor Risiko Toksoplasmosis. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang yang terserang penyakit toksoplasmosis, diantaranya adalah :
  • tengah hamil. 
  • sedang mengonsumsi obat kortikosteroid atau imunosupresif jangka panjang. 
  • mengidap HIV/AIDS. 
  • menjalani kemoterapi.


Pencegahan Toksoplasmosis. Penyakit toksoplasmosis dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : 
  • hindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang, serta buah dan sayuran yang belum dicuci.
  • hindari menggosok mata atau menyentuh muka ketika sedang menyiapkan makanan.
  • cuci alas memotong, piring, serta alat memasak lainnya dengan air panas dan berbusa setelah kontak dengan daging mentah.
  • masak air sampai mendidih serta hindari meminum susu yang belum di-pasteurisasi.
  • sedapat mungkin kendalikan serangga-serangga yang dapat menyebarkan kotoran kucing seperti, lalat dan kecoak.

Apabila memiliki hewan peliharaan kucing, maka yang harus dilakukan untuk mencegah terinfeksi parasit T. gondii adalah sebagai berikut :
  • jangan biarkan berkeliaran di luar rumah yang memperbesar kemungkinan kontak dengan T. gondii
  • bersihkan kucing secara rutin, termasuk memandikannya, mencuci kandang, dan tempat makannya. 
  • beri makan kucing dengan makanan yang sudah dimasak dengan baik. 
  • lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan kucing.
  • gunakan sarung tangan plastik ketika harus membersihkan kotoran kucing. 
  • cuci tangan sebelum makan dan setelah berkontak dengan daging mentah, tanah atau kucing.
  • gunakan sarung tangan plastik jika berkebun terutama jika terdapat luka pada tangan.


Pemeriksaan dan Pengobatan Toksoplasmosis. Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit toksoplasmosis adalah pemeriksaan serologis, yaitu pemeriksaan : 
  • antibodi IgG.  Antibodi IgG dibentuk lebih kemudian (1-2 minggu setelah infeksi), yang akan meningkat titernya dalam 6-8 minggu, kemudian menurun dan dapat bertahan dalam waktu cukup lama, berbulan-bulan bahkan lebih dari setahun. 
  • antibodi IgM T. gondii. Antibodi IgM dibentuk pada masa infeksi akut (5 hari setelah infeksi), titernya meningkat dengan cepat (80 sampai 1000 atau lebih) dan akan mereda dalam waktu relatif singkat (beberapa minggu atau bulan). 

Sementara pada ibu hamil diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti :
  • Amniocentesis. Dokter akan mengambil sampel air ketuban ibu hamil saat usia kehamilan di atas 15 minggu. Dengan tes ini, dapat diketahui apakah janin turut terinfeksi toksoplasmposis atau tidak. 
  • USG. Pemeriksaan juga penting dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat gejala yang tidak normal pada janin. Usai proses melahirkan pun, bayi akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk melihat apakah ada kerusakan akibat infeksi pada tubuhnya.

Terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pengobatan penyakit toksoplasmosis. Dikutip dari Mayo Clinic :

1. Orang sehat atau tidak berisiko.
Apabila seorang dalam kondisi sehat, tidak sedang hamil, dan telah didiagnosis toksoplasmosis, pada umumnya tidak diperlukan pengobatan apa pun. Yang terpenting adalah menjaga sistem kekebalan dan menjalani gaya hidup sehat. Obat-obatan yang dapat diberikan untuk orang sehat atau tidak berisiko dengan toksoplasmosis adalah pyrimethamine, sulfadiazine, atau asam folinik.

Obat-obatan tersebut dapat menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya meningkat, perdarahan, atau memar. Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mengawasi efek samping lainnya. Sedangkan untuk mengurangi demam, gunakan paracetamol. Tidak ada pola makan tertentu untuk pasien toksoplasmosis, hanya dianjurkan untuk minum air dalam jumlah yang banyak.

2. Orang yang berisiko.
Apabila seorang termasuk dalam golongan orang-orang yang berisiko, seperti ibu hamil dan memiliki sistem imun tubuh yang buruk, harus mendapatkan perawatan intensif sesegera mungkin. Hal ini dikarenakan, penyakit toksoplasmosis dapat mengakibatkan komplikasi pada orang-orang yang tergolong berisiko. Komplikasi kesehatan yang dapat terjadi meliputi infeksi mata, kebutaan, ensefalitis (infeksi otak), kehilangan pendengaran, serta gangguan mental.

Obat-obatan yang diberikan untuk orang yang berisiko adalah sebagai berikut :
  • pengobatan toksoplasmosis untuk pasien HIV/AIDS. Apabila seorang mengidap HIV/AIDS, pengobatan yang direkomendasikan adalah pyrimethamine dan sulfadiazine. Alternatif lainnya adalah mengombinasikan pyrimethamine dengan clindamycin
  • pengobatan toksoplasmosis untuk ibu hamil dan bayi. Apabila  seorang sedang hamil dan terinfeksi parasit T. gondii, maka diperlukan perawatan medis tergantung pada usia kehamilan yang sedang terjadi. Apabila infeksi terjadi sebelum minggu ke-16 kehamilan, dokter akan meresepkan antibiotik spiramycin. Obat ini dapat mengurangi risiko bayi terlahir dengan masalah saraf akibat penyakit ini. Sedangkan  apabila infeksi terjadi setelah minggu ke-16 kehamilan, atau dokter mendapati bayi di dalam kandungan Anda positif terinfeksi parasit T. gondii, maka akan diresepkan pyrimethamine, sulfadiazine, dan asam folinik.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian toksoplasmosis, siklus hidup, gejala, cara penularan, faktor resiko, dan pencegahan toksoplasmosis, serta pemeriksaan dan pengobatan toksoplasmosis.

Semoga bermanfaat.