Limbah Padat : Pengertian, Jenis, Sumber, Dampak, Serta Metode Pengolahan Limbah Padat

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Limbah Padat. Limbah dapat diartikan sebagai buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik rumah tangga (domestik) ataupun industri (non domestik). Dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, Nomor : 231/MPP/Kep/7/1997 tentang Prosedur Impor Limbah, disebutkan bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan. Limbah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah limbah padat.

Secara umum, limbah padat atau sering disebut "sampah" adalah buangan yang berwujud padat dan biasanya bersifat kering serta tidak bisa berpindah atau menyebar kalau tidak ada yang memindahkannya. Limbah padat dapat juga berarti sisa aktivitas atau kegiatan manusia, baik rumah tangga (domestik) ataupun industri, yang bersifat padat yang terdiri atas zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan. Soewedo Hadiwiyoto, dalam "Penanganan dan Pemanfaatan Sampah", menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan limbah padat adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada menfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonomi tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup.
 
Limbah padat termasuk limbah yang paling sering ditemukan di sekitar lingkungan tempat tinggal manusia, misalnya :
  • limbah padat rumah tangga (domestik), yang merupakan hasil sisa aktivitas yang berasal dari rumah tangga, dapat ditemui dalam bentuk sisa makanan, sampah plastik, pecahan kaca, kertas bekas, dan lain sebagainya. 
  • limbah padat industri (non domestik), yang merupakan sisa dari hasil industri yang tidak terpakai lagi, dapat ditemui dalam wujud padatan (potongan besi, kertas yang tidak terpakai, dan lain sebagainya) atau lumpur (endapan sisa pewarnaan tekstil, dan lain sebagainya).

Limbah padat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.


Jenis Limbah Padat. Secara umum, limbah padat dapat dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu sebagai berikut : 
  • sampah organik mudah busuk (garbage). 
  • sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish). 
  • sampah abu (ashes). 
  • sampah bangkai binatang (dead animal). 
  • sampah sapuan (street sweeping).
  • sampah industri (industrial waste).

Selain itu, limbah padat juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada :

1. Sifat Kimia.
Berdasarkan sifat kimianya, limbah padat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
  • limbah padat organik, yang mengandung senyawa-senyawa organik dan tersusun oleh unsur-unsur karbon,hidrogen, oksigen dan nitrogen. Bahan-bahan ini mudah didegradasi oleh mikroba. Bahan-bahan yangtermasuk dalam jenis limbah padat ini, antara lain daun-daunan, kayu, tulang, sisa makanan, sayuran,buah-buahan dan sebagainya.
  • limbah padat anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi, dan logam-logam lainnya seperti gelas, mikaatau bahan-bahan yang tidak tersusun oleh senyawa organik. Limbah padat ini sulit didegradasi oleh mikroorganisme di alam.

2. Sifat Fisik.
Berdasarkan sifat fisiknya, limbah padat dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu :
  • limbah padat basah (garbage), terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisamakanan, buah atau sayuran). Sifat utama dari limbah padat basah ini banyak mengandung air dan cepatmembusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia. 
  • limbah padat kering (rubbish), tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidakmudah membusuk. Limbah padat kering terdiri dari : 1. metalic rubbish, misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas. 2. non metalic rubbish, misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik, dan batu-batuan. 
  • limbah padat lembut, terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan dan mempunyai sifat mudah berterbangan, yang dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta mata. Limbah padat lembut terdiri dari : 1. debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu pabrik kapur,pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain. 2. abu, berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, limbah padat yang terbakar, dan lain-lain. 
  • limbah padat besar (bulky waste), merupakan limbah padat yang berukuran besar, misal: bekas furnitur (kursi,meja), peralatan rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain. 
  • limbah padat berbahaya dan beracun (hazardous waste), merupakan limbah padat yang berbahaya baik terhadapmanusia, hewan maupun tanaman, yang terdiri dari : 1. limbah padat patogen, berupa limbah padat yang berasal dari rumah sakit dan klinik. 2. limbah padat beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas pembungkus bahan beracun,baterei bekas, dan lain-lain. 3. limbah padat radioaktif, berupa limbah padat bahan-bahan nuklir. 4. limbah padat ledakan, berupa petasan, mesiu dari limbah padat perang, dan sebagainya.


Sumber Limbah Padat. Sumber limbah padat dapat berasal dari berbagai macam kegiatan atau aktivitas, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • limbah padat rumah tangga. Umumnya limbah padat rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, limbah padat kebun/halaman, dan lain-lain. 
  • limbah padat dari pertanian. Limbah padat dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya.Sebagian besar limbah padat yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.Untuk limbah padat bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan.Limbah padat pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.
  • limbah padat dari industri. Limbah padat ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Limbah padat industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang. 
  • limbah padat dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Limbah padat yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini dapat berupa bahan organik maupun anorganik. Limbah padat organik, misalnya : kayu, bambu, triplek. Limbah padat anorganik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi, baja, kaca, dan kaleng.
  • limbah padat yang berasal dari jalan raya. Limbah padat ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya. 
  • limbah padat yang berasal dari pertambangan. Limbah padat ini berasal dari daerah pertambangan tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran, dan lain sebagainya. 
  • limbah padat yang berasal dari peternakan dan perikanan. Limbah padat yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa makanan, bangkai binatang, dan lain sebagainya. 
  • limbah padat dari perdagangan dan perkantoran. Limbah padat yang berasal dari daerah perdagangan seperti : toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk limbah padat makanan dan restoran. Sedangkan limbah padat yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium,  dan lain sebagainya.


Dampak Limbah Padat. Secara umum, terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan oleh limbah padat terhadap manusia dan lingkungannya, diantaranya adalah :
  • timbulnya gas beracun, seperti asam sulfat (H2S), amonia (NH3), methan (CH4), CO2, dan lain sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk karena adanya microorganisme. 
  • dapat menimbulkan penurunan kualitas udara pada sampah yang ditumpuk. 
  • penurunan kualitas air karena limbah padat biasanya langsung dibuang pada perairan atau bersama-sana air limbah. 
  • kerusakan permukaan tanah

Menurut, Juli Soemirat Slamet, dalam "Kesehatan Lingkungan", menyebutkan bahwa dampak dari limbah padat dapat dibedakan menjadi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Dampak langsung.
Dampak langsung dari limbah padat, maksudnya adalah akibat yang disebabkan karena kontak langsung dengan sampah tersebut. Misalnya sampah beracun, sampah yang teratogenik dan lainnya. Selain itu, ada pula sampah yang mengandung kuman patogen sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industri.

2. Dampak tidak langsung.
Dampak tidak langsung dari limbah padat dapat dirasakan oleh masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif dan secara anaerobik apabila oksigen telah habis. Dekomposisi anaerob akan menghasilkan cairan yang disebut leachate beserta gas. Leachate atau lindi adalah cairan yang mengandung zat padat tersuspensi yang sangat halus dan hasil penguraian mikroba. Tergantung dari kualitas sampah, maka leachate bisa pula didapat mikroba patogen, logam berat dan zat yang berbahaya. Mengalirnya lindi akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat, karena tercemarnya air sungai, air tanah, tanah dan udara.


Metode Pengolahan Limbah Padat. Limbah padat apabila dibuang secara langsung tanpa adanya proses pengolahan akan dapat mencemari lingkungan di wilayah tersebut. Untuk itu perlu adanya pengolahan limbah padat agar tidak mencemari lingkungan. Berikut beberapa metode pengelolaan limbah padat yang dapat dilakukan, diantaranya adalah :

1. Penimbunan Terbuka.
Metode penimbunan terbuka dilakukan dengan cara memisah limbah padat :
  • limbah padat organik. Jenis limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih subur. 
  • limbah padat anorganik. Jenis limbah padat non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem tanah.

2. Sanitary Landfill.
Metode sanitary landfill merupakan metode pengelolaan atau pemusnahan limbah padat dengan cara membuang dan menumpuk sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah. Metode pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk agar menghasilkan listrik.

3. Insinerasi.
Insinerasi berarti pembakaran sampah. Metode insinerasi merupakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Metode ini disebut juga sebagai pengolahan termal karena pengolahan sampah dengan temperatur tinggi. Panas yang dihasilkan dari proses ini dapat digunakan pembangkit listrik atau pemanas ruangan.

4. Membuat Kompos Padat.
Limbah padat banyak memiliki sifat organik. Sehingga agar lebih bermanfaat jika diolah menjadi kompos. Kompos ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk meningkatkan kesuburan tanah atau tumbuhan.

5. Daur Ulang.
Metode daur ulang dilakukan dengan cara memisah limbah pada antara limbah padat organik dan non organik. Selanjutnya limbah padat yang bersifat non organik, dipilah-pilah kembali sehingga didapat limbah padat non organik yang dapat diproses kembali melalui daur ulang untuk dijadikan produk olahan baru yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi.

Menurut E.S. Maharani, dkk, dalam  "Karakteristik Sampah dan Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah di Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur", yang dimuat dalam Jurnal Ecotropic, Volume : 2, Nomor : 1, Hal. 1-8, menyebutkan bahwa pengelolaan limbah padat (sampah) dapat dilakukan dengan strategi pengelolaan yang didasarkan pada karakteristiknya, yaitu sebagai berikut :
  • pengomposan. Sampah organik dapat diminimalisasi dengan cara pengomposan di sumber penghasil sampah. Dengan pengelolaan yang tepat melalui program pengomposan sampah akan memiliki nilai yang positip dari segi kegunaan dan nilai ekonominya. 
  • Reduce, Reuse, dan Recycling (3R). Mengoptimalisasi potensi pemilahan, mereduksi sampah (reduce), daur ulang (recycle), dan penggunaan kembali (reuse) perlu dilakukan pada sampah anorganik, seperti plastik, kaca dan tekstil berbahan sintetik. Adanya program penggunaan sampah kembali yang masih layak pakai juga dapat meminimalisasi timbulan sampah dan mengurangi beban lingkungan serta Tempat Pembuangan Akhir.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian limbah padat, jenis, sumber, dan dampak limbah padat, serta metode pengolahan limbah padat.

Semoga beranfaat.