Kemasan, secara umum diartikan sebagai wadah atau bungkus suatu produk barang, seperti makanan, mainan, atau barang dagangan lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemasan diartikan sebagai :
- hasil mengemas.
- bungkus pelindung barang dagangan (niaga).
Kemasan yang dirancang dengan baik, akan membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan produk yang diproduksi dan dipasarkan. Hal tersebut karena kemasan merupakan bagian pertama dari produk yang dilihat dan dapat menarik perhatian konsumen. Produsen biasanya mengemas suatu produk dengan semenarik mungkin untuk merebut minat konsumen terhadap barang yang diproduksi dan dipasarkannya.
Pengertian Kemasan Menurut Pendapat Para Ahli. Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan kemasan, beberapa pendapat dari ahli tersebut diantaranya adalah :
- Saladin, berpendapat bahwa kemasan adalah wadah atau bungkus.
- Titik Wijayanti, berpendapat bahwa kemasan adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan informasi kepada setiap konsumennya tentang produk yang ada di dalamnya.
- Rangkuti, berpendapat bahwa kemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
- Cenadi, berpendapat bahwa kemasan adalah seluruh kegiatan yang dirancang dan diproduksi suatu wadah atau bungkus terhadap suatu produk, yang terdiri dari merek, label, dan kemasan itu sendiri.
- Cahyorini dan Rusfian, berpendapat bahwa kemasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari desain grafis, informasi produk, serta struktur desain.
- Rodriguez, berpendapat bahwa kemasan adalah wadah yang mengubah kondisi dari bahan pangan dengan penambahan senyawa aktif sehingga mampu memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang dikemas serta meningkatkan keamanan juga mempertahankan kualitas.
- Danger, berpendapat bahwa kemasan adalah wadah atau pembungkus untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disipan, dijual, dan dipakai.
- Klimchuk dan Krasovec, berpendapat bahwa kemasan adalah desain kreatif yang menghubungkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
- Kotler dan Amstrong, berpendapat bahwa kemasan adalah suatu bentuk aktivitas yang melibatkan desain serta produk, sehingga kemasan dapat berfungsi agar produk di dalamnya dapat terlindungi.
- Kotler dan Keller, berpendapat bahwa kemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Syarat Kemasan. Untuk membuat suatu kemasan yang akan digunakan sebagai pembungkus barang hasil diproduksi dibutuhkan suatu persyaratan tertentu, tergantung dari barang apa yang akan dikemas (padat, cair, mudah pecah, dan lain sebagainya). Menurut Winardi, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pengemasan, yaitu :
- menggunakan bahan yang paling baik, sehingga dapat menonjolkan wajah produk yang dihasilkan.
- pemilihan warna, desain, bentuk, dan ukuran kemasan yang tepat yang harus digunakan.
- menggunakan rancanang kemasan yang dapat mempermudah pengemasan produk oleh konsumen.
- sedapat mungkin menggunakan rancangan kemasan yang dapat dipakai untuk tujuan lain setelah barang yang ada dalam kemasan tersebut habis dikonsumsi.
- mempertimbangkan perancangan kemasan untuk momen tertentu, seperti hadiah ulang tahun atau momen tertentu lainnya.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam kemasan, diantaranya adalah :
- pelabelan. Dalam pelabelan sedapat mungkin berisikan tentang informasi tertentu dari produk.
- pembukaan. Apabila produk yang dipasarkan merupakan produk yang didistribusikan kemudian, maka konsumen harus bisa mencicipi atau memeriksanya. Oleh karenanya, kemasan yang digunakan harus mudah dibuka dan ditutup.
- ukuran. Ukuran kemasan harus diperhatikan untuk efisiensi biaya dalam proses pendistribusian produk.
- daya tahan. Kemasan yang digunakan harus kuat atau mempunyai daya tahan yang tinggi, sehingga dapat melindungi fisik produk maupun kualitas dari barang hasil produksi,
Teknik Kemasan. Dalam mengemas suatu barang hasil produksi biasanya digunakan tiga teknik pengemasan, yaitu :
- Modified Atmosfer Packaging (Kemasan Atmosfer Termodifikasi).
- Aktive Packaging (Kemasan Aktif).
- Smart Packaging.
Ketiga kemasan tersebut diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan mutu barang yang dikemas seperti bahan alaminya.
Bahan Kemasan. Kemasan yang digunakan untuk membungkus suatu barang dapat terbuat dari beberapa bahan. Bahan-bahan yang digunakan sebagai kemasan akan sangat berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat, sekaligus juga akan berpengaruh terhadap terhadap kemasan produk yang dikemas. Syarief dan Irawati, menggolongkan bahan kemasan menjadi beberapa jenis, yaitu :
- gelas. Bahan kemasan dari gelas terlihat transparan dan cenderung akan mudah pecah. Oleh karena itu bahan kemasan dari gelas tidak cocok buat produk yang tidak tahan terhadap sinar ultra violet.
- metal. Bahan kemasan dari metal biasanya menggunakan aluminium, mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produk-produk yang membutuhkan kemasan yang muat, seperti produk yang membutuhkan tekanan udara yang cukup untuk mendorong keluarnya produk dari kemasannya.
- kertas. Bahan kemasan dari kertas umumnya tidak tahan terhadap kelembaban dan air, sehingga kemasan dari bahan kertas tidak cocok untuk mengemas produk-produk yang memiliki kadar air tinggi atau barang dalam cair.
- plastik. Bahan kemasan dari plastik dewasa ini banyak digunakan karena ongkos produksinya relatif murah dan mudah dibentuk atau dimodifikasi. Kemasan berbahan plastik biasanya diproduksi dalam bentuk kantong, stoples, kotak, botol, dan lain sebagainya.
Jenis Kemasan. Suatu kemasan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yang didasarkan pada :
1. Struktur Isi.
Jenis kemasan yang didasarkan pada struktur isi adalah kemasan yang dibuat sesuai dengan isi dari kemasan tersebut. Jenis kemasan yang didasarkan pada struktur isi dapat dibedakan menjadi :
- kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung menjadi wadah, seperti botol minuman, kaleng susu, bungkus makanan, dan lain sebagainya.
- kemasan sekunder, yaitu kemasan yang berfungsi untuk melindungi kemasan lainnya, seperti kardus untuk melindungi botol minuman.
- kemasan tersier, yaitu kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan melindungi barang selama proses pendistribusian.
2. Frekuensi Pemakaian.
Jenis kemasan yang didasarkan pada frekuensi pemakaian dapat dibedakan menjadi :
- kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang hanya dipakai satu kali, setelah itu dibuang, seperti bungkus plastik, bungkus daun, dan lain sebagainya.
- kemasan yang bisa dipakai berulang kali (multi trip), yaitu kemasan yang dapat dipakai berkali-kali dan dapay dikembalikan kepada penjual agar dapat digunakan kembali, seperti botol.
- kemasan yang tidak dibuang (semi disposable), yaitu kemasan yang tidak dibuang kerena dapat dipergunakan kembali oleh konsumen untuk kebutuhan lain, seperti kaleng biskuit, botol, dan lain sebagainya.
3. Kesiapan Pakai.
Jenis kemasan yang didasarkan pada tingkat kesiapan pakai dapat dibedakan menjadi :
- kemasan siap pakai, yaitu jenis kemasan yang siap untuk digunakan dan bentuknya telah sempurna sejak diproduksi, seperti kemasan botol.
- kemasan siap rakit, yaitu jenis kemasan yang membutuhkan perakitan sebelum digunakan untuk mengisi barang, seperti wadah yang terbuat dari kertas, foil, atau plastik.
Fungsi Kemasan. Banyak perusahaan sangat memperhatikan kemasan untuk barang yang diproduksinya, karena mereka beranggapan bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari itu. Namun begitu, fungsi paling mendasar dari kemasan adalah
- untuk mewadahi dan melindungi suatu produk dari kerusakan-kerusakan sehingga mudah untuk disimpan, diangkut, dan dipasarkan.
Terdapat berbagai macam fungsi kemasan yang diutarakan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Rangkuti.
Menurut Rangkuti, fungsi utama kemasan adalah untuk menjaga produk.
2. Winardi.
Menurut Winardi, fungsi kemasan adalah :
- untuk melindungi barang perniagaan yang bersangkutan terhadap kerusakan-kerusakan dari saat diproduksinya sampai saat barang tersebut dikonsumsi.
- untuk memudahkan pengerjaan dan penyimpanan barang-barang perniagaan tersebut, baik oleh perantara maupun oleh konsumen.
- untuk menjual produk yang bersangkutan.
3. Henry Simamora.
Menurut Simamora, fungsi kemasan adalah :
- Fungsi Protektif (Perlindungan). Kemasan akan melindungi produk sejak proses pengemasan hingga pemanfaatan produk oleh konsumen, sehingga konsumen tidak perlu kuatir untuk menanggung resiko pembelian produk yang rusak atau cacat.
- Fungsi Promosional (Pemasaran). Peran kemasan pada umumnya tidak hanya terbatas pada perlindungan produk, kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
4. Titik Wijayanti.
Menurut Titik Wijayanti, fungsi kemasan adalah :
- dapat membuat indah suatu produk dengan kemasan yang sesuai kategori produk.
- memberikan keamanan produk supaya tidak rusak saat dipajang di toko.
- memberikan keamanan produk saat proses pendistribusian produk.
- memberikan informasi pada konsumen tentang produk itu sendiri dalam bentuk pelabelan.
- hasil desain produk yang menunjukkan produk tersebut.
5. Danger.
Menurut Danger, fungsi keasan adalah :
- pelindung produk dan menjaganya agar tetap dalam kondisi yang baik.
- memudahkan dalam pendistribusian secara ekonomis.
- efektifitas biaya.
- menjual produk tersebut.
6. Philip Kotler.
Menurut Kotler, sebagai suatu alat pemasaran kemasan mempunyai fungsi sebagai berikut :
- self service. Suatu kemasan haruslah menarik, memberikan ciri produk, bisa meyakinkan konsumen, dan memberikan kesan menyeluruh yang mendukung suatu produk.
- consumer offluence. Dengan pengemasan yang baik, konsumen akan bersedia membayar lebih mahal untuk kemudahan, penampilan, ketergantungan, dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
- company and brand image. Kemasan dirancang dengan cermat, perusahaan mengenalkan kekuatan produknya dengan kemasan supaya konsumen lebih cepat mengenali perusahaan atau merek produknya.
- inovational opportunity. Cara memberikan kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Tujuan dan Manfaat Kemasan. Tujuan dan manfaat utama pemberian kemasan pada suatu produk adalah :
- sebagai pelindung agar fisik produk tertap utuh.
- memperpanjang waktu pemakaian produk.
- menjaga kualitas dari produk.
- menjadi sarana informasi dan pemasaran yang baik, yaitu dengan membuat desain kemasan yang kreatif sehingga lebih menarik dan mudah diingat konsumen.
Sedangkan menurut Louw dan Kimber, kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut :
- physical production, maksudnya bahwa suatu kemasan mempuyai tujuan untuk melindungi barang dari suhu, getaran atau guncangan, dan sebagainya.
- barrier protection, maksudnya bahwa suatu kemasan mempunyai tujuan untuk melindungi dari hambatan oksigen, uap air, debu, dan sebagainya.
- containmentor (agglomeration), maksudnya bahwa suatu kemasan mempunyai tujuan untuk efisiensi transportasi dan penanganan, sehingga barang hasil produksi akan dikelompokkan dalam beberapa paket kemasan berdasarkan ukuran atau yang lainnhya.
- information transmission, maksudnya bahwa suatu kemasan mempunyai tujuan untuk memberikan keterangan tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang atau cara membuang paket produk yang biasanya sering terdapat pada kemasan atau label.
- reducing theft, maksudnya bahwa suatu kemasan mempunyai tujuan untuk melindungi barang hasil produksi dari pencurian.
- convenience, maksudnya bahwa suatu kemasan mempunyai tujuan untuk menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, membuka atau menutup kembali, penggunaan atau digunakan kembali.
- marketing, maksudnya bahwa suatu kemasan dan label mempunyai tujuan juga untuk bisa digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon konsumen untuk membeli barang hasil produksi.
Daya Tarik Kemasan. Kemasan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki daya tarik untuk memikat konsumen. Menurut Wirya, daya tarik kemasan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
- daya tarik visual. Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu produk yang mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks/topografi, dan tata letak.
- daya tarik praktis. Daya tarik praktis merupakan efektifitas efesiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer.
Hal lain yang penting dan harus diperhatikan dalam membuat suatu kemasan adalah mengenai manfaat kemasan dalam pengurangan limbah. Kemasan sedapat mungkin harus dirancang untuk membantu mengurangi atau mencegah limbah produk. Desain dan penggunaan bahan kemasan yang benar akan membantu untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Selain itu, kemasan bekas harus dikelola dan di daur ulang dengan optimal agar menjadi sumber daya yang berharga.
Semoga bermanfaat.