Khulafaur Rasyidin : Pengertian Khulafaur Rasyidin Serta Sahabat Rasulullah SAW Yang Termasuk Khulafaur Rasyidin

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Khulafaur Rasyidin. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, status sebagai Rasulullah tidak dapat digantikan oleh siapapun, akan tetapi kedudukan Rasulullah SAW sebagai pemimpin kaum muslimin harus ada yang menggantikan. Sejarah mencatat ada empat sahabat yang menggantikan kedudukan Rasulullah SAW sebagai pemimpin kaum muslimin yang dikenal dengan "Khulafaur Rasyidin".

Apa yang dimaksud dengan Khulafaur Rasyidin ?
Secara etimologi, istilah Khulafaur Rasyidin berasal dari kata "khulafa" yang merupakan bentuk jamak dari "khalifah" yang berarti pengganti, dan "ar-rasyidin" yang berarti mendapat petunjuk. Sehingga berdasarkan pengertian tersebut, Khulafaur Rasyidin menurut bahasa dapat diartikan dengan orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Allah swt.

Sedangkan secara terminologi, Khulafaur Rasyidin dapat diartikan sebagai pemimpin umat dan kepala negara yang telah mendapat petunjuk dari Allah swt, untuk meneruskan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Para Khulafaur Rasyidin tersebut merupakan pemimpin yang arif dan bijaksana. Mereka terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berkualitas tinggi dan baik. Masa Khulafaur Rasyidin termasuk generasi terbaik setelah zaman Nabi Muhammad SAW.


Sahabat Rasulullah SAW yang Termasuk Khulafaur Rasyidin. Lantas, siapa sajakah yang disebut Khulafaur Rasyidin ? Muhammad Ahsan, dalam "Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti", menjelaskan bahwa Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin yang diberikan petunjuk oleh Allah swt, sebagai pengganti Rasulullah SAW, mereka adalah sebagai berikut :

1. Abu Bakar as-Shiddiq (11-13 H/632-634 M).
Abu Bakar as-Shiddiq, lahir di Mekkah, pada tahun 573 M. Beliau lahir dari seorang ibu yang bernama Salma Ummul Khair dan seorang ayahnya yang bernama Uthman Abu Quhafa. Nama asli dari Ab Bakar as-Shiddiq adalah  Abdullah ibn Abu Kuhafah. Abu Bakar As-Shiddiq termasuk "Assabiqunal Awwalun" yaitu salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling awal memeluk agama Islam.

Abu Bakar mendapat gelar "as-Shiddiq" setelah masuk Islam. Gelar tersebut diberikan  oleh Rasulullah SAW. "as-Shiddiq" berarti yang benar. 

Diriwayatkan, Rasulullah SAW melakukan Isra' Mi'raj, yaitu perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina,  dan dilanjutkan naik ke langit sampai ke Sidratil Muntaha dalam waktu sepertiga malam. Pada peristiwa itu, Rasulullah SAW diberi perintah  oleh Allah swt berupa salat lima kali sehari semalam

Ketika berita tersebut (peristiwa Isra' Mi'raj) disampaikan kepada orang-orang kafir Mekah mereka tidak mempercayainya, akan tetapi Abu Bakar langsung membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW tersebut. Berdasarkan hal tersebut, Rasulullah SAW memberikan gelar "as-Shiddiq" kepada Abu Bakar.

Abu Bakar as-Shiddiq merupakan khalifah pertama di masa Khulafaur Rasyidin yang ditunjuk oleh umat muslim, setelah Rasulullah SAW wafat. Beberapa hal yang dilakukan beliau selama menjadi khalifah diantaranya adalah :
  • memerangi orang-orang yang keluar dari Islam (murtad). 
  • memerangi orang-orang yang enggan membayar. 
  • memerangi orang-orang yang mengaku nabi (nabi palsu).

2. Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M).
Umar bin Khattab bin Naufal bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang diangkat sebagai khalifah kedua di masa Khulafaur Rasyidin setelah Abu Bakar as-Shiddiq. Umar bin Khattab, lahir Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al-Shimh Al-Quraisy dan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim. Rasulullah SAW memberikan julukan Umar bin Khattab dengan "al-Faruq" yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab sangat ditakuti oleh orang-orang Islam karena kebengisannya. Begitu juga ketika sudah masuk Islam, beliau  sangat ditakuti oleh orang-orang kafir. Meskipun keras kepala, tetapi hati beliau lembut. Ia keras terhadap orang-orang yang mengingkari ajaran Islam atau orang-orang kafir, tetapi ia sangat lembut terhadap orang-orang yang baik. Ketegasan dan keberanian Umar bin Khattab sering dijadikan motivasi oleh umat muslim. 

Beberapa hal dilakukan oleh Umar bin Khattab selama menjadi khalifah, diantaranya adalah :
  • menetapkan undang-undang. 
  • memperluas penyebaran Islam. 
  • menetapkan tahun Hijriyah sebagai kalender Islam.
Ketika menjadi pemimpin, ia selalu mendahulukan kepentingan orang banyak. Ia tidak pernah mendahulukan kepentingan sendiri.

3. Ustman bin Affan (23-35 H/644-656 M).
Ustman bin Affan, nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abdul Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf, merupakan sahabat Nabi Muhammad yang diangkat sebagai khalifah yang ketiga di masa Khulafaur Rasyidin setelah Umar bin KhattabUstman bin Affan mendapatkan julukan "zunnurain" yang berarti pemilik dua cahaya. Julukan ini didapat karena Ustman bin Affan menikahi putri kedua dan ketiga Rasulullah SAW, yaitu Ruqayah dan Ummu Kultsum.

Ustman bin Affan merupakan sahabat Rasulullah SAW yang berasal dari strata sosial dan ekonomi tinggi yang pertama-tama masuk Islam. Beliau dikenal memiliki kepribadian yang baik dan terkenal memiliki kejujuran serta integritas yang tinggi. Beliau juga dikenal sebagai seorang padagang yang kaya raya serta sangat dermawan.

Diriwayatkan, Ustman bin Affan  membeli sumur yang memiliki air yang sangat jernih dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham atau setara dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu. Sumur tersebut lantas beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Selain itu, beliau juga memberi bantuan untuk memperluas Masjid Madinah dengan membeli tanah di sekitarnya.

Beberapa hal yang dilakukan oleh Ustman bin Affan selama menjadi khalifah, diantaranya adalah :
  • menumpas pendurhaka dan pemberontak di berbagai wilayah. 
  • melanjutkan perluasan wilayah melawan Romawi. 
  • pembukuan Al-Quran dalam satu mushaf (mushaf Ustmani).

4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M).
Ali bin Abi Thalib memiliki nama asli Haydar bin Abi Thalib. Haydar berarti singa. Ayahnya bernama Abu Thalib dan ibunya bernama Fatimah binti Asad.   Ali bi Abi Thalib termasuk orang yang pertama (setelah Khadijah bin Khuwailid, istri Rasulullah SAW) memeluk Islam dari keluarga Nabi Muhammad SAW. Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Nabi Muhammad SAW dan menantunya setelah menikah dengan Fatimah Az-Zahra. Dari pernikahannya dengan Fatimah Az-Zahra tersebut, Ali bin Abi Thalib dikarunia empat orang anak, dua putra dan empat putri, yaitu Ummu Kultsum, Zainab, Husain dan Hasan. Selain itu, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pribadi sederhana dan Zuhud. Beliau juga terkenal sebagai panglima perang yang sangat berani.

Pada usia remaja, Ali bin Abu Thalib banyak belajar langsung dari Rasulullah SAW.  Didikan langsung dari Rasulullah SAW tersebut, telah menjadikan Ali bin Abi Thalib  sebagai seorang pemuda yang sangat cerdas, berani, dan sabar. Ali bin Abi Thalib adalah khalifah keempat di masa Khulafaur Rasyidin. Beberapa hal yang dilakukan Ali bin Abi Thalib selama menjadi khalifah, diantaranya adalah :
  • menarik kembali tanah yang diberikan kepada keluarga Ustman secara tidak sah. 
  • menarik kembali hibah kepada siapapun yang dilakukan secara tidak sah.

Baca juga : Iman Dalam Islam

Dalam khazanah Islam, terdapat sistem pemerintahan yang dikenal dengan khilafah. Hal ini pertama kali dipakai saat Abu Bakar as-Shiddiq menjabat sebagai khalifah, setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Saat itu, Abu Bakar as-Shiddiq berpidato dengan menyebut dirinya sebagai khalifah Rasulillah yang berarti pengganti Rasulullah dalam mengurus bidang kenegaraan. Dalam perkembangan selanjutnya,  konsep khilafah menjadi ciri dari golongan sunni. Tata cara pengangkatan khalifah melalui ijma atau konsensus dan bersumpah kepada umat dan berpegang teguh kepada syariah.

Khalifah adalah kepala negara dalam pemerintahan Islam. Ini adalah istilah yang ada dalam Al-Quran. Walaupun dalam Al-Quran, makna khalifah mempunyai banyak tafsir dan arti. Maka dari itu, kata yang mengandung istilah pengertian khalifah tidak bisa dijadikan sebagai dasar hukum tentang wajib atau tidakkah mendirikan suatu khilafah atau kekuasaan politik yang memakai khalifah. Khalifah adalah fungsi yang diemban manusia menurut amanat dari Allah swt untuk mengelola bumi secara bertanggung jawab dan menggunakan akal.


Demikian penjelasan tentang pengertian Khulafaur Rasyidin dan siapa saja yang termasuk Khulafaur Rasyidin.

Semoga bermanfaat.