Karomah : Pengertian, Ciri-Ciri, Dan Jenis Karomah, Serta Tahapan Untuk Mencapai Karomah

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Karomah. Secara etimologi, kata "karomah" berasal dari bahasa Arab, yaitu "karoma atau karim" yang berarti kemuliaan, kehormatan, atau anugerah. Sedangkan secara terminologi, karomah dapat diartikan sebagai kejadian luar biasa yang diberikan oleh Allah swt kepada hamba-Nya yang sholeh dan taat. Karamah juga dapat berarti sesuatu yang keluar dari adat kebiasaan dan tidak diiringi dengan pengakuan kenabian yang terjadi pada diri orang yang saleh.

Karomah
berbeda dengan mukzizat. Mukzizat merupakan keistimewaan yang Allah swt berikan untuk para nabi dalam mendakwahkan agama tauhid. Sedangkan, karomah diberikan oleh Allah swt kepada sebagian orang (bukan nabi) yang menjalankan kebaikan, sunnah, dan memiliki keistiqamahan yang sempurna. Karomah yang diberikan Allah swt kepada orang yang beristiqamah sempurna tersebut dimaksudkan sebagai suatu pembekalan ilmu yang diberikan Allah swt kepadanya, dengan tujuan sebagai bukti bahwa kekuatan Allah swt sama sekali tidak terikat oleh sebab dan kebisaan atau tidak terbatas.

Salah satu contoh karomah adalah yang dialami oleh Maryam binti Imran ra. Di mana Maryam binti Imram ra selalu memperoleh makanan di mihrab, sedangkan ia tidak pernah keluar dari mihrab. Hal tersebut sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Ali Imran : 37, yang artinya :

"Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: 'Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini ?' Maryam menjawab: 'Makanan itu dari sisi Allah'. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab."



Pengertian karomah juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
Abdul Qadir al-Jailani, dalam "Buku Putih Syiekh Abdul Qadir al-Jailani", menyebutkan bahwa karomah adalah perkara luar bisa yang terjadi pada orang yang bukan Nabi, melainkan tampak pada orang yang secara lahir kelihatan sholeh mengikuti Nabi. menjalankan syariat-Nya, mempunyai keyakinan yang benar beramal sholeh.
Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, dalam "Kamus Ilmu Tasawuf", menyebutkan bahwa karamah bermakna kemuliaan yang diberikan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bahkan pada diri Adam as. telah terdapat kemuliaan bila dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Salah satu dari maqam karamah adalah ilmu yang didapat tanpa belajar (ilmu bil ta'allum) yang disebut ilmu ladduni, istilah karomah yang dimaksudkan disini yaitu menunjukkan keistemewaan tertentu yang dimiliki oleh para wali Allah swt dan orang-orang sholeh.


Ciri-Ciri Orang yang Mendapatkan Karomah. Terdapat beberapa ciri orang yang mendapatkan karomah, diantaranya :
  • sholeh, serta terbebas dari dosa baik yang besar maupun yang kecil.
  • memiliki kedekatan dengan Allah swt.
  • Hanya takut kepada Allah swt, sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Yunus : 62-63, yang artinya : "Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa; Allah adalah satu-satunya Dzat yang Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sehingga, Allah merupakan kekuatan tertinggi dimana ia selalu bisa berpegang teguh kepada-Nya."

Menurut Ibnu Fadhl, dalam "Kitab Masalik al-Abshar fi Mamalik al-Amshar", menyebutkan bahwa terdapat lima sifat atau ciri-ciri seseorang yang mendapatkan karomah, yaitu :

1. Tidak pernah risau masalah rezeki.
Seseorang yang mendapat karomah tidak akan pernah takut bagaimana rezekinya akan sampai kepadanya. Ia yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah swt akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah swt adalah Tuhan Yang Maha adil, maka tentu rezekinya tak mungkin tertukar.

2. Tidak mengeluh saat merasa sakit.
Keluhan itu hanya untuk orang biasa. Bagi seseorang yang mendapat karomah, tidak akan pernah terlihat keluhan keluar dari lisannya dalam kondisi apapun termasuk sakit. Ia selalu berada dalam dekapan ingat kepada Allah swt.

3. Ketika makan, tak ingin sendiri.
Jika ia mendapat rezeki, ia tak akan tega untuk menghabiskannya sendiri. Termasuk, ketika ia makan. Ia akan selalu mengajak orang lain yang ada di sekitarnya, terutama yang membutuhkan untuk ikut makan bersamanya. Meski ia dalam kondisi yang susah, ia akan tetap berbagi. Perasaannya tak ingin kenyang sendiri sementara orang lain menderita kelaparan.

4. Tak memiliki dendam terpendam dalam hati.
Hati yang baik itu akan senantiasa memaafkan. Seseorang yang memendam dendam hanya akan merusak kejernihan hatinya. Meskipun mereka tersakiti, namun mereka akan selalu memaafkan seseorang yang berbuat buruk padanya. Ketika di timpa masalah dengan manusia misalnya, ia akan melupakan keburukan dari masalah tersebut. Serta, hatinya bersih dari rasa dendam.

5. Hatinya mudah untuk menangis.
Salah satu ciri dari orang yang mendapatkan karomah adalah kejernihan hati. Hatinya akan lembut serta sensitif sehingga ia akan mudah menangis. Ia juga akan menangis ketika merasa takut. Namun, ketakutan itu muncul sebab ia takut tak lagi mendapat kasih sayang dari Allah swt. Ia khawatir perbuatannya tak di ridhoi oleh Allah swt.

Sedangkan  Abdul Kadir al-Jaelani, menyebutkan bahwa karomah mungkin diberikan pada sebagian hamba Allah swt yang sholeh, tetapi sesuai dengan syarat-syarat sebagai berikut :
  • memilki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt, yaitu dengan membenarkan perkara gaib yang diberitakan Allah, akatif dalam zikir, berfikir, dan mujahadah serta melaksanakan kewajiban yang diperintahkan-Nya dan menjauhi perbuatan haram yang dilarang.
  • karomah tidak bisa meningkat derajatnya menjadi mukjizat.
  • karomah bukan termasuk syarat perwalian.


Jenis Karomah. Allah swt menciptakan manusia dalam tiga dimensi, yaitu dimensi fisik atau inderawi, dimensi akala tau rasio, dan dimensi ruh atau hati. Setiap manusia yang mampu memaksimalkan masing dimensi tersebut akan diberi berbagai jenis karomah (kelebihan dan kemuliaan), sebagai berikut :
  • karomah empirikal, merupakan kelebihan dan kemuliaan yang Allah swt berikan kepada setiap hambanya yang mampu memaksimalkan fungsi panca indera (mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit). Dengan maksimalisasi ini mereka akan memperoleh dari Allah swt berbagai pengetahuan objektif empiris yang ada di alam fisik.
  • karomah rasional, merupakan kelebihan dan kemuliaan yang Allah swt berikan kepada hamba-hambanya yang menggunakan fungsi akal atau rasio secara maksimal. Pada tingkatan tertentu mereka akan diberi pengetahuan rasional atau argumentatif yang mumpuni dari Allah swt.
  • karomah spiritual, merupakan kelebihan dan kemuliaan yang Allah swt berikan kepada mereka yang mengoptimalkan fungsi rohani. Mereka yang mendapatkan karomah spiritual, pada level tertentu akan dibuka 'mata hati'-nya oleh Allah swt sehingga ia menemukan berbagai kebenaran iluminatif di alam spiritual. Ia merasakan kehadiran Allah swt, berbagai hal di luar alam logika bisa saja menaungi kehidupannya. Mereka inilah "waliyullah", yang dimuliakan oleh Allah swt karena rajin menyucikan jiwa.


Tahapan untuk Mencapai Karomah. Sebelum sampai pada tingkat karomah, terlebih dahulu harus melewati beberapa tahapan. Beberapa tahapan untuk mencapai tingkat karomah adalah sebagai berikut :
  • sholeh, yaitu menjalankan perintah dari Allah swt dan meninggalkan larangan dari Allah swt.
  • basyirah, yaitu mata batin yang terasah. Ketika mata batin telah terasah selanjutnya ia akan mudah membedakan antara yang baik dengan buruk.
  • fadhilah, yaitu kelebihan yang Allah swt berikan kepadanya.
  • maunah, yaitu melebihi kemampuannya sendiri dengan pertolongan Allah swt.
  • Karomah. Pada tingkatan karomahi, seseorang mencapai keadaan yang luar biasa, dan biasanya hanya tersemat untuk para wali pilihan Allah swt.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian karomah, ciri-ciri dan jenis karomah, serta tahapan untuk mencapai karomah.

Semoga bermanfaat.