Antisosial atau "antisocial personality disorder" merupakan istilah untuk menggambarkan sebuah gangguan kepribadian di mana terjadi penyimpangan perilaku dari norma-norma, yang terus dilakukan dari waktu ke waktu, dan mengarah pada perbuatan yang berpotensi membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam istilah yang lebih populer, antisosial dikenal dengan nama lain psikopat atau sosiopat.
Faktor Penyebab Perilaku Antisosial. Ciri kepribadian seseorang umumnya ditentukan dari perpaduan antara emosi, pola pikir, dan perilakunya. Untuk mengetahui mengapa seseorang berperilaku antisosial tidaklah mudah. Hal tersebut dikarenakan penyebab perilaku antisosial sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti :
- faktor genetik dan interaksi dalam lingkungan.
- pola asuh yang salah.
- cara seseorang melihat, memahami, dan berhubungan dengan dunia luar.
- bagaimana seseorang memahami dirinya sendiri.
Dengan kata lain, penyebab pasti dari perilaku antisosial belum diketahui dengan pasti. Para ahli hanya menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh genetik yang membuat seseorang rentan untuk berperilaku antisosial. Selain itu, adanya kelainan pada fungsi otak di bagian tertentu juga diduga berperan dalam menyebabkan seseorang menjadi antisosial.
Berikut beberapa faktor resiko yang mungkin bisa menyebabkan sikap antisosial, yaitu :
- melewatkan masa kanak-kanak dengan ditelantarkan atau dieksploitasi.
- berasal dari keluarga yang mengalami gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian lainnya, atau gangguan mental.
- memiliki riwayat gangguan perilaku di masa kecilnya.
- masa kecil berada di lingkungan keluarga yang tidak harmonis atau sering menjadi korban tindakan kekerasan.
Kartini Kartono, dalam "Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja", menyebutkan bahwa perilaku sikap antisosial pada diri seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi di luar diri seseorang, seperti :
1. Faktor Keluarga.
Keluarga merupakan wadah pembentukan pribadi anggota keluarga terutama bagi remaja yang sedang dalam masa peralihan, tetapi apabila pendidikan dalam keluarga itu gagal akan terbentuk seorang anak yang cenderung berperilaku antisosial, contohnya kondisi disharmoni keluarga (broken home), overproteksi dari orang tua, orang tua yang masih berusia remaja, ukuran keluarga.
2. Faktor Lingkungan Sekolah.
Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan, contohnya: kurikulum yang tidak jelas, guru yang kurang memahami kejiwaan remaja dan sarana sekolah yang kurang memadai sering menyebabkan munculnya perilaku kenakalan pada remaja. Walaupun demikian faktor yang berpengaruh di sekolah bukan hanya guru dan sarana serta prasarana pendidikan saja. Lingkungan pergaulan antar teman pun besar pengaruhnya.
3. Faktor Lingkungan Sekitar.
Lingkungan sekitar tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan anak. Lingkungan ada kalanya dihuni oleh orang dewasa serta anak-anak muda kriminal dan antisosial, yang bisa merangsang timbulnya reaksi emosional buruk pada anak-anak puber dan remaja yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak-anak remaja ini mudah terjangkit oleh pola kriminal, asusila dan antisosial.
Upaya Mengatasi Perilaku Anti Sosial. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku antisosial, yaitu :
1. Upaya mencegah perilaku antisosial.
- Upaya mencegah terjadinya perilaku ant sosial dapat dilakukan dengan pendekatan teoritis. Pencegahan ini dibedakan berdasarkan kelompok usia dari individu yang ditargetkan :
- intervensi yang menargetkan prenatal (sebelum lahir) dan awal masa kanak-kanak, diutamakan pada gizi sang ibu dan kesehatan ibu, mengurangi merokok dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah keluarga.
- intervensi yang menargetkan lingkungan keluarga, usahakan untuk memfasilitasi pengembangan sikap disiplin tanpa paksaan, strategi untuk meningkatkan pembangunan sosial dan pendidikan, meningkatkan keterlibatan orang tua di sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler.
- intervensi yang menargetkan lingkungan sekolah, fokus untuk mendukung keberhasilan akademis, memodifikasi lingkungan sekolah untuk menghambat perilaku menyimpang, meningkatkan kemampuan organisasi dan akademik, serta mengajarkan hubungan sebaya yang positif.
2. Upaya pengobatan terhadap pelaku sikap antisosial.
Upaya pengobatan terhadap perilaku antisosial umumnya dilakukan melalui :
- pelatihan pada perilaku kognitifnya, yang akan melibatkan upaya untuk memodifikasi penalaran moral, serta meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengambil perspektif lain.
- peningkatan toleransi terhadap orang lain serta meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan orang lain.
Perbedaan Antisosial dengan Asosial. Antisosial berbeda dengan asosial. Kalau antisosial merupakan suatu sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum. Maka, asosial diartikan sebagai disfungsi kepribadian yang ditandai dengan menarik diri dan menghindar secara sukarela terhadap interaksi sosial apapun. Seorang asosial cenderung tidak mempedulikan orang lain dan kadang kasar ;
- antisosial, menyiratkan perilaku membenci orang lain atau antagonisme terhadap orang lain maupun tatanan sosial umum.
- asosial, terlihat pada seorang yang introvert. Asosialit yang ekstrem biasanya timbul pada orang-orang yang mengalami berbagai kondisi klinis tertentu, seperti gangguan bipolar, autisme, skizofrenia, depresi, sindrom asperger, dan social anxiety disorder.
Demikian penjelasan berkaitan dengan faktor penyebab dan upaya mengatasi perilaku antisosial, serta perbedaan antara perilaku antisosial dan asosial.
Semoga bermanfaat.