Perilaku Antisosial : Pengertian, Ciri-Ciri, Dan Bentuk Perilaku Antisosial

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Perilaku Antisosial. Antisosial atau "antisocial personality disorder" merupakan istilah untuk menggambarkan sebuah gangguan kepribadian di mana terjadi penyimpangan perilaku dari norma-norma, yang terus dilakukan dari waktu ke waktu, dan mengarah pada perbuatan yang berpotensi membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam istilah yang lebih populer, antisosial dikenal dengan nama lain psikopat atau sosiopat.

Istilah antisosial merupakan penggabungan dari kata "anti" yang berarti menentang atau memusuhi, dan "sosial" yang berarti berkenaan dengan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, antisosial dapat diartikan sebagai suatu sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum. Dalam  "Oxford Psychology", anti sosial diartikan dengan perilaku yang merugikan orang lain dan merugikan masyarakat. 

Secara umum, antisosial merupakan gangguan sikap dan perilaku yang cenderung tidak mempertimbangkan keberadaan orang lain dan tidak mematuhi norma-norma sosial yang berlaku secara umum di masyarakat. Seseorang yang antisosial ditandai dengan perilaku tidak bertanggung-jawab, mengkritik tatanan sosial, tidak ada sikap menolong ke arah perbaikan sosial, hingga melanggar tatanan sosial yang berlaku di masyarakat.


Selain itu, pengertian antisosial juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Kathleen Stassen Berger, dalam "The Developing Person Through Childhood and Adolescence", menyebutkan bahwa perilaku antisosial adalah sikap dan perilaku yang tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat secara umum di sekitarnya. 
  • Mark Durand, dalam "Psikologi Abnormal", menyebutkan bahwa perilaku antisosial adalah perilaku yang ditandai riwayat tidak mau mematuhi norma-norma sosial. Mereka melakukan tindakan-tindakan yang bagi kebanyakan orang tidak diterima dan cenderung tidak bertanggung jawab serta pembohong. 
  • Jeffrey S. Nevid, dkk, dalam "Psikologi Abnormal", menyebutkan bahwa perilaku antisosial adalah sebuah gangguan perilaku yang ditandai dengan perilaku tidak bertanggungjawab serta kurangnya penyesalan untuk kesalahan mereka. 
  • S.A. Burt, M.B. Donnellan, W.G. Iacono, dan M. McGue, dalam  "Age-of-onset or behavioral sub-types? A prospective comparison of two approaches to characterizing the heterogeneity within antisocial behavior", yang dimuat dalam Journal of Abnormal Child Psychology, 39 : 633-44, menyebutkan bahwa perilaku antisosial adalah sebagai perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma-norma, baik aturan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun hukum.


Ciri-ciri Perilaku Antisosial. Seorang dengan perilaku antisosial memiliki beberapa ciri khas, diantaranya adalah :
  • sering mengabaikan dan melanggar hak orang lain.
  • tidak memiliki empati atau rasa kasihan pada orang lain. 
  • tidak mawas diri. 
  • merasa lebih hebat dari orang lain. 
  • manipulatif.

Stave Bressert, dalam "Antisocial Personality Disorder Symptoms", menyebutkan bahwa ciri-ciri perilaku antisosial dapat dilihat atau ditandai dengan tindakan sebagai berikut :
  • gagal menyesuaikan diri dengan norma sosial, sehubungan dengan perilaku yang sah seperti yang ditunjukkan oleh tindakan yang dilakukan berulang kali yang merupakan dasar penangkapan. 
  • ketidaktaatan, seperti yang ditunjukkan oleh pembohong berulang, penggunaan alias, atau menipu orang lain untuk keuntungan pribadi atau kesenangan. 
  • impulsif atau kegagalan untuk merencanakan ke depan
  • iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik berulang-ulang atau serangan. 
  • dengan sembarangan mengabaikan keamanan diri sendiri atau orang lain
  • ketidak bertanggung-jawaban secara konsisten, seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan berulang untuk mempertahankan perilaku kerja yang konsisten atau menghormati kewajiban finansial. 
  • kurangnya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh bersikap acuh tak acuh terhadap atau merasionalisasi karena telah menyakiti, menganiaya, atau mencuri dari yang lain.


Bentuk Perilaku Antisosial. Secara umum, perilaku antisosial dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yang didasarkan pada :

1. Penyebab.
Berdasarkan penyebab-nya, perilaku antisosial terdiri dari :

1.1. Penyimpangan Individual.
Penyimpangan individual merupakan penyimpangan yang disebabkan oleh diri sendiri. Penyimpangan tersebut terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi penderita, seperti pembawaan, penyakit, kecelakaan yang pernah dialami, atau karena pengaruh sosiokultural yang bersifat unik terhadap pribadi penderita. Bentuk-bentuk sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan individual, diantaranya adalah :
  • pembangkang, yaitu orang yang tidak mau tunduk terhadap peringatan yang telah diberikan oleh orang yang bertanggung jawab di lingkungan tersebut. 
  • pelanggar, yaitu orang yang melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku dalam masyarakat. 
  • penjahat, yaitu orang yang mengabaikan norma atau hukum yang ada di masyarakat sehingga menyebabkan kerugian baik berupa harta benda maupun jiwa/nyawa di lingkungan masyarakat.

1.2. Penyimpangan Situasional.
Penyimpangan situasional merupakan penyimpangan karena adanya pengaruh kekuatan situasi baik dari luar maupun dari dalam diri individu tersebut. Bentuk sikap anti sosial yang muncul akibat penyimpangan situasional, diantaranya adalah :
  • tingkah laku kasar yang dimiliki remaja. 
  • tekanan batin yang dialami perempuan yang mengalami masa menopause. 
  • penyimpangan seksual yang terjadi karena menunda perkawinan. 
  • penyimpangan seksual yang terjadi pada narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan.

1.3. Penyimpangan Biologis.
Penyimpangan biologis merupakan penyimpangan yang terjadi karena adanya faktor pembatas yang tidak memungkinkan terjadinya dalam memberikan persepsi atau menimbulkan respons tertentu. Ada beberapa macam bentuk diferensiasi yang bisa menyebabkan penyimpangan biologis, diantaranya adalah : 
  • ciri-ciri karena gangguan fisik, misalnya kehilangan anggota atau bagian tubuh dan adanya gangguan sensorik. 
  • ciri-ciri biologis yang aneh, misalnya memiliki cacat yang disebabkan karena luka atau cacat yang karena bawaan lahir (genetis). 
  • ciri-ciri ras misalnya, tinggi badan, warna kulit, atau bentuk badan. 
  • disfungsi tubuh yang tidak terkontrol lagi oleh tubuh misalnya, epilepsi atau tremor.

Dengan adanya diferensiasi tersebut, maka dapat menyebabkan beberapa bentuk perilaku antisosial seperti : 
  • egoisme, yaitu sikap anti sosial akan merasa dirinya yang paling benar atau unggul dibandingkan orang lain. 
  • rasisme, yaitu sikap antisosial akan percaya kepada paham rasis (rasisme) dimana mereka akan mendiskriminasi orang yang memiliki ciri, bentuk, warna yang aneh atau tidak sesuai dengan dirinya, misalnya mendiskriminasi orang yang berwarna kulit gelap. 
  • rasialisme, yaitu sikap antisosial biasanya menerapkan sikap diskriminasi terhadap kelompok ras lain. 
  • stereotip, yaitu citra kaku mengenai suatu rasa atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Misalnya, orang jawa terkenal dengan lemah lembutnya, padahal stereotip itu tidak selalu benar.

1.4. Penyimpangan Bersifat Sosiokultural.
Penyimpangan bersifat sosiokultural memiliki beberapa bentuk diantaranya adalah :
  • primodialisme, yaitu paham atau pandangan yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak awal melekat pada diri individu tersebut misalnya, suku bangsa, ras, agama maupun asal-usul kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, yang kemudian meluas dan berkembang. 
  • etnosentrisme, yaitu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran yang berlaku dalam masyarakat tersebut. 
  • sekularisme, yaitu sikap yang mengedepankan hal-hal yang bersifat non-agamis, misalnya teknologi, dan pengetahuan. 
  • hedonisme, yaitu suatu sikap yang ada pada manusia yang mendasarkan diri pada pola kehidupan yang serba mewah, glamour, dan hanya memikirkan dan menempatkan kesenangan materiil saja. 
  • fanatisme, yaitu sikap yang menyukai sesuatu hal secara berlebihan. Fanatisme yang sangat berlebih akan membahayakan karena dapat menyebabkan konflik atau perpecahan. 
  • diskriminasi, yaitu sikap yang suka membedakan secara sengaja terhadap golongan yang berkaitan hanya untuk kepentingan tertentu.

2. Sifat.
Berdasarkan sifat-nya, perilaku antisosial terdiri dari :
  • tindakan anti sosial yang dilakukan secara sengaja. Tindakan anti sosial yang dilakukan secara sengaja adalah tindakan yang dilakukan secara sadar oleh orang tersebut, akan tetapi orang tersebut tidak memperdulikan orang lain terhadap tindakannya tersebut. Contohnya seperti mencoret-coret tembok. 
  • tindakan antisosial yang dilakukan karena tidak peduli. Tindakan anti sosial yang dilakukan karena tidak peduli adalah tindakan yang dilakukan karena orang tersebut tidak peduli terhadap keberadaan masyarakat di sekitarnya. Misalnya, membuang sampah sembarangan di sungai atau sembarangan.

Soerjono Soekanto, dalam "Sosiologi Suatu Pengantar", menyebutkan bahwa secara umum perilaku antisosial dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Antikonformitas
Antikonformitas suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau sekelompok individu. Sebagai contohnya adalah mencuri, membunuh, membuat keributan, dan mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat.

2. Aksi Antisosial
Aksi antisosial sebuah aksi yang menempatkan kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok tertentu diatas kepentingan umum. Contohnya adalah, tidak mau mengikuti kegiatan gotong royong di masyarakat, memanipulasi data keuangan sebuah organisasi demi kepentingan diri sendiri, dan lain-lain.

3. Dendam Antisosial (Antisocial grudge)
Dendam antisosial atau antisosial grudge adalah rasa dendam atau sakit hati terhadap masyarakat maupun terhadap aturan sosial tertentu sehingga menimbulkan perilaku menimpang.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian perilaku antisosial, ciri-ciri, dan bentuk perilaku antisosial.

Semoga bermanfaat.