Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Istilah "portofolio" berasal dari bahasa Inggris, yang berarti dokumen atau surat-surat. Portofolio juga dapat berarti kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Dalam kaitannya dengan model pembelajaran, portofolio diartikan sebagai suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang di seleksi menurut panduan-panduan yang telah ditentukan.

Secara umum, model pembelajaran berbasis portofolio adalah suatu proses pembelajaran dalam mempelajari suatu materi tertentu yang prosesnya dari awal sampai akhir dikumpulkan atau didokumentasikan sebagai hasil pekerjaan peserta didik, dan disimpan dalam satu bendel. Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan alternatif cara belajar siswa aktif dan cara mengajar guru aktif. Hal tersebut dikarenakan sebelum, selama, dan sesudah proses belajar mengajar pendidik dan peserta didik dihadapkan pada sejumlah kegiatan. Portofolio dalam model pembelajaran berbasis portofolio, biasanya merupakan karya terpilih dari seorang peserta didik atau kelompok, atau karya satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif.


Oleh karenanya, dalam model pembelajaran berbasis portofolio, peserta didik di samping mendapatkan pengalaman fisik terhadap obyek dalam pembelajaran, peserta didik juga mendapatkan pengalaman atau terlibat secara mental. 
  • pengalaman fisik, dalam arti melibatkan peserta didik atau mempertemukan peserta didik dengan obyek pembelajaran. 
  • pengalaman mental, dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri peserta didik dan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menyusun (merekonstruksi) sendiri informasi yang diperolehnya.


Landasan Pemikiran Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Model pembelajaran berbasis portofolio dilandasi dengan landasan pemikiran sebagai berikut:

1. Empat Pilar Pendidikan.
Empat pilar dimaksud adalah :
  • learning to do. Learning to do maksudnya adalah peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik, sosial maupun budaya.
  • learning to know. Learning to know maksudnya adalah peserta didik harus mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya. 
  • learning to be. Learning to be maksudnya adalah peserta didik harus mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya.
  • learning to live together. Learning to live together maksudnya adalah kesempatan berinteraksi dengan kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukkan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.

2. Pandangan Konstruktivisme.
Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejalanya, gagasan ini sering kali naif dan mis-konsepsi tetapi gagasan ini dipertahankan karena sudah dibangun dalam wujud "schemata" (struktur kognitif). Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari "apa yang diketahui peserta didik" dan pendidik hanya berperan sebagai "fasilisator dan penyedia kondisi".

3. Democratic Teaching.
Suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan dan memperhatikan keragaman peserta didik.


Prinsip Dasar Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Menurut Dasim Budimansyah, dalam "Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio", disebutkan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio mengacu pada beberapa prinsip dasar pembelajaran, yaitu:
  • prinsip belajar siswa aktif (student active learning). Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio berpusat pada peserta didik dimana hampir seluruh aktivitas peserta didik dimulai dari tahapan perencanaan di kelas, kegiatan lapangan dan pelaporan. 
  • kelompok belajar kooperatif (cooperative learning). Proses pembelajaran berbasis kerjasama antar peserta didik dan antar komponen-komponen lain, seperti orang tua/wali peserta didik dan lembaga terkait. 
  • pembelajaran partisipatorik. Prinsip ini termasuk salah satu dari model pembelajaran berbasis portofolio, sebab melalui model ini peserta didik belajar melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah peserta didik belajar hidup berdemokrasi. 
  • mengajar yang reaktif (reactive teaching). Model pembelajaran berbasis portofolio  mensyaratkan pendidik yang reaktif agar peserta didik mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ciri-ciri pendidik yang reaktif adalah sebagai berikut : 1. menjadikan peserta didik sebagai pusat kegiatan belajar. 2. pempelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik. 3. selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan membuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan. 4. segera mengenali materi dan metode pembelajaran yang membuat peserta didik bosan, jika hal tersebut ditemui harus segera ditanggulanginya.


Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam penerapan model pembelajaran berbasis portofolio. Tahapan dimaksud adalah sebagai berikut :
  • mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio. Pada tahap ini, pendidik bersama peserta didik merumuskan masalah yang berkenaan dengan materi yang dibahas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pendidik akan menginstruksikan peserta didik untuk membentuk kelompok portofolio. Selanjutnya pendidik menentukan fokus-fokus portofolio dan memberikan petunjuk-petunjuk membuat portofolio yang baik dan benar. 
  • merencanakan aspek konten yang dinilai. Pada tahap ini, pendidik menentukan prosedur-prosedur penilaian dengan mengacu pada spesifikasi konten-konten pada portofolio peserta didik.  
  • menentukan bentuk dan susunan portofolio. Pada tahap ini, pendidik menganalisis desain portofolio yang akan dibuat peserta didik dengan menentukan standar-standar dan kriteria portofolio tersebut. 
  • menentukan penggunaan portofolio. Pada tahap ini, pendidik menyiapkan instruksi-instruksi pada portofolio. Pendidik merencanakan penggunaan instruksional dan umpan balik kepada peserta didik. 
  • menentukan cara untuk menilai portofolio. Pada tahap ini, pendidik merencanakan verifikasi dari prosedur-prosedur dengan membuat rubrik atau lembar untuk mengecek portofolio yang dibuat oleh peserta didik. 
  • menentukan bentuk portofolio dan penilaian. Pada tahap ini, pendidik menginstruksikan peserta didik untuk mengimplementasikan portofolio sesuai dengan instruksi yang telah disepakati sebelumnya.


Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Sebagaimana model pembelajaran yang lain, model pembelajaran portofolio juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Menurut Fajar Arnie, dalam "Portofolio Dalam Pembelajaran IPS", kelebihan dan kekurangan model pembelajaran portofolio adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan model pembelajaran berbasis portofolio
  • dapat menutupi kekurangan dalam proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, seperti keterampilan memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, berdebat, menggunakan berbagai sumber informasi, mengumpulkan data, membuat laporan dan sebagainya.
  • mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik, sehingga memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik  membuat atau menyusun laporan, menulis dan menghasilkan berbagai tugas akademik. 
  • meningkatkan dan mengembangkan wawasan peserta didik mengenai isu atau masalah-masalah kemasyarakatan atau lingkungannya, dapat memotivasi adanya rasa peduli atau peka terhadap lingkungan masyarakat dari yang paling dekat hingga ke masalah nasional dan bahkan masalah internasional. 
  • mendidik peserta didik memiliki kemampuan merefleksi pengalaman belajarnya, sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar lebih baik dari yang sudah mereka lakukan. 
  • pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih tahan lama karena telah melakukan serangkaian proses belajar dari mengetahui, memahami diri sendiri, melakukan aktivitas dan belajar bekerjasama dengan rekan-rekannya dalam kebersamaan hidup di masyarakat.

2. Kekurangan model pembelajaran berbasis portofolio :
  • menggunakan waktu yang relatif lama. 
  • memerlukan ketekunan, kesabaran dan keterampilan pendidik. 
  • memerlukan biaya. 
  • memerlukan adanya jaringan komunikasi yang erat antara peserta didik, pendidik, sekolah, keluarga, masyarakat, dan lembaga atau instansi pemerintah maupun swasta.

Kekurangan model pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran dapat diatasi melalui strategi sebagai berikut :
  • waktu yang lama dapat disiasati dengan cara mengkondisikan pembelajaran dengan alokasi waktu yang ada serta perencanaan pengajaran yang baik. 
  • memaksimalkan potensi peserta didik yang dapat didayagunakan seperti keterampilan peserta didik dalam membuat portofolio tayangan dan dokumentasi. 
  • mengoptimalkan barang-barang disekitar lingkungan belajar untuk pembuatan portofolio. 
  • pendidik memfasilitasi komunikasi verbal dalam proses pencarian informasi peserta didik. 


Penilaian Berbasis Portofolio atau Portofolio Sebagai Penilaian. Menurut Dasim Budimansyah, portofolio sering disandingkan dengan konsep pembelajaran dan konsep penilaian. Jika portofolio disandingkan dengan :
  • konsep pembelajaran, maka portofolio dikenal sebagai pembelajaran berbasis portofoliokonsep penilaian, maka portofolio dikenal sebagai penilaian berbasis portofolio

Penilaian berbasis portofolio atau portofolio sebagai penilaian (assessment) diartikan sebagai kumpulan fakta atau bukti dan dokumen berupa tugas-tugas yang terorganisir secara sistematis dari seseorang secara individu dalam proses pembelajaran. Portofolio sebagai penilaian juga dapat berarti  koleksi sistematis dari peserta didik dan pendidik untuk menguji proses dan prestasi belajar. Portofolio sebagai penilaian merupakan pembelajaran praktik (melakukan) dan mempunyai standar pertanyaan yang kuat, untuk mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait seperti interaksi antar peserta didik dan pendidik yang saling melengkapi serta menggambarkan belajar peserta didik secara mendalam yang pada akhirnya dapat membantu peserta didik menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik.

Karakteristik portofolio sebagai penilaian adalah sebagai berikut :
  • merupakan hasil karya peserta didik yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus menerus dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran. 
  • mengukur setiap prestasi peserta didik secara individu dan menyadari perbedaan diantara peserta didik
  • merupakan pendekatan kerja sama. 
  • mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri. 
  • memperbaiki dan mengupayakan prestasi. 
  • adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian model pembelajaran berbasis portofolio, landasan pemikiran, prinsip dasar, tahapan, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis portofolio, serta penilaian berbasis portofolio (portofolio sebagai penilaian).

Semoga bermanfaat.