Knowledge Sharing (Berbagi Pengetahuan) : Pengertian, Faktor Pendorong, Dan Indikator Keberhasilan Knowledge Sharing, Serta Budaya Knowledge Sharing

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Knowledge Sharing. Menurut Turban dalam bukunya yang berjudul "Information Technology for Management", menjelaskan bahwa "knowledge" atau pengetahuan berisi tentang informasi yang telah diorganisasikan dan diproses untuk memberikan pengertian, pengalaman, pembelajaran lebih lanjut, dan keahlian bagaimana pengetahuan digunakan untuk pemecahan masalah atau proses usaha tertentu. Dalam sebuah perusahaan, knowledge dapat diperoleh dari individu atau kelompok orang yang memiliki pengetahuan dalam perusahaan. Knowledge adalah konsep multidimensi, yang merupakan campuran data, informasi, keterampilan, pengalaman, dan pendapat yang tergabung untuk membantu pengambilan suatu keputusan. 

Ismail Nawawi
dalam bukunya yang berjudul "Manajemen Pengetahuan", menyebutkan bahwa beberapa pengetahuan dapat dituliskan, dikerjakan, dan diformulasikan dalam bentuk kalimat atau diekspresikan dalam bentuk gambar. Namun ada pula pengetahuan yang terkait erat dengan pengalaman fisik, petunjuk praktis dan intuisi di mana pengetahuan terbatinkan, seperti sulit sekali digambarkan kepada orang lain.


Secara umum, "knowledge sharing" atau berbagi pengetahuan adalah bentuk dari kegiatan yang digunakan dalam manajemen pengetahuan untuk memberikan dan menyebarkan pengetahuan, ide, pengalaman, atau skill dari seseorang, departemen, organisasi, atau perusahaan untuk menciptakan dasar kebutuhan untuk kerja sama. Knowledge sharing merupakan inti dari "knowledge management" atau manajemen pengetahuan, di mana melalui knowledge sharing terjadi peningkatan value dari knowledge yang dimiliki perusahaan.

Selain itu, pengertian knowledge sharing juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
  • Subagyo Ahmad, dalam bukunya yang berjudul "Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi", menyebutkan bahwa knowledge sharing adalah salah satu metode atau salah satu langkah dalam manajemen pengetahuan yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu kelompok, organisasi, instansi, atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman, dan ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya.
  • H. Chen, dalam bukunya yang berjudul "Knowledge Management Systems : A Text Mining Perspective", menyebutkan bahwa knowledge sharing adalah komunikasi interpersonal yang melibatkan komunikasi dan penerimaan pengetahuan dari orang lain, dan salah satu cara utama untuk mentransfer pengetahuan adalah interaksi manusia.
  • Visvalingham Suppiah dan Manjit Singh, dalam tulisannya yang berjudul "Organizational Culture's Influence on Tacit Knowledge Sharing Behaviour", yang dimuat di dalam Journal of Knowledge Management Volume : 13 Nomor : 3, menyebutkan bahwa knowledge sharing adalah interaksi dan komunikasi antara individu maupun unit bisnis yang saling menguntungkan satu sama lain dengan cara bertukar pikiran, pendapat, atau informasi yang dimiliki.


Jenis Knowledge Sharing. Terdapat beberapa jenis knowledge sharing.  Menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, dalam bukunya yang berjudul "The Social Contruction of Reality", menyebutkan bahwa proses knowledge sharing dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
  • eksternalisasi pengetahuan, merupakan proses di mana terjadi pertukaran pengetahuan personal, sehingga pengetahuan dikomunikasikan di antara anggota.
  • obyektifikasi pengetahuan, merupakan proses di mana pengetahuan menjadi realitas obyektif, sehingga pengetahuan tersebut diakui komunitas.
  • internalisasi pengetahuan, merupakan proses di mana pengetahuan yang terobyektifikasi digunakan oleh personal dalam rangka sosialisasi mereka. Internalisasi pengetahuan dilakukan melalui kegiatan pencarian dan menemukan kembali pengetahuan yang tersimpan dalam perusahaan.


Manfaat Knowledge Sharing. Dalam suatu perusahaan, knowledge sharing memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai berikut :
  • meningkatkan kinerja perusahaan dari karyawan.
  • meningkatkan nilai perusahaan terutama dalam hal ilmu dan inovasi.
  • ilmu yang diserap dapat diaplikasikan di luar perusahaan.
  • meningkatkan komunikasi dan relasi antara karyawan.
  • memudahkan karyawan dalam membagi ilmu dan inovasi.
  • mengasah bakat dan karyawan dalam beberapa bidang.
  • meningkatkan kompetensi dalam waktu yang relatif singkat.
  • meningkatkan kerja sama antar karyawan atau unit bisnis.


Sarana dan Alat Bantu Knowledge Sharing. Terdapat beberapa sarana dan alat bantu yang dapat digunakan untuk knowledge sharing. Menurut Subagyo Ahmad, sarana dan alat bantu knowledge sharing adalah sebagai berikut :
  • pertemuan tatap muka, yaitu pertemuan-pertemuan rutin, seminar workshop, forum, pemagangan, dan lain sebaginya.
  • dokumentasi, yaitu pengarsipan seluruh kegiatan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka publikasi baik elektronik di website maupun non elektronik newsletter, majalah, dan koran.
  • website yang dibangun secara lokal, yaitu suatu jaringan berbasis internet yang dibangun dalam lingkup perusahaan yang digunakan untuk memuat segala informasi tentang berita, kegiatan komunitas, cerita pengalaman, dan informasi lainnya.
  • diskusi elektronik, yaitu pertemuan yang dilakukan melalui teleconference, email, interbet chatting, dan lain sebagainya.
  • publikasi dan newsletter, yaitu penerbitan sarana informasi seperti majalah, koran, dan lain sebagainya untuk penyebaran informasi, pemikiran, maupun pengetahuan yang dimiliki oleh anggota komunitas.
  • penelitian, yaitu suatu kegiatan berupa tindakan, pengamatan, dan pencatatan yang dilakukan dengan metode-metode tertentu sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan, yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan bertukar pikiran diantara karyawan.


Faktor Pendorong Knowledge Sharing. Beberapa faktor pendorong terjadinya knowledge sharing adalah :
  • kesempatan. Adanya suatu kesempatan akan memungkinkan terjadinya knowledge sharing. Kesempatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. kesempatan formal, seperti pelatihan, adanya sistem yang berbasis teknologi, dan lain sebagainya. 2. kesempatan informal, merupakan hubungan dan jaringan yang bersifat sosial antar anggota perusahaan.
  • modalitas komunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas utama dalam knowledge sharing. Adanya komunikasi akan memfalitasi terjadinya perilaku knowledge sharing.
  • harapan kemanfaatan. Ketika suatu aktivitas komunikasi memberikan suatu manfaat pengetahuan, maka hal tersebut akan mendorong terjadinya knowledge sharing.
  • kesesuaian konteks. Knowledge sharing akan lebih sering dilakukan dalam konteks latar belakang profesional yang sama di antara individu yang terlibat.
 

Indikator Keberhasilan Knowledge Sharing. Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu knowledge sharing. Menurut K. Matzler  dalam tulisannya yang berjudul "Personality Traits and Knowledge Sharing", yang dimuat dalam Journal of Economic Psychology Volume : 29, menyebutkan bahwa indikator keberhasilan dalam knowledge sharing adalah :
  • embrained knowledge, yaitu pengetahuan yang terkait dengan keterampilan konseptual dan kemampuan kognitif individu melalui studi formal (learning by studying).
  • embodied knowledge, yaitu pengetahuan di mana tubuh individu dapat melakukan aktivitas tanpa adanya verbal yang mempresentasikan sebuah pikiran. Pengetahuan terbentuk pada diri seseorang yang berasal dari pengalaman sebelumnya.
  • encultured knowledge, yaitu struktur efektif dan kognitif yang digunakan oleh anggota perusahaan untuk mempersepsikan, menjelaskan, mengevaluasi, dan mengkonstruk realitas. Pengetahuan ini juga mencakup asumsi dan kepercayaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai dan informasi baru.
  • embedded knowledge, yaitu bentuk kolektif dari pengetahuan tacit yang tertanam dalam rutinitas perusahaan, praktik, nilai, norma, dan kepercayaan bersama (shared belief).
  • encoded knowledge, yaitu pengetahuan yang telah dikodifikasi dan berbentuk eksplisit.


Budaya Knowledge Sharing. Budaya knowledge sharing merupakan bagian dari budaya perusahaan dan inti dari budaya manajemen pengetahuan. Seberapa penting budaya knowledge sharing bagi suatu perusahaan ?
  • Dalam suatu perusahaan yang ingin menerapkan manajemen pengetahuan dengan efektif, budaya knowledge sharing perlu ditumbuhkan dan dikembangkan. Hal tersebut karena knowledge sharing merupakan pondasi utama dari belajar (learning), dan melalui sharing akan tercipta kesempatan yang lebih luas untuk belajar. Tanpa belajar, tidak akan ada inovasi. Dan tanpa inovasi, suatu perusahaan tidak akan bertumbuh dan berkembang atau bahkan tidak akan bertahan.

Paul L. Tobing dalam bukunya yang berjudul "Konsep Knowledge Management", menyebutkan bahwa untuk suksesnya pembentukan budaya knowledge sharing, suatu perusahaan harus memenuhi beberapa persyaratan kultural (organisasional) sebagai berikut :
  • peranan pemimpin, berupa kemampuan merumuskan visi, keterlibatan langsung, pemberian dukungan dan advokasi.
  • budaya perusahaan yang memberikan iklim kepercayaan dan keterbukaan.
  • adanya kemauan dari pimpinan perusahaan untuk mempromosikan knowledge sharing dan kolaborasi.
  • perusahaan menghargai knowledge, pembelajaran, dan inovasi.
  • kemampuan perusahaan dalam mengeksekusi proses transformasi dengan mulus dan efektif.

Selanjutnya Paul L. Tobing menjelaskan bahwa pengembangan knowledge sharing dalam suatu perusahaan harus mempertimbangkan elemen-elemen atau stimulan utama seperti peserta, kontributor, media, dan tersedianya orang-orang yang memfasilitasi knowledge sharing itu sendiri. Semua elemen atau stimulan tersebut diintegrasikan oleh trust.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian knowledge sharing (berbagi pengetahuan), jenis, manfaat, sarana dan alat, faktor pendorong, dan indikator keberhasilan knowledge sharing, serta budaya knowledge sharing.

Semoga bermanfaat.