Dasar Perencanaan Strategis

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Dalam manajemen, perencanaan terjadi di semua tingkat kegiatan, baik dalam kegiatan pengambilan keputusan tingkat atas, kegiatan produksi, pemasaran hasil produksi, maupun kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya. Selain itu, perencanaan juga merupakan salah satu tugas dan fungsi dari seorang manajer. Sebelum seorang manajer melakukan fungsi pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan, seorang manajer harus terlebih dahulu melakukan fungsi perencanaan, yaitu membuat rencana-rencana yang memberikan tujuan dan arah dari perusahaan.

Perencanaan mempunyai dua arti, yaitu perencanaan dalam arti sempit dan perencanaan dalam arti luas. 
  • dalam arti  sempit, perencanaan adalah suatu proses dasar di mana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.
  • dalam arti luas, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa, dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat, sehingga tujuan dari perusahaan dapat dicapai.

Sedangkan yang dimaksud dengan rencana strategis dapat diartikan sebagai proses perencanaan jangka panjang yang disusun dan digunakan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. 


Menurut George L. Morrisey, dalam proses perencanaan, seorang manajer harus melalui tiga fase yang masing-masing fase dicirikan dengan kerangka berpikir yang sama sekali berbeda. Ketiga fase dalam proses perencanaan tersebut adalah sebagai berikut : 
  • Fase pertama adalah pemikiran strategis, yang lebih memfokuskan pada aspek intuitif proses mengarah pada pengembangan misi, visi, dan strategi organisasi. Fase ini dirancang untuk menciptakan perspektif masa depan organisasi sekaligus membangun pondasi yang menjadi dasar bagi semua keputusan penting yang akan dibuat. Pemikiran strategis akan mengarah pada perspektif.
  • Fase kedua adalah perencanaan jangka panjang, yang menuntut kombinasi intuisi dengan pemikiran analitis yang mengarah pada proyeksi posisi masa depan organisasi yang ingin diraih. Fase ini dirancang untuk mengabsahkan dan mengaktifkan misi, visi dan strategi yang dibuat selama fase pertama. Perencanaan jangka panjang akan mengarah pada posisi.
  • Fase ketiga adalah perencanaan taktis, yang terutama merupakan pendekatan analitis dengan intuisi sebagai pelengkap mengarah pada tindakan spesifik yang mempengaruhi kinerja organisasi sekarang ini. Fase ini dirancang untuk memproduksi hasil jangka pendek yang diperlukan untuk menjalankan misi organisasi dan meraih posisi masa depan yang telah diproyeksikan. Perencanaan taktis akan mengarah pada performa. 


Berikut penjelasan dari masing-masing fase dalam proses perencanaan tersebut :

1. Pemikiran Strategis.
Pemikiran strategis organisasional adalah koordinasi pikiran-pikiran kreatif menjadi suatu perspektif bersama yang memungkinkan organisasi melangkah ke masa depan dengan suatu sikap untuk memenuhi kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Tujuan pemikiran strategis adalah membatu mengeksploitasi tantangan-tantangan baik yang dapat diramalkan maupun yang tidak. Pemikiran strategis membentuk dasar bagi pengambilan keputusan strategis. Tanpa dasar ini, keputusan dan tindakan setelahnya kemungkinan akan terpecah-pecah dan tidak sejalan dengan kesehatan organisasi dalam jangka panjang.

Pemikiran strategis penting karena :
  • Pertimbangan yang sehat, walaupun kerap berdasarkan informasi yang tidak memadai, adalah satu-satunya hal terpenting yang dapat diharapkan oleh organisasi dari manajernya.
  • Agar efektif, pertimbangan kolektif bergantung pada pembuat keputusan kunci di organisasi yang mempunyai visi yang jelas dan konsisten mengenai arah organisasi di masa depan.
  • Visi organisasi lebih didasarkan pada bagaimana pembuat keputusan kunci ini melihat dan merasa, bukan pada hasil dari analisis sitematik manapun.
  • Pemikiran strategis memasukkan nilai-nilai, misi, visi, dan startegi yang cenderung menjadi unsur yang intuitif daripada analitis.
  • Pencapaian kesepakatan atas unsur-unsur ini di antara anggota tim manajemen merupakan prasyarat yang penting bagi perencanaan yang efektif.

2. Perencanaan Jangka Panjang.
Perencanaan jangka panjang mencakup penerapan intuisi dan analisis untuk menentukan posisi yang perlu dicapai organisasi di masa depan. Perencanaan jangka panjang kerap merupakan ekstrapolasi sejarah, pemroyeksian hasil di masa depan berdasarkan pengalaman saat ini dan di masa lampau. Perencanaan jangka panjang adalah proses yang mempersatukan tim manajemen untuk menerjemahkan misi, visi, dan strategi menjadi hasil yang nyata di masa depan.

Perencanaan jangka panjang penting karena :
  • Membuat manajer tetap terfokus pada masa depan, selain juga pada masa kini.
  • Memperkuat prinsip-prinsip yang termuat di dalam misi, visi, dan strategi organisasi.
  • Mendorong perencanaan dan komunikasi lintas fungsional.
  • Membangun jembatan untuk proses perencanaan taktis jangka pendek.
  • Mendorong manajer untuk melihat perencanaan dari perspektif makro.
  • Menghemat waktu, mengurangi konflik, dan meningkatkan daya juang manusia.

3. Perencanaan Taktis.
Perencanaan taktis adalah keterlibatan terus-menerus para manajer dan karyawan inti untuk menghasikan rencana bagi keseluruhan organisasi maupun unit-unit individual mereka. Tujuan perencanaan taktis adalah untuk memastikan bahwa performa organisasional untuk membuahkan hasil jangka pendek konsisten dengan arah strategis organisasi serta memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia seefektif mungkin.

Perencanaan taktis penting karena :
  • Menerjemahkan pemikiran strategis dan perencanaan jangka panjang menjadi hasil-hasil khusus yang dapat diukur.
  • Menekankan perencanaan tim sehingga anggota peserta ikut merasa memiliki rencana itu dan hasil-hasil yang diproyeksikannya.
  • Merupakan sarana untuk melaksanakan rencana jangka pendek dan memastikan pemahaman dan komitmen terhadap rencana itu.
  • Bersifat analitis dengan penekanan pada pengambilan keputusan berdasarkan data.
  • Lebih terfokus dan spesifik pada intern organisasi.
  • Dapat digunakan sebagai proses terus menerus dalam menangani masalah atau kesempatan selain untuk menetapkan rencana tahunan.
  • Merupakan sumber informasi yang vital sebelum persiapan anggaran.
  • dapat digunakan secara efektif oleh kontributor perseorangan maupun oleh unit kerja, departemen, divisi, dan keseluruhan organisasi.


Perencanaan taktis  merupakan proses yang membantu untuk memburu kesempatan berharga, memperbaiki hasil kerja, menghindari atau meminimalkan kerugian, dan memberikan masukan berkelanjutan sehingga manajer bisa mengambil tindakan perbaikan jika memang diperlukan.

Demikian penjelasan berkaitan dengan dasar perencanaan strategis.

Semoga bermanfaat.