Transformasi Sosial : Pengertian, Ciri-Ciri, Bentuk, Dan Tahapan Transformasi Sosial, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Transformasi Sosial

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Transformasi Sosial. Istilah “transformasi sosial” terdiri dari dua kata, yaitu : “transformasi” dan “sosial”. Kata “transformasi” identik dengan “perubahan”. Transformasi merupakan sebuah perubahan yang terjadi dari keadaan yang sebelumnya menjadi suatu (dapat berupa bentuk, sistem, dan lain sebagainya) yang baru. Dengan kata lain, konsep transformasi merujuk pada suatu perubahan bentuk dengan tidak menghilangkan unsur lamanya. Transformasi dapat diterapkan dalam berbagai strategi, mulai dari cara menggelar kesenian, publikasi, hingga dalam rekayasa sosialnya.

Sedangkan kata “sosial” merupakan suatu hal yang berkaitan dengan manusia atau masyarakat. Sosial memiliki makna yang sangat luas, yang berkaitan dengan sikap, orientasi, atau perilaku yang mempertimbangkan kepentingan, niat, atau kebutuhan orang lain. Sosial adalah rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari budaya masyarakat dan dipakai sebagai acuan dalam interaksi antar manusia dalam suatu komunitas.

Berdasarkan hal tersebut, istilah “transformasi sosial” atau “perubahan sosial”  dapat diartikan sebagai perubahan yang menyeluruh dalam bentuk rupa, sifat, watak, dan lain sebagainya, dalam hubungan timbal balik sebagai individu maupun kelompok sosial. Transformasi sosial terjadi karena kontak dengan kebudayaan lain, penduduk heterogen, terjadi konflik sosial, dan perubahan sosial. Secara umum, transformasi sosial dapat dipahami sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Masyarakat di sini dapat dipahami sebagai kesatuan sosial yang tergabung dalam bentuk bagian-bagian dalam sebuah masyarakat maupun dalam suatu paham yang disebut dengan lingkungan sosial dan pergaulan hidup manusia.


Selain itu, pengertian transfomasi sosial juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • William F. Ogburn, dalam “Social Change: With Respect to Culture and Original Nature”, menyebutkan bahwa transformasi sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun inmaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur inmaterial
  • John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, dalam “Cultural Sociology”, menyebutkan bahwa tansformasi sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
  • Pasurdi Suparlan, dalam “Manusia Kebudayaan dan Lingkungannya”, menyebutkan bahwa transformasi sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial yang mencakup sisitem status, hubungan keluarga, sistem politik dan kekuasaan, maupun penduduk.
  • Alfian, dalam “Transformasi Sosial Budaya dalam Pembangunan Nasional”, menyebutkan bahwa transformasi sosial adalah suatu proses perubahan atau pembaharuan struktur sosial, sedangkan di pihak lain menegandung makna proses perubahan atau pembaharuan nilai.


Ciri-Ciri Transformasi Sosial. Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai transformasi sosial. Gejala yang dapat mengakibatkan transformasi sosial memiliki ciri-ciri, diantaranya adalah :
  • setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.
  • perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
  • perubahan yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.
  • perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat


Bentuk Transformasi Sosial. Transformasi dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Burhan Bungin, dalam “Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat”, menjelaskan bahwa para ahli sosiologi mengklasifikasikan transformasi sosial dalam beberapa bentuk, yaitu :
  • perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir dan sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya akan melahirkan pola pikir baru yang dianut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang moderen.
  • perubahan perilaku. Perubahan perilaku masyarakat menyangkut perubahan sistem-sistem sosial dimana masyarakat meninggalkan sistem yang lama dan beralih kepada sistem yang baru.

Sedangkan Muhammad Rusli Karim, dalam “Seluk Beluk Perubahan Sosial”, menjelaskan bahwa transformasi sosial dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu :

1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat.
Terkadang suatu perubahan memerlukan waktu yang begitu panjang, karena adanya suatu rentetan perubahan yang kecil saling mengikuti secara lambat. Perubahan seperti ini bisaanya terjadi dengan sendirinya. Hal tersebut timbul karena atas usaha masyarakat itu sendiri dengan mengadabtasi terhadap situasi dan kondisi di sekelilingnya. Di lain pihak perubahan secara cepat dapat terjadi pada pokok-pokok sendi kehidupan masyarakat seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikannya.

2. Perubahan yang berpengaruh kecil dan besar.
Perubahan yang kecil pengaruhnya adalah perubahan di sekitar struktur sosial, karena tidak membawa pengaruh langsung pada masyarakat. Dari segi mode misalnya tidak langsung memengaruhi masyarakat secara keseluruhan dan tidak akan memberikan pengaruh langsung kepada lembaga-lembaga masyarakat. Lain halnya dengan industri, mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat yang agraris, karena hal ini langsung dirasakan oleh seluruh masyarakat agraris dengan adanya industri tersebut.

3. Perubahan yang terencana dan tidak terencana.
Perubahan yang dilaksanakan dengan melalui perencanaan yang mantap, maka perubahan itu akan berjalan lancar. Sedangkan orang yang terlibat dalam usaha perubahan itu dinamakan “agen of change”.

Ketiga bentuk transformasi sosial di atas, dapat bersifat positif apabila sesuai dengan rencana semula, tetapi juga dapat bersifat negatif karena perubahan itu berjalan tidak sesuai dengan perencanaan.


Tahap Transformasi Sosial. Proses transformasi sosial dalam suatu masyarakat terjadi dengan melalui beberapa tahapan, sebagai berikut :
  • invensi, merupakan proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
  • difusi, merupakan proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
  • konsekuensi, merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi apabila penggunaan atau penolakan ide baru tersebut memiliki akibat timbulnya tranformasi sosial bukanlah tanpa sebab tetapi dipengaruhi oleh beragam faktor.

Sedangkan Soerjono Soekanto, dalam “Sosiologi Suatu Pengantar”, menjelaskan bahwa transformasi sosial mengubah kondisi masyarakat dengan suatu bentuk revolusi yang terjadi dalam lima tahap yang harus berjalan bersama dan saling mendukung antara yang satu dengan lainnya. Lima tahapan tersebut adalah :
  • harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan dalam masyarakat, harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
  • harus ada pemimpin atau sekelompok yang dianggap mampu memimpin masyarakat.
  • pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut kemudian dirumuskan dan ditegaskan kepada masyarakat untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
  • pemimpin harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat.
  • harus ada momentum untuk mulai gerakan.


Faktor yang Mempengaruhi Transformasi Sosial. Pada prinsipnya, faktor yang mempengaruhi terjadi proses transformasi sosial dalam suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Faktor Pendukung Tranformasi Sosial.
Faktor pendukung transformasi sosial merupakan segala hal yang mendorong terjadinya perubahan sosial dalam suatu masyarakat. Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa faktor pendukung terjadinya transformasi sosial adalah sebagai berikut :

1.1. Kontak dengan kebudayaan lain.
Salah satu proses yang berkaitan dengan hal tersebut adalah difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi memperkaya dan menambah unsur-unsur kebudayaan yang seringkali memerlukan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan, yang lama dengan yang baru.

1.2. Sistem pendidikan formal yang maju.
Pada dasarnya pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi individu, untuk memberikan wawasan serta menerima hal-hal baru, juga memberikan bagaimana caranya dapat berfikir secara ilmiah. Pendidikan juga mengajarkan kepada individu untuk dapat berfikir secara obyektif. Hal seperti ini akan dapat membantu setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuh kebutuhan zaman atau tidak.

1.3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
Bila sikap tesebut telah dikenal secara luas oleh masyarakat, maka masyarakat akan dapat menjadi pendorong bagi terjadinya penemuan-penemuan baru.

1.4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Adanya toleransi tersebut berakibat perbuatan-perbuatan yang menyimpang itu akan melembaga, dan akhirnya dapat menjadi kebiasaan yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat.

1.5. Sistem terbuka pada lapisan masyarakat.
Adanya sistem yang terbuka di dalam lapisan masyarakat akan dapat menimbulkan terdapatnya gerak “social vertical” yang luas atau berarti member kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Hal seperti itu akan berakibat seseorang mengadakan identifikasi dengan orang-orang yang memiliki status yang lebih tinggi. Identifikasi adalah suatu tingkah laku dari seseorang, hingga orang tersebut merasa memiliki kedudukan yang sama dengan orang yang dianggapnya memiliki golongan yang lebih tinggi.

1.6. Adanya penduduk yang heterogen.
Adanya penduduk yang memiliki latar belakang kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda, misalnya : ideologi, ras yang berbeda akan mudah menyulut terjadinya konflik. Terjadinya konflik akan dapat menjadi pendorong perubahan-perubahan sosial di dalam masyarakat.


Sedangkan A. Toffler, dalam “Future Shock”, menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mendorong terjadinya transformasi sosial, yaitu :
  • adanya kepincangan yang ditimbulkan oleh konsentrasi di satu pihak dan marginalisasi di lain pihak.
  • kendala-kendala lingkungan hidup dan sumber-sumber yang tersedia yang kini sudah mengalami banyak kerusakan dan distorsi.
  • struktur organisasi yang bersifat mengasingkan peranan individual.
  • kemungkinan yang ditawarkan oleh teknologi baru.

2. Faktor Penghambat Transformasi Sosial.
Faktor penghambat transformasi sosial merupakan segala hal yang menghalagi terjadinya perubahan sosial dalam suatu masyarakat. Beberapa faktor yang dapat menghambat terjadinya transformasi sosial dalam masyarakat, diantaranya adalah :
  • kurang berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil, yang tidak mengetahui perkembangan- perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.
  • perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada diwilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lamadikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
  • sikap masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang mengagungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih kritis apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
  • adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian transformasi sosial, ciri-ciri, bentuk, dan tahapan transformasi sosial, serta faktor yang mempengaruhi transformasi sosial.

Semoga bermanfaat.