Pengertian Barang Publik. Secara umum, barang publik atau “public goods” dapat diartikan sebagai barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak dapat mengurangi konsumsi individu lain atas barang tersebut. Barang publik juga berarti barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya.
Barang publik atau “public goods” hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang publik untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut.
Selain itu, pengertian barang publik juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Amiruddin Idris, dalam “Ekonomi Publik”, menyebutkan bahwa barang publik adalah barang yang dapat dinikmati kegunaanya tanpa adanya batasan atas penggunaanya dan sebisa mungkin seseorang tidak mengeluarkan biaya sedikitpun untuk mendapatkan barang tersebut.
- Doli D. Siregar, dalam “Manajemen Aset”, menyebutkan bahwa barang publik merupakan barang yang tidak disediakan pasar dengan penjual dan pembeli di dalamnya. Barang publik disediakan oleh pemerintah karena barang publik tidak hanya dinikmati oleh individu tetapi juga oleh banyak masyarakat.
- Guritno Mangkoesoebroto, dalam “Kebijakan Publik Indonesia: Substansi dan Urgensi”, menyebutkan bahwa barang publik adalah barang yang dikonsumsi individu tetapi tidak mengurangi jumlah konsumsi oleh individu lainnya. Barang publik tidak dikecualikan siapa saja yang bisa memakai atau mengkonsumsinya dan tidak perlu mengelurkan biaya untuk mengkonsumsinya.
Sifat Barang Publik. Dalam ilmu ekonomi, barang publik adalah barang yang memiliki dua sifat yang merupakan karakteristik dari barang publik, yaitu :
1. Non rival.
Barang publik bersifat non rival, artinya apabila individu lain mengkonsumsi barang tersebut tidak akan mengurangi jumlah barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainya
2. Non eksklusif.
Barang publik bersifat non eksklusif, artinya semua orang dapat menikmati manfaat atas barang tersebut.
Sedangkan apabila dikaitkan dengan penggunaannya terhadap barang, sifat barang publik dapat dibedakan menjadi dua sifat, yaitu :
1. Non rivalry.
Barang publik bersifat non rivalry atau tidak ada saingan, berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh orang lain. Misalnya :
- dalam kondisi normal apabila seseorang menikmati udara bersih dan sinar matahari, maka orang-orang lain di sekitarnya-pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama.
2. Non excludable.
Barang publik bersifat non excludable atau tidak dapat dikecualikan, berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Misalnya :
- seseorang atau beberapa orang membayar pajak, yang kemudian sebagian uang pajak diantaranya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan jasa kepolisian, maka pihak yang dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya terbatas pada seorang atau beberapa orang yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat mengambil menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan (excludable) dalam mengambil manfaat atas barang publik.
Baca juga : Keuangan Publik (Public Finance)
Jenis Barang Publik. Barang publik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Inge Kaul, I. Grunberg, dan M.A. Stern, dalam “Global Public Goods: International Cooperation in The 21st Century”, menjelaskan bahwa barang publik terdiri dari :
1. Barang Publik Murni.
Barang publik murni merupakan barang yang penggunaannya tidak bersaing dan tidak ada perkecualian (siapapun bisa menggunakan atau mengkonsumsi). Yang termasuk dalam barang publik murni, diantaranya adalah : jalan raya, lampu lalu lintas, keamanan, kebersihan lingkungan, dan lain sebagainya. Barang publik murni dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
- barang publik murni non rivalry, di mana penggunaan atas barang dimaksud tidak bersaingan.
- barang publik murni non excludable, di mana penggunaan atas barang dimaksud tidak dapat diterapkan prinsip perkecualian (impossible to exclude individuals from consumption).
2. Barang Publik Tidak Murni.
Barang publik tidak murni merupakan barang yang tidak sepenuhnya publik maupun sepenuhnya privat atau barang yang hanya sebagian yang bersifat tidak bersaingan (non rivalry) ataupun tidak ada perkecualian (non excludable). Yang termasuk dalam barang publik tidak murni, diantaranya adalah : pendidikan , kesehatan , makanan bergizi, internet, dan lain sebagainya.
Teori Barang Publik. Penyediaan barang publik dapat dilakukan oleh pihak pemerintah atau pihak swasta. Beberapa teori yang berkaitan dengan barang publik adalah :
1. Teori Bowen.
Teori Bowen merupakan teori yang didasarkan atas harga barang publik itu sendiri. Menurut Bowen, barang publik yang didasari oleh teori harga atau penentuan harga pada barang swasta. Barang publik adalah barang yang pengecualianya tidak dapat ditentukan, jadi ketika barang publik tersebut sudah tersedia maka tidak ada pengecualian setiap individu akan manfaat barang publik tersebut. Kelemahaan dari teori bowen adalah :
- terjadi permintaan dan penawaran yang tidak adanya pengecualian sehingga individu tidak bisa mengungkapkan kesukaan mereka akan barang publik tersebut. Jadi kurva permintaan dan penawaran tidak ada
2. Teori Pigou.
Teori Pigou membahas tentang penyediaan barang publik yang dibiayai oleh pajak yang dipungut dari masyarakat. Menurut Pigou, barang publik seharusnya disediakan hingga tingkat kepuasan individu akan suatu barang publik setara dengan tingkat ketidak puasan akan pajak yang diterapkan guna membiayai program yang direncanakan pemerintah untuk persediaan barang publik. Semakin banyak anggaran yang dibutuhkan oleh pemerintah akan menimbulkan marginal disustility dapat menurunkan kurva kepuasan margina, karena pemerintah terus menaikan pajak untuk membangun barang publik tersebut. Sedangkan, pajak merupakan perihal yang tidak disukai oleh masyarakat. Kelemahan dari Teori Pigou adalah :
- analisa didasarkan pada ketidak-puasan marginal masyarakat dalam membayar pajakdan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena siaftnya ordinal.
3. Teori Erick Lindahl.
Teori Erick Lindahl hampir sama dengan Teori Bowen. Yang membedakan hanyalah pembayaran konsumen berupa persentase dari total biaya atas tersedianya barang publik tersebut. Kelemahan dari Teori Erick Lindahl adalah :
- hanya membahas terkait barang publik dengan tidak mengenai penyediaan barang yang dihasilkan sektor swasta.
4. Teori Samuelson.
Teori Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua karakteristik (non exclusionary dan non rivalry) tidaklah berarti bahwa perekonomian tidak dapat mencapai kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat yang optimal (pareto optimal). Kelemahan dari Teori Samuelson adalah :
- hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.
- menunjukkan tercapainya kondisi pareto optimal akan tetapi tidak diketahui hal yang menunjukkan perbaikan atau penurunan kesejahteraan seluruh masyarakat.
- adanya anggapan bahwa konsumen secara terus terang mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik dan kesukaan mereka inilah yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik.
- barang publik yang dibahas adalah barang yang mempunyai sifat kebersamaan, yaitu barang publik yang dipakai oleh konsumen dalam jumlah yang sama.
5. Teori Anggaran.
Teori Anggaran merupakan teori yang menjelaskan tentang pengadaan barang publik atau teori alokasi barang publik yang berdasarkan anggaran (budget) yang telah ditetapkan sebelumnya. Teori Anggaran didasarkan pada suatu analisa di mana setiap orang membayar atas penggunaan barang-barang publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem harga untuk barang-barang swasta. Kelemahan dari Teori Anggaran adalah :
- digunakannya kurva indiferens sebagai alat analisis yang baik dari segi teori akan tetapi kurang bermanfaat untuk aplikasi penggunaannya dalam kenyataan sehari-hari.
Baca juga : Kebijakan Publik (Public Policy)
Perbedaan Antara Barang Publik dan Barang Privat. Perbedaan antara barang publik dan barang privat dapat dilihat dari sifat yang menyertainya, yaitu :
1. Barang Publik :
- didapatkan secara gratis dan tidak membutuhkan usaha tertentu untuk mengaksesnya. Memang tujuan dalam barang publik itu sendiri untuk penyediaan bagi masyarakat luas.
- tidak akan menyebabkan orang lain kehilangan kesempatan untuk mengakses barang publik tersebut. Keberadaannya melimpah dan dimana-mana. Itulah definisi dari rivalitas rendah dalam barang publik.
- sifatnya tidak ekslusif, artinya semua orang dapat memanfaatkannya dan mengaksesnya tanpa harus melibatkan persayaratan atau usaha tertentu.
2. Barang Privat :
- barang yang dalam memanfaatkannya, akan mengurangi kesempatan pihak lain untuk menikmatinya. Di dalam barang privat, terjadi rivalitas antara pembeli satu dengan pembeli yang lainnya.
- menawarkan ekslusifitas karena tidak semua orang dapat memilikinya, dan ketika seseorang memilikinya, maka barang tersebut menjadi kepemilikannya secara pribadi. Untuk mendapatkan barang privat diperlukan persyaraatan atau kriteria tertentu, misalnya, harus mengeluarkan sejumlah uang tertentu, memenuhi syarat tertentu, dan lain sebagainya.
- jumlah dari barang privat adalah terbatas., sehingga tidak semua orang bisa memilikinya apabila
- kuota yang ada telah mencukupi atau habis.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian barang publik, sifat, jenis, dan teori barang publik, serta perbedaan antara barang publik dan barang privat.
Semoga bermanfaat.