Pembinaan : Pengertian, Karakteristik, Unsur, Fungsi, Strategi, Dan Pendekatan Yang Digunakan Dalam Proses Pembinaan, Serta Tahapan Dalam Proses Pembinaan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pembinaan. Secara umum, istilah pembinaan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau proses yang dilakukan untuk memperbaiki atau merubah sesuatu hal tertentu sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. Pembinaan juga dapat berarti suatu kegiatan untuk memelihara agar sumber daya manusia dan organisasi taat asas dan konsisten melakukan rangkaian kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “pembinaan” diartikan dengan beberapa pengertian, yaitu :
  1. proses, cara, perbuatan membina (negara dan sebagainya).
  2. pembaharuan; penyempurnaan.
  3. usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Selain itu, pengertian pembinaan juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :

1. Miftah Thoha.
Miftah Thoha, dalam “Pembinaan Organisasi”, mengartikan pembinaan dengan beberapa pengertian, sebagai berikut :
  • pembinaan merupakan suatu tindakan, proses, atau pernyataan menjadi lebih baik.
  • pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem pambaharuan dan perubahan (change).
  • pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan yang berencana serta pelaksanaannya.
  • pembinaan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai efektivitas, efisiensi dalam suatu perubahan dan pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.

2. John M. Ivancevich, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson.
John M. Ivancevich, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson, dalam “Perilaku dan Manajemen Organisasi”, mengartikan pembinaan dengan suatu usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Lebih lanjut, John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson menjelaskan bahwa pembinaan :
  • merupakan sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang atau sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi.
  • terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan.
  • berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya.


Contoh penggunaan istilah pembinaan berikut artinya :
  • pembinaan bahasa, artinya upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain mencakupi peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa yang dilakukan dapat dilakukan melalui jalur pendidikan dan pemasyarakatan.
  • pembinaan hukum, artinya kegiatan secara berencana dan terarah untuk lebih menyempurnakan tata hukum yang ada agar sesuai dengan perkembangan masyarakat.
  • pembinaan kesatuan bangsa, artinya penyatuan bangsa dan golongan keturunan asing dengan cara sedemikian rupa sehingga dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, kesukuan dan keturunan sudah tidak sesuai lagi untuk dikembangkan.
  • pembinaan watak, artinya pembangunan watak manusia sebagai pribadi dan makhluk sosial melalui pendidikan dalam keluarga, sekolah, organisasi, pergaulan, ideologi, dan agama.


Karakteristik Pembinaan. Pembinaan memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Wendell L. French dan Cecil H. Bell Jr, dalam “Organization Development: Behavioral Science Interventions for Organization Improvement”, menjelaskan bahwa karakteristik dari pembinaan adalah :
  • lebih memberikan penekanan walaupun tidak eksklusif pada proses organisasi dibandingkan dengan isi yang substantif.
  • memberikan penekanan pada kerja tim sebagai suatu kunci untuk mempelajari lebih efektif mengenai berbagai perilaku.
  • memberikan penekanan pada manajemen yang kolaboratif dari budaya kerja tim.
  • memberikan penekanan pada manajemen yang berbudaya sistem keseluruhan.
  • mempergunakan model “action research”.
  • mempergunakan ahli-ahli perilaku sebagai agen pembaharuan atau katalisator.
  • suatu pemikiran dari usaha-usaha perubahan yang ditujukan bagi proses-proses yang sedang berlangsung.
  • memberikan penekanan kepada hubungan-hubungan kemanusiaan dan sosial.


Unsur Pembinaan. Pada prinsipnya, terdapat dua unsur dalam pembinaan, yaitu :
  • pembinaan dapat berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan.
  • pembinaan dapat menunjukan kepada perbaikan atas sesuatu.


Fungsi Pembinaan. Secara umum, terdapat tiga subfungsi dari pembinaan, yaitu :
  • pengawasan (controling), yang pada umumnya dilakukan terhadap lembaga penyelenggara program.
  • penyeliaan (supervising), yang pada umumnya dilakukan terhadap pelaksana kegiatan.
  • pemantauan (monitoring), yang pada umumnya dilakukan terhadap proses pelaksana kegiatan.

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, maka diperlukan adanya pegawai atau karyawan yang setia, taat, jujur, penuh dedikasi, disiplin, dan sadar akan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan kepegawaian yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut, fungsi pembinaan diarahkan untuk :
  • memupuk kesetiaan dan ketaatan.
  • meningkatkan adanya rasa pengabdian rasa tanggung jawab, kesungguhan dan kegairahan bekerja dalam melaksanakan tugasnya.
  • meningkatkan gairah dan produktivitas kerja secara optimal.
  • mewujudkan suatu layanan organisasi dan pegawai yang bersih dan berwibawa.
  • memperbesar kemampuan dan kehidupan pegawai melalui proses pendidikan dan latihan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi (wadah yang ditentukan).


Strategi Pembinaan. Strategi pembinaan merupakan proses pemilihan tujuan, penentuan kebijakan dan program yang perlu untuk mencapai sasaran tertentu dalam rangka mencapai tujuan dan penetapan metode yang perlu untuk menjamin agar kebijakan dan program tersebut terlaksana. Robert H. Hayes dan Steven C. Wheelwright, dalam “Perencanaan Pembangunan Manajemen”, mengidentifikasikan lima ciri utama dari strategi pembinaan (directing strategy), yaitu :

1. Wawasan waktu (time horizon).
Strategi dipergunakan untuk menggambarkan kegiatan yang meliputi rentang waktu jauh ke depan, yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan juga waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.

2. Dampak (impact).
Walaupun hasil akhir dengan mengikuti suatu strategi tertentu tidak langsung terlihat, namun untuk jangka waktu yang lama dampak akhirnya akan sangat berarti.

3. Pemusatan upaya (concentration of effort).
Sebuah strategi yang efektif biasanya mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya atau perhatian terhadap sasaran yang sempit. Dengan memfokuskan perhatian pada kegiatan yang dipilih ini, secara implisit dapat mengurangi sumber daya yang tersedia untuk kegiatan lainnya.

4. Pola keputusan (pattern of decisions).
Strategi mensyaratkan bahwa sederetan keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya keputusan organisasi tersebut mengikuti suatu pola yang konsisten.

5. Peresapan (pervaseveness).
Sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat strategi.


Pendekatan yang Digunakan Dalam Proses Pembinaan. Proses pembinaan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan. H.D. Sudjana, dalam “Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”, menjelaskan bahwa terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam pembinaan, yaitu :

1. Direct contact.
Direct contact atau pendekatan langsung terjadi apabila pihak pembina (pimpinan, pengelola, pengawas, supervisor, dan yang lainnya) melakukan pembinaan melalui tatap muka dengan yang dibina atau dengan pelaksana program. Pendekatan langsung dapat dilakukan dengan kegiatan diskusi, rapat-rapat, tanya jawab, kunjungan lapangan, kunjungan rumah, dan lain sebagainya.

2. Indirect contact.
Indirect contact atau pendekatan tidak langsung terjadi apabila pihak yang membina melakukan upaya pembinaan kapada pihak yang dibina melalui media masa seperti melalui petunjuk tertulis, korespondensi, penyebaran bulletin, dan media elektronik.

Sedangkan A.M. Mangunhardjana, dalam “Pembinaan: Arti dan Metodenya”, menjelaskan bahwa untuk melakukan pembinaan terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan, diantaranya adalah :
  • pendekatan informative (informative approach), yaitu cara menjalankan program pembinaan dengan menyampaikan informasi kepada peserta pembinaan. Peserta pembinaan dalam pendekatan ini dianggap belum tahu dan tidak punya pengalaman.
  • pendekatan partisipatif (participative approach), yaitu cara menjalankan program pembinaan dengan melibatkan atau memanfaatkan peserta pembinaan, sehingga lebih ke situasi belajar bersama.
  • pendekatan eksperiansial (experienciel approach), yaitu cara menjalankan program pembinaan dengan melibatkan secara langsung peserta pembinaan dalam program pembinaan. Hal ini disebut sebagai belajar yang sejati, karena pengalaman pribadi dan langsung terlibat dalam situasi tersebut.


Tahapan Proses Pembinaan. Proses pembinaan dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :

1. Mengumpulkan informasi.
Informasi yang dihimpun melalui kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi dalam kegiatan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Pengumpulan informasi yang dianggap efektif adalah yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan pemantauan dan penelaahan laporan kegiatan.

2. Mengidentifikasi masalah.
Masalah ini diangkat berdasarkan informasi langkah pertama. Masalah akan terjadi apabila terjadi ketidak-sesuaian dengan atau penyimpangan dari kegiatan yang telah direncanakan.

3. Menganalisis masalah.
Kegiatan analisis adalah untuk mengetahui jenis-jenis masalah dan faktor penyebab timbulnya masalah tersebut. Faktor itu mungkin datang dari para pelaksana kegiatan, sasaran kegiatan, fasilitas, biaya, proses, waktu, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya.

4. Mencari dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.
Kegiatan pertama yang perlu dilakukan adalah mencari alternatif pemecahan masalah. Alternatif ini disusun setelah memperhatikan sumber-sumber pendukung dan hambatan yang mungkin akan ditemui dalam memecahkan masalah. Kegiatan selanjutnya adalah menetapkan prioritas upaya pemecahan masalah yang dipilih dari alternatif yang ada.

5. Melaksanakan upaya pemecahan masalah.
Upaya ini dapat dilakukan oleh pembina baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung apabila upaya pembinaan dilakukan oleh pembina kepada pihak yang dibina dalam pada kegiatan itu berlangsung. Secara tidak langsung apabila upaya pemecahan masalah dilakukan oleh pembina dengan melalui pihak lain.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pembinaan, karakteristik, unsur, fungsi, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam proses pembinaan, serta tahapan dalam proses pembinaan.

Semoga bermanfaat.