Pelatihan : Pengertian, Komponen, Tujuan, Manfaat, Dan Tahapan Pelatihan, Serta Indikator Keberhasilan Pelatihan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pelatihan. Dalam dunia kerja, pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang merupakan sarana pembinaan dan pengembangan karir, serta sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Secara umum, pelatihan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui rangkaian kegiatan identifikasi, pengkajian, serta proses belajar yang terencana. Pelatihan juga berarti suatu upaya pembelajaran yang diselenggarakan oleh organisasi atau perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Pelatihan dilakukan sebagai upaya untuk membantu mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu karyawan agar dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya, baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa pelatihan yang dilakukan dapat dijadikan sebagai sarana yang berfungsi untuk memperbaiki masalah kinerja organisasi atau perusahaan, seperti efektivitas, efesiensi, dan produktivitas.

Selain itu, pengertian pelatihan juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Soekidjo Notoatmodjo, dalam “Pengembangan Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan keperibadian manusia.
  • Veithzal Rivai, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori Ke Praktik”, menyebutkan bahwa pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Lebih lanjut Veithzal Rivai menjelaskan bahwa pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan saat ini, pelatihan memiliki orientasi saat ini, dan membantu karyawan untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil melaksanakan pekerjaannya.
  • Gary Dessler, dalam “Human Resource Management”, menyebutkan bahwa pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Lebih lanjut Gary Dessler menjelaskan bahwa pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja, perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.
  • John H. Bernardin dan Joyce A. Russel, dalam “Human Resource Management: An Experiental Approach”, menyebutkan bahwa pelatihan adalah berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal tersebut, menurut John H. Bernardin dan Joyce A. Russel berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, dan pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang di dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
  • Raymond A. Noe, John R. Hollenbeck, Barry Gerhart, dan Patrick M. Wright, dalam “Human Resource Management”, menyebutkan bahwa pelatihan adalah suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para karyawan.


Komponen Pelatihan. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, beberapa hal yang penting dalam pelatihan adalah :
  • adanya proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan.
  • adanya proses pendidikan yang dilakukan secara teratur, sistematis dan terencana.
  • orientasi belajar lebih menekankan pada hal-hal yang praktis, fungsional, aplikatif sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan.
  • menggunakan waktu yang relatif singkat.
  • memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian peserta pelatihan
  • ditekankan kepada perbaikan kinerja peserta pelatihan dalam laksanakan tugas.

Sedangkan Anwar Prabu Mangkunegara, dalam “Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan”, menyebutkan bahwa dalam suatu pelatihan terdapat beberapa komponen, yaitu :
  • tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur.
  • para pelatih (trainer) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional).
  • materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai.
  • peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.


Tujuan Pelatihan. Pelatihan yang diadakan oleh suatu organisasi atau perusahaan mempunyai banyak tujuan. Henry Simamora, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, mengelompokan tujuan pelatihan ke dalam lima bidang, yaitu:
  • memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
  • mengurangi waktu belajar bagi karyawan untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
  • membantu memecahkan permasalahan operasional.
  • mempersiapkan karyawan untuk promosi.
  • mengorientasikan karyawan terhadap organisasi atau perusahaan.

Moekijat, dalam “Evaluasi Pelatihan dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Perusahaan”, menyebutkan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk :
  • mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.
  • mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara rasional.
  • mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemampuan kerjasama dengan karyawan yang lain dan dengan pimpinan organisasi atau perusahaan.

Sedangkan Andrew E. Sikula, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa secara umum tujuan dari pelatihan adalah :

1. Meningkatkan Produktivitas.
Pelatihan dapat meningkatkan kinerja pada posisi jabatannya yang sekarang. Kalau level of performance naik atau meningkat maka berakibat peningkatan produktivitas dan peningkatan keuntungan bagi instansi.

2. Meningkatkan Mutu Kerja.
Hal ini berarti peningkatan baik kuantitas maupun kualitas karyawan yang mempunyai pengetahuan, jelas akan lebih baik dan akan lebih sedikit berbuat kesalahan dalam operasionalnya.

3. Meningkatkan Ketetapan dalam Human Resources Planning.
Trainning yang baik dapat mempersiapkan karyawan untuk keperluan dimasa yang akan datang. Apabila ada lowongan-lowongan maka secara mudah akan diisi oleh tenaga-tenaga dari dalam instansi sendiri.


Manfaat Pelatihan. Pelatihan bagi karyawan mempunyai banyak manfaat bagi organisasi atau perusahaan. Raymond A. Noe, John R. Hollenbeck, Barry Gerhart, dan Patrick M. Wright, menyebutkan bahwa manfaat pelatihan adalah sebagai berikut :
  • meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya dan para pesaing luar.
  • membantu para karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja dengan teknologi baru.
  • membantu para karyawan untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas.
  • memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi, kreativitas dan pembelajaran.
  • menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para karyawan untuk memberikan kontribusi bagi perusahaan pada saat pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat keahlian mereka menjadi absolut.
  • mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima dan bekerja secara lebih efektif satu sama lainnya, terutama dengan kaum minoritas dan para wanita.

Sedangkan Sondang P. Siagian, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa terdapat tujuan manfaat penyelenggaraan program pelatihan, yaitu :
  • peningkatan produktivitas kerja organisasi atau perusahaan.
  • terwujudnya hubungan yang serasi antara bawahan dan atasan.
  • terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat oleh karyawan yang bertanggung jawab.
  • meningkatkan semangat kerja seluruh karyawan dalam organisasi atau perusahaan dengan komitmen kinerja yang lebih tinggi.
  • mendorong sikap keterbukaan manajemen penerapan gaya manajerial dan partisipatif.
  • memperlancar komunikasi yang efektif dalam suatu kebijaksanaan organisasi atau perusahaan dan operasionalnya.


Tahapan dalam Pelatihan. Dalam pengembangan program pelatihan, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui agar pelatihan dapat bermanfaat dan mendatangkan keuntungan bagi organisasi atau perusahaan. Secara umum, terdapat tiga tahapan pada pelatihan, yaitu :
  • tahap penilaian kebutuhan (fase perencanaan pelatihan).
  • tahap pelaksanaan pelatihan (fase pelaksanaan pelatihan).
  • tahap evaluasi (fase pasca pelatihan).

Sedangkan Anwar Prabu Mangkunegara, menjelaskan bahwa beberapa tahapan yang ada dalam pelatihan (dan pengembangan) adalah :
  • mengidentifikasi kebutuhan pelatihan (need assessment).
  • menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan.
  • menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya.
  • menetapkan metode pelatihan.
  • mengadakan percobaan (try out) dan revisi.
  • mengimplementasikan dan mengevaluasi.


Indikator Keberhasilan Pelatihan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo, pelaksanaan program pelatihan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta pelatihan terjadi suatu proses transformasi dalam hal :
  • peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas.
  • perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin, dan etos kerja.
Untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan penilaian atau evaluasi atas pelaksanaan pelatihan tersebut.

Menurut Veithzal Rivai, suatu pelatihan akan berhasil jika dilakukan sesuai dengan prosedur dan kebutuhan yang diperlukan. Di mana pada dasarnya kebutuhan dimaksud adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, atau sikap dengan masing-masing kadar yang bervariasi. Berdasarkan hal tersebut, Veithzal Rivai menjelaskan bahwa kebutuhan akan pelatihan dapat digolongkan menjadi tiga hal, yaitu :
  • kebutuhan memenuhi tuntutan sekarang. Kebutuhan dimaksud dapat dikenali dari prestasi karyawannya yang tidak sesuai dengan standar hasil kerja yang dituntut pada jabatan itu.
  • kebutuhan memenuhi tuntutan jabatan lainnya. Pada tingkat hierarki manapun dalam suatu perusahaan sering dilakukan rotasi jabatan. Alasannya bermacam-macam, ada yang menyebutkan untuk mengatasi kejenuhan, ada juga yang menyebutkan untuk membentuk orang generalis.
  • kebutuhan memenuhi tuntutan perubahan. Perubahan, baik intern (perubahan sistem, struktur organisasi) maupun ekstern (perubahan teknologi, perubahan orientasi bisnis perusahaan) sering memerlukan adanya tambahan pengetahuan baru. Meskipun pada saat ini tidak ada persoalan antara kemampuan orangnya dengan tuntutan jabatannya, tetapi dalam rangka menghadapi perubahan di atas dapat diantisipasi dengan adanya pelatihan yang bersifat potensial.


Pada hakekatnya, pelatihan merupakan proses membantu peserta pelatihan untuk memperoleh keterampilan agar dapat mencapai efektivitas dalam melaksanakan tugas tertentu melalui pengembangan proses berpikir, sikap, pengetahuan, kecakapan dan kemampuan.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pelatihan, komponen, tujuan, manfaat, dan tahapan pelatihan, serta indikator keberhasilan pelatihan.

Semoga bermanfaat.