Aspek Dan Tahapan Kerja Sama Tim (Teamwork)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Secara umum, kerja sama tim atau "teamwork" dapat diartikan sebagai sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Kerjasama tim dapat terwujud dalam individu-individu yang bekerja bersama dalam lingkungan yang kooperatif untuk mencapai tujuan bersama melalui berbagi pengetahuan dan keterampilan. Dalam pelaksanaan kerja sama tim harus tercapai keuntungan bersama, maksudnya adalah kerja sama tim akan dapat terwujud, apabila semua pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh manfaat dari kerja sama yang dilakukan.

Aspek Kerja Sama Tim
. Terdapat beberapa aspek dalam kerja sama tim. M. Hoegl dan H. Gemuenden, dalam "Teamwork Quality and the Success of Innovative Projects : A Theoretical Concept and Empirical Evidence", yang dimuat dalam Journal Organization Science, Volume : 12, Nomor : 4, menyebutkan bahwa aspek kerja sama tim dapat dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu :

1. Aspek yang berkaitan dengan tugas.
Aspek yang berkaitan dengan tugas meliputi :

1.1. Komunikasi.
Komponen dasar dari kerja sama tim adalah komunikasi di antara anggota tim. Komunikasi memungkinkan terjadinya pertukaran informasi di antara anggota tim. Kualitas komunikasi di antara anggota tim dapat dilihat dari :
  • frekuensi, mengacu kepada seberapa intensif anggota tim dalam berkomunikasi.
  • formalisasi, berkaitan dengan seberapa spontan anggota tim dalam menyampaikan pendapatnya.
  • struktur, berkaitan dengan cara komunikasi di antara para anggota (langsung atau terdapat mediator).
  • keterbukaan dari pertukaran informasi, berkaitan dengan seberapa banyak pihak-pihak yang dapat mengakses informasi.

1.2. Koordinasi.
Koordinasi berarti bahwa tim harus membuat sebuah jenjang tanggung jawab dari pekerjaan secara jelas di antara anggota tim sehingga tidak terdapat jarak dan tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Fungsi koordinasi adalah :
  • mengurangi kesenjangan dan tumpang tindih tugas dalam tim.
  • menyelaraskan kontribusi setiap anggota tim.

Untuk membuat koordinasi lebih efisien dan efektif, para anggota perlu menyepakati tugas-tugas yang ditentukan, struktur kerja, jadwal, anggaran dan pengiriman. Dengan demikian, setiap anggota tim memiliki sub-tujuan yang cukup jelas. Tingkat pemahaman bersama mengenai kontribusi antara masing-masing anggota tim menentukan kualitas kerja tim.

1.3. Keseimbangan kontribusi anggota.
Sebuah tim yang berkualitas adalah jika semua anggota tim dapat memberikan kontribusi terhadap tugas yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman terhadap tim. Selain itu terdapat juga penghargaan terhadap pengetahuan dan pengalaman spesifik dari masing-masing anggota tim. Keseimbangan kontribusi anggota membawa pengalaman anggota tim pada potensi penuh mereka. Dominasi dalam diskusi atau proses pengambilan keputusan harus dibatasi untuk memungkinkan semua anggota tim untuk memiliki kontribusi yang seimbang dan berbagi pandangan dan ide mereka. Penting untuk menciptakan suasana di mana semua anggota merasa bebas untuk membawa keahlian yang relevan dengan tugas mereka ke diskusi dan proses pengambilan keputusan.

2. Aspek interaksi sosial.
Aspek interaksi sosial meliputi :

2.1. Dukungan.
Dukungan di antara anggota tim merupakan komponen yang penting dalam kualitas kerja sama tim. Kolaborasi anggota tim dan bekerja sama lebih diutamakan daripada kompetisi dalam sebuah kerja sama tim yang berkualitas. Perilaku kooperatif membantu anggota kelompok mengenali bagaimana mencapai tujuan dan memahami bahwa mereka bekerja untuk kepentingan bersama.

2.2. Usaha.
Usaha diperlukan oleh anggota tim untuk mencapai harapan bersama. Pembagian beban kerja di antara anggota tim dan memprioritaskan tugas tim untuk diselesaikan merupakan indikator adanya usaha dari anggota tim. Upaya anggota tim mengacu pada bagaimana anggota tim berbagi dan memprioritaskan beban kerja tugas tim. Upaya tingkat tinggi dari semua anggota tim ditunjukkan oleh suasana mendukung yang tinggi ketika mengerjakan tugas yang diprioritaskan.

2.3. Kohesivitas.
Kohesivitas tim mengacu kepada tingkat di mana anggota tim berusaha untuk tetap berada dalam tim. Terdapat tiga kekuatan yang mendorong terjadinya kohesivitas :
  • daya tarik pribadi anggota tim.
  • komitmen pada tugas tim.
  • kebanggaan-semangat kelompok.


Tahapan Perkembangan Kerja Sama Tim. Untuk menghasilkan kerja sama tim yang solid dan baik dapat dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Ricky W. Griffin, dalam "Manajemen", menjelaskan bahwa tahapan yang diperlukan untuk menghasilkan kerja sama tim yang solid adalah sebagai berikut :

1. Forming (Pembentukan).
Forming atau pembentukan merupakan tahapan di mana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan sering kali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).

2. Stroming (Merebut Hati).
Storming atau merebut hati merupakan tahapan di mana kekacauan mulai timbul di dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih sering kali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar.

3. Norming (Pengaturan Norma).
Norming atau pengaturan norma merupakan tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari tim tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerja sama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.

4. Performing (Melaksanakan).
Performing atau melaksanakan merupakan tahapan merupakan titik kulminasi di mana tim sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan aspek dan tahapan dalam kerja sama tim (teamwork).

Semoga bermanfaat.