Kesulitan Belajar : Pengertian, Indiktor, Dan Bentuk Kesulitan Belajar, Serta Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Kesulitan Belajar. Kemampuan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah berbeda-beda, baik dalam hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran, maupun keduanya. Perbedaan kemampuan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut mengakibatkan adanya perbedaan tingkah laku belajar setiap siswa, sehingga menimbulkan kesulitan dalam belajar.

Secara umum, istilah kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam proses belajar siswa. Adanya hambatan tersebut menyebabkan seorang siswa mengalami kegagalan atau setidak-tidaknya kurang berhasil dalam mencapai tujuan belajar. Mulyadi, dalam “Diagnosa Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus”, mengartikan kesulitan belajar dalam beberapa pengertian, sebagai berikut :
  • learning disorder atau ketergangguan belajar, yaitu keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan.
  • learning disabilities atau ketidak-mampuan belajar, yaitu ketidak-mampuan seseorang yang mengacu kepada gejala dimana seseorang tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya.
  • learning disfunction atau ketidak-fungsian belajar, yaitu menunjukkan gejala di mana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera atau gangguan psikologis lainnya.
  • under achiever atau pencapaian rendah, yaitu mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi intelektual diatas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
  • slow learner atau lambat dalam belajar, yaitu seseorang yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan seseorang yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.


Selain itu, pengertian kesulitan belajar juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat dari para ahli yang lain, diantaranya adalah :
  • Syaiful Bahri Djamarah, dalam “Strategi Belajar Mengajar”, menyebutkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana seorang siswa tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.
  • Nini Subini, dalam “Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak”, menyebutkan bahwa kesulitan belajar adalah kesukaran yang dialami oleh seorang siswa dalam menerima dan menyerap pelajaran. Lebih lanjut, Nini Subini menjelaskan bahwa kesulitan belajar dapat terjadi dalam bentuk kesulitan dalam mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menalar, dan menghitung.
  • M. Dimyati Mahmud, dalam “Psikologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dan suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Lebih lanjut, M. Dimyati Mahmud menjelaskan bahwa hambatan-hambatan belajar tersebut bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis saja, tetapi merujuk pada masalah psikologis.


Indikator Kesulitan Belajar. Terdapat beberapa hal yang dapat digunakan sebagai indikator seorang siswa mengalami kesulitan belajar. Hardjosuwarno, dalam “Gejala-Gejala Kesulitan Belajar”, menyebutkan bahwa terdapat beberapa gejala yang dapat digunakan sebagai indikator kesulitan belajar  siswa, yaitu :
  • menunjukan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai kelompoknya.
  • lamban dalam mengerjakan tugas-tugas dan selalu tertinggal dari teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang disediakan.
  • memperhatikan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti : sikap acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, berbohong, dan lain sebagainya.
  • memperlihatkan gejala-gejala emosional yang kurang wajar, seperti : seperti pemurung, tersinggung, pemarah, kurang gembira, malas, suka ngobrol saat proses belajar mengajar sedang berlangsung, dan lain sebagainya.

Sedangkan Zainal Arifin, dalam “Evaluasi Pembelajaran”, menjelaskan bahwa beberapa indikator yang menunjukkan seorang siswa mengalami kesulitan belajar diantaranya adalah :
  • siswa tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
  • siswa memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah dibandingkan dengan siswa lainnya dalam satu kelompok.
  • siswa tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
  • siswa tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti : kurang sopan, membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.


Bentuk Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar dapat dibedakan dalam beberapa bentuk. Abdurrahman Mulyono. dalam “Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar”, menyebutkan bahwa secara umum kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
  • kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan atau “development learning disabilities”. Kesulitan belajar ini berhubungan dengan gangguan perhatian, ingatan, motorik dan persepsi, bahasa dan berpikir, dan lain sebagainya.
  • kesulitan belajar akademik atau “academic learning”. Kesulitan belajar ini berhubungan dengan kesulitan membaca, menulis dan berhitung, dan lain sebagainya.


Faktor Penyebab Kesulitan Belajar. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa. Oemar Hamalik, dalam “Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar”, menyebutkan bahwa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah :

1. Faktor dari diri sendiri.
Faktor dari diri sendiri atau “faktor internal” yaitu faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, diantaranya adalah : tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas, kurangnya minat, kesehatan yang sering terganggu, kecakapan mengikuti pelajaran, dan kebiasaan belajar dan kurangnya penguasaan bahasa.

2. Faktor dari lingkungan sekolah.
Faktor dari lingkungan sekolah yaitu faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa yang berasal dari dalam sekolah, diantaranya adalah : cara memberikan pelajaran, kurangnya bahan-bahan bacaan, kurangnya alat-alat, bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan, dan penyelenggaraan pelajaran yang terlalu padat.

3. Faktor dari lingkungan keluarga.
Faktor dari lingkungan keluarga yaitu faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar yang berasal dari dalam keluarga siswa, diantaranya adalah : kemampuan ekonomi keluarga, adanya masalah keluarga, rindu kampung (bagi siswa dari luar daerah), bertamu dan menerima tamu, dan kurangnya pengawasan dari keluarga.

4. Faktor dari lingkungan masyarakat.
Faktor dari lingkungan masyarakat yaitu faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar yang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar siswa, diantaranya adalah : gangguan dari jenis gender yang lain, bekerja sambil belajar, aktif berorganisasi, tidak dapat mengatur waktu rekreasi dan waktu senggang, dan tidak mempunyai teman belajar bersama

Sedangkan Muhibbin Syah, dalam “Psikologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa, yaitu :

1. Faktor interen.
Faktor interen adalah segala hal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa yang berkaitan dengan gangguan atau ketidak-mampuan psiko-fisik siswa, yang meliputi :
  • gangguan yang bersifat kognitif (ranah cipta), yang meliputi : rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa.
  • gangguan yang bersifat afektif (ranah rasa), yang meliputi : labilnya emosi, minat dan sikap siswa.
  • gangguan yang bersifat psikomotorik (ranah karsa), yang meliputi : terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).

2. Faktor eksteren.
Faktor eksteren adalah segala hal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa yang berasal dari luar diri siswa, atau dengan kata lain faktor eksteren merupakan semua situasi dan kondisi lingkungan di sekitar siswa yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor eksteren tersebut dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu :
  • lingkungan sekolah, seperti : kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru, serta alat- alat belajar yang berkualitas rendah.
  • lingkungan keluarga, seperti : ketidak-harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, serta rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
  • lingkungan masyarakat, seperti : wilayah kumuh serta teman sepermainan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kesulitan belajar, indikator dan bentuk kesulitan belajar, serta faktor penyebab kesulitan belajar.

Semoga bermanfaat.