Strategi Merek (Brand Strategy) : Pengertian, Unsur, Jenis, Dan Tujuan Strategi Merek, Serta Faktor Yang Menentukan Dalam Pengembangan Strategi Merek

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Strategi Merek. Terdapat banyak aspek yang dapat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk, diantaranya adalah “merek atau brand” dari produk yang dipasarkan serta strategi yang digunakan dalam memasarkan produk tersebut. Merek merupakan suatu nama atau simbol yang diasosiasikan dengan suatu produk barang atau jasa dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi. Sedangkan, strategi adalah suatu pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, secara umum strategi merek atau “brand strategy” dapat diartikan sebagai serangkaian konsep, metode atau cara untuk dapat membuat merek suatu produk yang dihasilkan dapat bersaing atau mendapatkan “positioning” yang tepat pada segmen dan target pasar yang dibidik atau dituju. Strategi merek merupakan suatu manajemen merek yang direncanakan dan ditetapkan dengan tujuan untuk mengatur seluruh elemen merek yang berkaitan dengan tata perilaku konsumen.

Selain itu, pengertian strategi merek atau “brand strategy” dapat juga dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • D.E. Schultz dan B.E. Barnes, dalam “Strategic Brand Communication Campaign”, menyebutkan bahwa strategi merek adalah manajemen suatu merek yang di dalamnya terdapat berbagai aktivitas atau kegiatan yang mengatur semua elemen dengan tujuan untuk membentuk suatu merek.
  • C.S. van Riel dan G.H. van Bruggen, dalam “Incorporating Business Unit Managers: Perspectives in Corporate Branding Strategy Decision Making”, yang dimuat dalam Corporate Reputation Review, Volume : 5, Nomor : 2/3, Tahun 2002, menyebutkan bahwa strategi merek adalah suatu rencana tersistematisasi serta proses implementasi pembentukan serta pemeliharaan reputasi baik.


Unsur Strategi Merek. Terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan sehingga strategi merek yang digunakan dapat berhasil dan sukses sesuai dengan tujuan dan target yang diharapkan. Beberapa unsur strategi merek dimaksud adalah :
  • audiens target, yaitu segmen pasar yang berinteraksi langsung dengan merek dan merupakan konsumen dari merek yang ditawarkan.
  • brand promise, yaitu janji yang dibuat oleh merek kepada konsumen yang berisikan apa yang dapat konsumen harapkan dari merek dan penawarannya. Janji kepercayaan inilah yang menciptakan hubungan emosional yang tak terkatakan antara merek dan konsumen.
  • misi dan visi merek, yaitu segala sesuatu yang mencakup apa yang dicita-citakan merek dalam jangka panjang, baik secara moneter maupun non-moneter.
  • arsitektur merek, yaitu struktur portofolio merek, sub-merek, dan penawaran lainnya yang dikelola oleh perusahaan.
  • pemosisian merek, yaitu ruang unik yang ditempati merek di benak konsumen. Penentuan posisi merek akan membantu konsumen dalam mengaitkan emosi, sifat, perasaan, dan sentimen dengan merek dan penawarannya.
  • pesan merek, yaitu pesan yang dikomunikasikan kepada audiens target melalui penawaran merek dan pesan komunikasi verbal dan non-verbal yang menggambarkan apa yang dilakukannya dan bagaimana perbedaannya dari yang lain.
  • asosiasi merek, yaitu aspek yang dapat dikenali seperti gambar dan simbol yang dikaitkan dengan merek atau manfaat merek.
  • kesadaran kompetitif, yaitu kesadaran bersaing mengacu pada pengetahuan tentang strategi merek pesaing dan melakukan upaya untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka.


Jenis Strategi Merek. Terdapat beberapa jenis strategi merek yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam pengembangan dan pemasaran produk yang dihasilkannya. Philip Kotler, dalam “Marketing Management”, menyebutkan bahwa terdapat lima jenis strategi merek yang dapat digunakan dalam strategi bisnis suatu perusahaan, yaitu :

1. New Brand Strategy.
New brand strategy atau strategi merek baru yaitu suatu strategi merek di mana perusahaan menggunakan merek baru dalam produk yang dihasilkan dan dipasarkannya. Alasan perusahaan menggunakan strategi ini adalah apabila produk baru yang dihasilkan tersebut gagal dipasaran, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi merek dan produk yang sudah ada.

2. Line Extensions Strategy.
Line extensions strategy atau strategi perluasan lini yaitu suatu strategi merek di mana perusahaan membuat suatu produk baru di dalam lini produk yang sama dan memakai brand sama. Hal tersebut dilakukan dengan menambahkan fitur-fitur tertentu dalam produk yang baru. Product line extension strategy umunya digunakan oleh perusahaan yang telah mendapatkan kesuksesan dengan merek produk yang pertama.

3. Brand Extensions Strategy.
Brand extensions strategy atau strategi perluasan merek yaitu suatu strategi merek di mana perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada, yang telah dikenal oleh masyarakat dan sukses di pasaran untuk digunakan menjadi merek produk yang baru pada lini produk berbeda. Penggunaan strategi ini akan memudahkan perusahaan dalam memperkenalkan produk baru yang dihasilkan atau dipasarkannya.

4. Multi Brands Strategy.
Multi brands strategy atau strategi banyak merek yaitu suatu strategi merek di mana perusahaan menjual suatu produk yang sama dengan menggunakan banyak merek. Alasan penggunaan strategi ini adalah untuk menjaga kinerja dari merek yang telah ada agar tidak terganggu, sehingga perusahaan tidak perlu menciptakan merek baru ketika hendak memperluas lini produk yang bersangkutan.

5. Co-Brand Strategy.
Co-brand strategy atau strategi merek bersama yaitu strategi merek di mana perusahaan menggunakan dua merek untuk sebuah produk. Penggunaan co-branding strategy juga dapat dilakukan oleh beberapa perusahaan, maksudnya adalah beberapa perusahaan melakukan kerja sama untuk menggunakan dua atau lebih merek yang disepakati untuk digunakan dalam memasarkan sebuah produk tertentu. Strategi merek ini umumnya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang sudah memiliki merek sangat kuat dan terkenal. Tujuan dari digunakannya co-branding strategy adalah untuk mendapatkan kekuatan atau untuk memperkuat merek-merek yang digunakan tersebut.


Tujuan Strategi Merek. Penggunaan strategi merek dalam memasarkan suatu produk memiliki tujuan diantaranya adalah :
  • memperkenalkan suatu produk dari perusahaan.
  • menarik konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
  • memposisikan merek dengan cara yang diinginkan untuk menciptakan persepsi yang menguntungkan dan mendorong lebih banyak penjualan.
  • berkomunikasi lebih efektif berkaitan dengan identifikasi suatu produk, pesan yang hendak disampaikan, dan lain sebagainya.
  • mengembangkan strategi pemasaran, karena dengan adanya merek akan lebih mudah dalam memasarkan suatu produk.
  • mengembangkan citra perusahaan yang menguntungkan di benak konsumen.
  • mengembangkan ekuitas merek, sehingga nilai produk yang dipasarkan dapat melebihi harga produk dengan jenis yang sama di pasaran.
  • mengembangkan hubungan yang lebih baik dan kuat dengan karyawan, karena mereka merasa lebih termotivasi untuk bekerja dengan merek yang sudah mapan.


Faktor yang Menentukan dalam Strategi Merek. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi strategi merek. Sisco Van Gelder, dalam “Global Brand Strategy”, menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya pengembangan strategi merek yang digunakan oleh suatu perusahaan adalah :

1. Brand Positioning.
Brand positioning atau posisi merek merupakan langkah untuk mempresentasikan keunggulan produk yang membedakannya dari kompetitor dengan jenis produk yang serupa. Brand positioning sering disebut sebagai suatu strategi untuk memenangkan citra dari suatu merek dan mampu menguasai benak para pembeli melalui produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

2. Brand Identity.
Brand identity atau identitas merek merupakan sekumpulan aspek-aspek yang membangun representasi merek, latar belakang merek, prinsip-prinsip merek, tujuan dan ambisi dari merek itu sendiri. Brand identity juga dapat berarti apa yang dikirimkan oleh perusahaan ke pasaran, di mana hal tersebut berada di dalam kontrol perusahaan, dan perusahaan menetapkan nilai dan ekspektasi dari merek itu sendiri.

3. Brand Personality.
Brand personality atau kepribadian merek diperoleh dari karakter merek itu sendiri melalui komunikasi yang baik dan pengalaman serta berbagai orang yang berpengaruh dalam merek tersebut. Brand personality dikembangkan untuk menambah daya tarik tersendiri dari sebuah merek di mata konsumen.


Selain ketiga faktor tersebut, D.E. Schultz dan B.E. Barnes menambahkan satu faktor lain yang dapat menentukan berhasil tidaknya dalam pengembangan strategi merek, yaitu “komunikasi merek atau brand communication”. Komunikasi merek atau “brand communication” merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan keunikan dari suatu merek yang dimilikinya kepada konsumen dengan menggunakan berbagai strategi. Komunikasi merek dapat dilakukan dengan berbagai strategi sehingga penyampaian informasi terkait merek dapat diterima dengan positif oleh target yang dikehendaki sehingga dapat memberikan efek pada perilaku pembelian.

Lebih lanjut, D.E. Schultz dan B.E. Barnes menjelaskan bahwa untuk dapat mengkomunikasikan suatu merek kepada konsumen, perusahaan harus menggunakan dua komunikasi, yaitu :
  • komunikasi internal, yang dapat dilakukan melalui orang terdekat di perusahaan tersebut, seperti : karyawan, pemasok perusahaan, dan partner kerjasama lainnya.
  • komunikasi eksternal, yang dapat dilakukan melalui penyelenggaraan suatu events maupun direct marketing seperti : pengiriman katalog, surat, telepon, fax, atau email, sales promotion, dan public relation.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian strategi merek (brand strategy), unsur, jenis, dan tujuan strategi merek, serta faktor yang menentukan dalam pengembangan strategi merek (brand strategy).

Semoga bermanfaat.