Perilaku Manusia : Pengertian, Jenis, Proses Pembentukan, Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia, Serta Teori Perilaku Manusia

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Perilaku Manusia. Perilaku manusia merupakan suatu hal yang rumit untuk dirumuskan. Hal tersebut dikarenakan perilaku manusia bukanlah suatu hal yang pasti, tetapi selalu berubah dan berkembang, bukan saja ditentukan oleh sistem organik biologis (naluri) dari manusia tersebut tetapi juga juga ditentukan oleh akal dan jiwa manusia yang bersangkutan.

Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.

Pada hakekatnya, perilaku merupakan tindakan, perbuatan, atau pola tingkah laku. Secara umum, perilaku manusia dapat diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya. Reaksi dimaksud dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit) dan bentuk aktif (dengan tindakan konkrit). Perilaku juga dapat berarti suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan, dan sebagainya. Kegiatan dimaksud mencakup :
  • kegiatan kognitif, seperti : pengamatan, perhatian, dan berfikir yang disebut dengan “pengetahuan”.
  • kegiatan emosi, seperti : merasakan dan menilai yang disebut dengan “sikap atau afeksi”.
  • kegiatan konasi, seperti : keinginan dan kehendak yang disebut dengan “tindakan atau practice”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku diartikan dengan tanggapan atau reaksi individu terhadap stimulus atau lingkungan.


Selain itu, pengertian perilaku manusia juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • B.F. Skinner, dalam “The Behavior of Organisms An Experimental Analysis”, menyebutkan bahwa perilaku manusia adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar.
  • Elizabeth A. Minton dan Lynn R. Khale, dalam “Belief Systems, Religion, and Behavioral Economics”, menyebutkan bahwa perilaku manusia adalah respons yang dikomputasi dari manusia terhadap berbagai stimulus atau input, baik internal atau eksternal, sadar atau bawah sadar, terbuka atau rahasia, dan sukarela atau tidak sukarela.
  • Fremon E. Kast dan James E. Rosenzweig, dalam “Organisasi dan Manajemen”, menyebutkan bahwa perilaku manusia adalah cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku seseorang dan merupakan hasil kombinasi antara pengembangan anatomis, fisiologis dan psikologis
  • Soekidjo Notoatmodjo, dalam “Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku”, menyebutkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
  • Sunaryo, dalam “Psikologi untuk Pendidikan”, menyebutkan bahwa perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung


Jenis Perilaku Manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
  • perilaku yang tidak nampak, seperti : pengetahuan (cognitive) dan sikap (affective).
  • perilaku yang nampak, seperti : keterampilan (psychomotoric) dan tindakan nyata (action).

Apabila didasarkan pada reaksi terhadap stimulus yang diterimanya, perilaku manusia juga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Perilaku Refleksi.
Perilaku refleksi merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai seseorang. Perilaku refleksi terjadi dengan sendirinya atau terjadi secara otomatis. Stimulus yang diterima oleh seseorang tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran, sebagai pusat pengendalian dari perilaku manusia. Stimulus diterima oleh reseptor, dan respons langsung timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.

2. Perilaku Non-refleksi.
Perilaku non-refleksi merupakan perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Stimulus yang diterima oleh respon kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, baru kemudian terjadi respon melalui efektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut proses psikologi. Perilaku atas dasar proses psikologi ini disebut aktivitas psikologi.

Soekidjo Notoatmodjo, dalam “Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku”, membedakan perilaku manusia menjadi dua jenis yang didasarkan pada bentuk respon terhadap stimulus yang diterima oleh seorang individu, yaitu :

1. Perilaku Tertutup.
Perilaku tertutup atauconvert behavior” merupakan respon seorang individu terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus tersebut masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku Terbuka.
Perilaku terbuka atau overt behavior” merupakan respon seorang individu terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon atau reaksi terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.


Proses Pembentukan Perilaku Manusia. Menurut B.F. Skinner, perilaku terjadi karena adanya stimulus yang diterima oleh organisme, dan selanjutnya organisme tersebut merespon stimulus yang diterimanya. Pandangan B.F. Skinner tersebut kemudian dikenal dengan teori “S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons).

Menurut Bimo Walgito, dalam “Pengantar Psikologi Umum”, menyebutkan bahwa sesuai dengan keadaan yang diharapkan, proses pembentukan perilaku manusia dapat dibagi dalam tiga cara, yaitu :

1. Pembentukan perilaku dengan kebiasaan.
Perilaku manusia dapat dibentuk dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan. Sesuatu yang dilakukan secara terus menerus pada akhirnya akan membentuk suatu perilaku yang diinginkan tersebut.

2. Pembentukan perilaku dengan pengertian.
Perilaku seseorang juga dapat dibentuk dengan cara pengertian atau “insight”, yaitu dengan melakukan kegiatan belajar yang disertai dengan pengertian.

3. Pembentukan perilaku dengan penggunaan model.
Pembentukan perilaku dengan menggunakan model dapat dilakukan diantaranya dengan mencontoh perilaku yang ada pada diri seseorang yang menjadi panutan.

Lebih lanjut, Bimo Walgito menjelaskan bahwa terdapat faktor dari dalam diri orang atau individu itu sendiri yang mempengaruhi proses pembentukan perilaku yang bersangkutan, yaitu :
  • persepsi. Persepsi merupakan pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.
  • motivasi. Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari pada dorongan dan gerakan tersebut diwujudkan dalam bentuk perilaku.
  • emosi. Beberapa aspek psikologi yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan).
  • belajar. Belajar merupakan suatu pembentukan perilaku yang dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan.


Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Secara umum, faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia adalah :

1. Faktor Personal.
Faktor personal merupakan faktor dari dalam diri manusia yang mempengaruhi perilaku manusia yang bersangkutan. Faktor personal meliputi :

1.1. Faktor biologis.
Faktor biologis adalah segala hal yang terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor sosiopsikologis.

1.2. Faktor sosiopsikologis.
Faktor sosiopsikologis dapat dibagi dalam tiga komponen, yaitu :
  • komponen afektif, merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis.
  • komponen kognitif, merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
  • komponen konatif, merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

2. Faktor Situsional.
Faktor situasional merupakan faktor dari luar diri manusia yang mempengaruhi perilaku manusia yang bersangkutan, seperti : lingkungan. Kaum behaviorisme mempercayai bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang. Yang termasuk dalam faktor situasional adalah :
  • faktor ekologis. Kondisi alam (geografis) dan iklim (temperatur) dapat mempengaruhi perilaku manusia.
  • faktor rancangan dan arsitektural. Pengaruh rancangan dan arsitektural terhadap perilaku manusia dapat dilihat pada penataan rumah.
  • faktor temporal. Suasana emosi dan bentuk perilaku dipengaruhi oleh faktor waktu (temporal).
  • faktor teknologi. Jenis teknologi yang digunakan masyarakat dapat mempengaruhi pola-pola komunikasi masyarakat baik pola pikir maupun pola tindakannya.
  • faktor suasana perilaku. Penyampaian suatu pesan terhadap orang atau kelompok orang mesti disesuaikan dengan suasana perilaku orang atau kelompok orang tersebut.
  • faktor sosial. Yang meliputi : sistem peran, struktur sosial, dan karakteristik individu.
  • stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
  • lingkungan psikososial. Lingkungan psikososial diartikan sebagai persepsi terhadap lingkungan.

Sedangkan Jalaluddin Rakhmat, dalam “Psikologi Komunikasi”, menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia, yaitu :
  • faktor kognitif, merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
  • faktor afektif, merupakan aspek emosional.
  • faktor konatif, merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

Baca juga : Akhlak Dalam Islam

Teori Perilaku Manusia. Perilaku manusia tidak dapat dipisahkan dari keadaan manusia tersebut serta lingkungan di mana manusia tersebut berada. Soekidjo Notoatmodjo menyebutkan bahwa terdapat beberapa teori berkaitan dengan perilaku manusia, diantaranya adalah :

1. Teori Insting.
Teori insting dikemukakan oleh William McDougall, seorang psikolog yang memperkenalkan Psikologi Sosial yang dibangun berdasarkan Teori Darwin tentang perilaku manusia. Menurut William Mc Dougall, perilaku disebabkan karena insting, yang merupakan perilaku bawaan dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.

2. Teori Dorongan.
Teori dorongan atau “drive theory” atau disebut juga dengan “drive reduction theory” dikemukakan oleh Clark L. Hull, seorang psikolog. Teori dorongan bertitik tolak dari pandangan bahwa organisme mempunyai dorongan-dorongan tertentu, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan organisme, sehingga membuat organisme tersebut berperilaku. Pada umumnya dorongan yang menyangkut perilaku tersebut bersifat biologik dan fisiologik, seperti : makan, minum, tidur, mencari temperatur yang konstan, dan lain sebagainya.

3. Teori Insensif.
Teori insentif atau “incentive theory” bertitik tolak dari pendapat bahwa perilaku organisme disebabkan karena adanya insentif atau “reinforcement”. Adanya insentif tersebut akan mendorong organisme untuk berbuat atau berperilaku. Insentif atau reinforcement dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu :
  • insentif atau reinforcement positif, merupakan segala hal yang berkaitan dengan hadiah.
  • insentif atau reinforcement negatif, merupakan segala hal yang berkaitan dengan hukuman.

4. Teori Atribut.
Teori atribut dikemukakan oleh Fritz Heider. Teori atribusi menjelaskan mengenai proses bagaimana menentukan penyebab dan motif tentang perilaku seseorang, apakah dari internal (misalnya : sifat, karakter, sikap, dan lain sebagainya) atau dari eksternal (misalnya : tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu). Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan mereka atas kejadian yang dialami.

5. Teori Kognitif.
Teori kognitif mengkaji tentang bagaimana caranya persepsi mempengaruhi perilaku, dan bagaimana caranya pengalaman mempengaruhi persepsi yang dilakukan oleh seseorang. Perilaku manusia dalam memilih sesuatu yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan (model subjective expected utility) menggambarkan bahwa faktor berpikir, berperan besar dalam menentukan pilihan seseorang. Seseorang secara nalar yang baik akan mempertimbangkan segala hal yang ke depannya akan baik dan bermanfaat buat dirinya.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian perilaku manusia, jenis, proses pembentukan, dan faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, serta teori perilaku manusia.

Semoga bermanfaat.