Pengertian Model Pembelajaran Student Centered Learning. Model pembelajaran student centerd learning dipercaya sangat efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran guna meraih hasil belajar peserta didik secara optimal. Hal tersebut sesuai dengan filosofi belajar sebagai berikut :
“belajar merupakan kegiatan memperoleh pengetahuan baru, di mana semakin banyak pengetahuan yang didapat peserta didik, semakin besar peluang mereka untuk terus meningkatkan kualitas sikap dan prilakunya”.
Secara umum, model pembelajaran student centered learning dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan kata lain, dalam model pembelajaran student centered learning, para peserta didik menjadi pelaku aktif dalam kegiatan belajar. Model pembelajaran student centered learning juga dapat berarti suatu metode pembelajaran yang menempatkan peseta didik sebagai pusat dari proses belajar mengajar. Dalam metode pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan minat, motivasi, dan kemampuan individunya menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif, serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.
Selain itu, pengertian model pembelajaran student centered learning dapat juga dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Achmadi Priyatmojo, dkk dalam “Buku Panduan Pelaksanaan Students Centered Learning (SCL) dan Teacher Aesthethic Role-Sharing (STAR)”, menyebutkan bahwa model pembelajaran student centered learning adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik di pusat kegiatan pembelajaran di mana peserta didik berperan aktif mengembangkan kemampuannya untuk berpikir kreatif dan inovatif.
- P. Ang Redolfo, dalam “Elements of Student Centered Learning”, menyebutkan bahwa model pembelajaran student centered learning adalah suatu model pembelajaran yang memfasilitasi para peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan dimaksud dapat dilakukan dengan cara membaca buku-buku teks, membaca digital book dalam komputer, mencari bahan dari sumber-sumber online, dan lain sebagainya, serta memfasilitasi para peserta didik untuk secara aktif mencari bahan, termasuk mendiskusikan informasi yang diperoleh.
Peran Pengajar dan Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Student Centered Learning. Dalam penerapan model pembelajaran student centered learning dalam proses belajar mengajar, antara pengajar dan peserta didik memiliki peran masing-masing, yaitu sebagai berikut :
1. Peran pengajar :
- bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
- mengkaji kompetensi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik pada akhir pembelajaran.
- merancang strategi dan lingkungan pembelajaran yang dapat menyediakan beragam pengalaman belajar.
- membantu peserta didik mengakses informasi, menata, dan memprosesnya untuk dimanfaatkan dalam memecahkan permasalahan hidup sehari-hari.
- mengidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar peserta didik yang relevan dengan kompetensi yang akan diukur.
2. Peran peserta didik :
- mengkaji kompetensi yang disampaikan pengajar.
- mengkaji strategi pembelajaran yang ditawarkan oleh pengajar.
- membuat rencana pembelajaran untuk mata pembelajaran yang diikutinya.
- belajar secara aktif dalam kelompok maupun individual (dengan cara mendengar, membaca, menulis, diskusi, pemecahan masalah; serta terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi.
Karakteristik Model Pembelajaran Student Centered Learning. Model pembelajaran student centered learning memiliki beberapa karakteristik tertentu yang membedakannya dengan model pembelajaran yang lain. Maryam Nur Azizah, dalam “Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA”, menyebutkan bahwa karakteristik dari model pembelajaran student centered learning) adalah sebagai berikut :
- aktif. Memungkinkan peserta didik dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
- konstruktif. Memungkinkan peserta didik dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan-tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
- kolaboratif. Memungkinkan peserta didik dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerja sama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasihati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
- antusiastik. Memungkinkan peserta didik dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- dialogis. Memungkinkan proses belajar secara inheren merupakan suatu proses sosial dan dialogis di mana peserta didik memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
- kontekstual. Memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan problem based atau case-based learning.
- reflektif. Memungkinkan peserta didik dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
- multisensory. Memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestesis.
- high order thinking skills training. Memungkinkan peserta didik untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti : problem solving, pengambilan keputusan, dan lain sebagainya.
Baca juga : Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
Penerapan Model Pembelajaran Student Centered Learning. Model pembelajaran student centered learning dapat diterapkan dalam beberapa jenis model pembelajaran. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Pendidikan Tinggi), dalam “Kurikulum Pendidikan Tinggi”, menyebutkan bahwa model pembelajaran yang menggunakan pendekatan student centered learning, diantaranya adalah :
1. Small Group Discussion.
Smal group discussion merupakan model pembelajaran yang melibatkan antara kelompok peserta didik dan kelompok peserta didik atau kelompok peserta didik dan pengajar untuk menganalisis, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
2. Role-Play and Simulation.
Role-play and simulation merupakan model pembelajaran yang berbentuk interaksi antara dua atau lebih peserta didik tentang suatu topik atau kegiatan dengan menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau sistem yang sebenarnya. Dengan model ini, peserta didik mempelajari sesuatu atau sistem dengan menggunakan model.
3. Discovery Learning.
Discovery learning merupakan model pembelajaran yang berbentuk pemberian tugas belajar atau penelitian kepada peserta didik dengan tujuan supaya peserta didik dapat mencari sendiri jawabannya tanpa bantuan pengajar.
4. Self-Directed Learning.
Self-directed learning merupakan model pembelajaran yang berbentuk pemberian tugas belajar kepada peserta didik, seperti tugas membaca dan membuat ringkasan.
5. Cooperative Learning.
Cooperative learning merupakan model pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.
6. Contextual Learning.
Contextual learning merupakan model pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan peserta didik (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran peserta didik menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman, dan menyenangkan.
7. Problem Based Learning.
Problem based learning merupakan model pembelajaran yang dilakukan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan actual peserta didik, untuk menstimulus kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman, dan menyenangkan agar peserta didik dapat berpikir optimal.
8. Collaborative Learning.
Collaborative learning merupakan model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mencari dan menemukan jawaban sebanyak mungkin, saling berinteraksi untuk menggali semua kemungkinan yang ada.
9. Project Based Learning.
Project based learning merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas-tugas project yang harus diselesaikan oleh peserta didik dengan mencari sumber pustaka sendiri.
Baca juga : Pengertian Pedagogi, Tujuan Dan Manfaat Pedagogi
Manfaat Model Pembelajaran Student Centered Learning. Menurut Angela Attard, dkk dalam “Student Centred Learning, Toolkit for Students Staffs, and Higher Education Institution”, menyebutkan bahwa terdapat beberapa manfaat dalam model pembelajaran student centered learning, diantaranya adalah :
- menjadikan para peserta didik sebagai bagian integral dari komunitas akademik.
- meningkatkan motivasi belajar para peserta didik.
- peserta didik menjadi lebih independen dan bertanggung jawab untuk terus belajar.
- memberi peluang kepada peserta didik untuk mempelajari keilmuan yang ditekuninya secara independen dan tidak terikat dengan bahan ajar yang menjadi fokus kajian peserta didik lain dari program studi yang berbeda, atau bahkan mungkin dari program studi yang sama.
Baca juga : Micro Teaching (Pengajaran Mikro)
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Student Centered Learning. Sebagaimana model pembelajaran yang lain, model pembelajaran student centered learning juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut :
1. Kelebihan model pembelajaran student centered learning :
- mengaktifkan dan berfikir kritis peserta didik dalam proses pembelajaran.
- mendorong peserta didik menguasai pengetahuan dalam proses discovery dan inkuiri.
- peserta didik dapat mengenali gaya belajar mereka yang sesuai dengan karakteristik individu.
- memperhatikan kebutuhan dan latar belakang peserta didik.
- memberi kesempatan pengembangan berbagai strategi assessment.
2. Kekurangan model pembelajaran student centered learning :
- sulit diimplementasikan pada kelas besar.
- memerlukan waktu lebih banyak.
- tidak cocok untuk peserta didik yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis.
Baca juga : Hubungan Antara Model Pembelajaran Learning Cycle Dan Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian metode pembelajaran student centered learning, karakteristik, penerapan, dan manfaat model pembelajaran student centered learning, serta kelebihan dan kekurangan model pembelajaran student centered learning.
Semoga bermanfaat.