Kelahiran psikologi sosial sebagai cabang dari ilmu psikologi, ditandai dengan terbitnya dua buku dengan judul yang sama, yang ditulis oleh dua pakar dari dua disiplin ilmu yang berbeda, yaitu :
- “Social Psychology” karangan William McDougall, seorang pakar psikologi berkewarga-negaraan Inggris, dan ;
- “Social Psychology”, karangan E.A. Ross, seorang pakar sosiologi berkewarga-negaraan Amerika Serikat.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa dalam perkembangannya, terdapat kedekatan antara psikologi sosial dengan sosiologi, bahkan terkadang antara keduanya sulit dipisahkan secara tegas. Sekilas psikologi sosial tidak berbeda dengan sosiologi. Secara umum yang dimaksud dengan :
- “Psikologi sosial” adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perilaku manusia dalam situasi sosial. Dalam psikologi sosial terdapat suatu anggapan bahwa perilaku manusia senantiasa berkaitkan dan saling berhubungan dengan kehadiran orang lain, baik secara nyata maupun secara tersirat. Gordon W. Allport, dalam "The Nature of Prejudice", menjelaskan bahwa psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti dan menerangkan bagaimana pikiran, perasaan dan tingkah laku individu dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi atau kehadiran orang lain (social psychologist regard their discipline as an attempt to understand and explain how the thought, feeling, or behavior of individuals are influenced by the actual, imagined, or implied presence of others).
- “Sosiologi” adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Pengertian tersebut sebagaimana pendapat dari Aguste Comte, yang dianggap sebagai “Bapak Sosiologi”, dalam bukunya yang berjudul “Cours de la Philosovie Positive”. Sosiologi merupakan ilmu tentang masyarakat yang mempelajari tentang struktur sosial yaitu keseluruhan jalinan sosial antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial. Sosiologi juga mempelajari proses sosial yaitu pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Sosiologi tumbuh dari hasil pemikiran ilmiah yang bisa dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Baca juga : Hubungan Psikologi Dengan Ilmu Yang Lain
Sedangkan yang dimaksud dengan “antropologi” adalah ilmu tentang manusia. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari segala hal tentang manusia, baik dari segi kebudayaan, perilaku, keaneka-ragaman, dan lain sebagainya. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis maupun sebagai makhluk sosial. Koentjaraningrat, dalam “Pengantar Ilmu Antropologi”, menjelaskan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari sebuah keaneka-ragaman warna, bentuk fisik dari masyarakatnya, serta kebudayaan yang sudah dihasilkannya. Lebih lanjut Koentjaraningrat, menyebutkan bahwa ilmu antropologi memperhatikan beberapa masalah tentang makhluk hidup, yaitu :
- masalah pada perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.
- masalah pada sejarah terjadinya aneka bentuk makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
- masalah pada sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia.
- masalah persebaran dan terjadinya keaneka-ragaman kebudayaan manusia di seluruh dunia.
- masalah pada dasar-dasar dan keaneka-ragaman kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dan suku bangsa yang tersebar diseluruh penjuru dunia pada jaman sekarang ini.
Baca juga : Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Sosial Yang Lain
Hubungan Psikologi Sosial dan Sosiologi. Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa psikologi sosial memiliki kedekatan dengan sosiologi. Bahkan sekilas, keduanya tidaklah berbeda. Hubungan antara psikologi sosial dan sosiologi dapat dijelaskan sebagai berikut :
- psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia sebagai individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Sedangkan sosiologi mempelajari tingkah laku manusia sebagai bagian dari lingkungan yang terbatas, seperti keluarga, desa, masyarakat di suatu wilayah tertentu dan sebagainya.
- dalam psikologi sosial, berbagai konsep psikologi yang meliputi fungsi mental yang universal dikaitkan dengan lingkungan sosial karena tidak ada individu yang bebas dari lingkungan sosial atau masyarakat. Dengan mengaitkan individu yang satu dengan individu yang lain atau suatu masyarakat berarti psikologi sosial telah memasuki ranah sosiologi. Demikian juga sebaliknya, karena setiap individu selalu terkait dengan lingkungan masyarakat tertentu, maka pengaruh sosiologi-pun sangat besar dalam psikologi sosial.
- dari sudut pandang psikologi sosial, individu dilihat sebagai manusia dengan pribadi yang utuh, sedangkan dari sudut pandang sosiologi, individu dilihat sebagai bagian dari kelompok atau strata sosial (tinggi, menengah, atau rendah). Oleh karenanya, tingkat analisis (level of analysis) dari psikologi sosial adalah individu (sebagaimana dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya), dengan menekankan pada aspek bagaimana sikap, persepsi atau kognisi individu yang dipengaruhi atau mempengaruhi individu lain atau masyarakat. Sedangkan tingkat analisis dari sosiologi adalah kelompok individu atau masyarakat, dengan menekankan pada norma sosial dan perilaku antar kelompok.
Berkaitan dengan tingkat analisis (level of analysis) tersebut, Cookie White Stephan dan Walter G. Stephan, dalam “Two Social Psychologies: An Integrative Approach”, menjelaskan bahwa :
- tingkat analisis dari sociological social psychology adalah macrosocial, dan ;
- tingkat analisis dari psychological social psychology adalah microsocial.
Gejala prasangka (prejudice) dapat dianalisis berdasarkan dua hal tersebut, yaitu :
- macrosocial (analisis sociological social psychology) : “mengapa suatu masyarakat memiliki prasangka yang sangat kuat terhadap kelompok tertentu ?”
- microsocial (analisis psychological social psychology) : “mengapa ada individu yang memiliki prasangka yang kuat dibandingkan dengan individu lain ?”
Hubungan Psikologi Sosial dan Antropologi. Tingkat analisis (level of analysis) dari antropologi adalah sama dengan sosiologi, yaitu kelompok (macrosocial). Hanya saja, secara khusus fokus antropologi adalah budaya dari masyarakat exotic atau masyarakat nonindustri yang umumnya terdapat di negara berkembang. Di lain pihak, psikologi sosial berfokus pada perilaku sosial, yaitu tingkah laku manusia sebagai individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial atau perilaku individu yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh masyarakat, termasuk budayanya.
Hubungan Antara Psikologi Sosial dengan Sosiologi dan Antropologi. Hubungan antara psikologi sosial dengan sosiologi dan antropologi adalah sebagai berikut :
- Sosiologi dan antropologi sangat berperan dalam psikologi sosial. Peranan dari sosiologi dan antropologi dalam psikologi sosial diantaranya adalah untuk mengurangi atau setidak-tidaknya menjelaskan bias (penyimpangan) yang terdapat dalam hasil penelitian psikologi sosial sebagai akibat dari pengaruh kebudayaan atau kondisi masyarakat di sekitar manusia yang sedang diteliti.
Demikian penjelasan berkaitan dengan hubungan antara psikologi sosial dengan sosiologi dan antropologi.
Semoga bermanfaat.