Learning cycle atau siklus belajar adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Menurut Ngalimun, dalam "Strategi dan Model Pebelajaran", disebutkan bahwa model pembelajaran learning cycle adalah rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pembelajar (peserta didik) dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.
Sedangkan teori (pandangan) konstruktivisme merupakan suatu pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. Teori konstruktivisme juga dapat berarti suatu teori pendidikan yang mengutamakan peningkatan perkembangan logika dan konseptual pembelajar (peserta didik). Seorang konstruktivis percaya bahwa belajar hanya terjadi ketika ada pemrosesan informasi secara aktif. Mereka akan meminta peserta didik untuk membuat motif mereka sendiri dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan motif tersebut.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada teori konstruktivisme, seorang pendidik atau guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- mengakui adanya konsepsi awal yang dimiliki siswa melalui pengalaman sebelumnya.
- menekankan pada kemampuan minds-on dan hands-on.
- mengakui bahwa dalam proses pembelajaran terjadi perubahan konseptual.
- mengakui bahwa pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif.
- mengutamakan terjadinya interaksi sosial.
Baca juga : Model Pembelajaran Learning Cycle
Model pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada teori konstruktivisme, yaitu suatu proses membangun atau menyusun suatu pemahaman terhadap pengetahuan yang baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman nyata yang dialaminya dan hasil interaksinya dengan lingkungan sekelilingnya.
- Teori konstruktivisme dalam pembelajaran merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar atau perolehan pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif tersebut hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (self regulation). Dan pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh peserta didik melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.
Herman Hudojo dalam "Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika", menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran learning cycle dalam proses belajar mengajar sesuai dengan teori konstruktivisme dalam pembelajaran, di mana :
- peserta didik belajar secara aktif. Peserta didik mempelajari materi secara bermakna dengan belajar dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa.
- informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki peserta didik. Informasi baru yang dimiliki peserta didik berasal dari interpretasi individu.
- orientasi pembelajaran, adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah.
Baca juga : Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
Selain itu, hubungan kesesuaian antara model pembelajaran learning cycle dengan teori konstruktivisme dalam pembelajaran juga dapat dilihat dari unsur-unsur model pembelajaran learning cycle, yaitu :
1. Sistem Sosial.
Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model pembelajaran learning cycle bersifat demokratis. Setiap peserta didik diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat berupa jawaban dan pertanyaan sehingga tercipta suasana belajar yang aktif. Peserta didik juga dituntut bekerja sama dengan teman sehingga terjalin interaksi antar peserta didik.
2. Prinsip Reaksi.
Dalam hal ini, pendidik berperan sebagai penasehat, konsultan, dan pemberi kritik terhadap kinerja peserta didik. Pendidik berusaha menciptakan kegiatan pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar secara aktif dan pendidik juga berupaya untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang menuntut terjadinya interaksi antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain, dan antara peserta didik dengan pendidik.
3. Sistem Pendukung.
Sistem pendukung pembelajaran adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran learning cycle adalah buku paket sebagai referensi peserta didik untuk mengaitkan informasi dalam lembar tugas dengan konsep yang dipelajari, lembar kerja siswa, papan tulis, alat tulis, dan kartu permainan (cards game).
4. Dampak Instruksional.
Dampak instruksional dari model pembelajaran learning cycle diantaranya adalah :
- pemahaman terhadap konsep.
- kemampuan menerapkan konsep-konsep dalam memecahkan masalah.
- kemampuan merespon.
- bertanya dan menjawab pertanyaan.
- memperhatikan penjelasan pendidik dan menilai fenomena yang terjadi.
- kemampuan bersosialisasi.
5. Dampak Pengiring.
Dampak pengiring dari model pembelajaran learning cycle diantaranya adalah :
- kemampuan bersikap jujur.
- kemampuan menghargai pendapat orang lain.
- kemampuan memandang masalah dari berbagai perspektif.
- kemampuan berpikir divergen atau berpikir kreatif.
- memiliki rasa percaya diri.
- memiliki motivasi belajar.
- memiliki keterampilan hidup bergotong royong.
- diskusi dengan kelompok.
- bekerja sama dengan teman satu kelompok.
Baca juga : Pengertian Micro Teaching (Pengajaran Mikro)
Demikian penjelasan berkaitan dengan hubungan antara model pembelajaran learning cycle dengan teori konstruktivisme dalam pembelajaran.
Semoga bermanfaat.