Model Pembelajaran Creative Problem Solving : Pengertian, Tujuan, Tahapan, Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Secara umum, model pembelajaran creative problem solving dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan memecahkan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Melalui model pembelajaran creative problem solving, peserta didik dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya.

Dalam model pembelajaran creative problem solving, peserta didik tidak hanya diajarkan cara menghafal tanpa berpikir, namun juga dituntut untuk memilih dan mengembangkan suatu tanggapan untuk memperluas proses berpikir, sehingga memunculkan ide atau solusi kreatif dalam upaya pemecahan suatu masalah. Model pembelajaran creative problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, karena model ini memusatkan pada keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Selain itu, pengertian model pembelajaran creative problem solving juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Karen L. Pepkin, dalam “Creative Problem Solving in Math”, menyebutkan bahwa model pembelajaran creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.
  • Aris Shoimin, dalam “68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013”, menyebutkan bahwa model pembelajaran creative problem solving adalah model pembelajaran yang pemusatannya pada pengajaran dan keterampilan dalam memecahkan masalah.
  • Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, dalam “Teori Belajar dan Pembelajaran”, menyebutkan bahwa model pembelajaran creative problem solving adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.


Komponen Model Pembelajaran Creative Problem Soving. Model pembelajaran creative problem solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu :
  • ketekunan.
  • masalah.
  • tantangan.

Ketiga komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran creative problem solving berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah.


Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Model pembelajaran creative problem solving memiliki beberapa karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu :
  • menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan.
  • menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah.
  • menemukan solusi, yaitu proses evaluasi sebagai puncak pemecahan masalah.


Tujuan Metode Pembelajaran Creative Problem Solving. Metode pembelajaran creative problem solving memiliki beberapa tujuan. Aris Shoimin menyebutkan bahwa tujuan dari model pembelajaran creative problem solving adalah para peserta didik diharapkan dapat :
  • menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam creative problem solving.
  • menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran.
  • mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.
  • memilih suatu pilihan solusi yang optimal.
  • mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah.
  • mengartikulasikan bagaimana creative problem solving dapat digunakan dalam berbagai bidang atau situasi.


Tahapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Dalam pelaksanaannya model pembelajaran creative problem solving dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Karen L. Pepkin menyebutkan bahwa tahapan dari metode pembelajaran creative problem solving adalah :

1. Klasifikasi masalah.
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada peserta didik tentang masalah yang diajukan, agar peserta didik dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan.

2. Pengungkapan pendapat (“brainstorming”).
Pada tahap ini peserta didik dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.

3. Evaluasi dan pemilihan.
Pada tahap evaluasi dan pemilihan, setiap kelompok mendiskusikan pendapat atau strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah.

4. Implementasi.
Pada tahap ini peserta didik menentukaan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesian dari masalah tersebut.

Keempat tahapan dari model pembelajaran creative problem solving tersebut dapat melatih peserta didik untuk mengkomunikasikan ide atau gagasannya, berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, berpikir sistematis dan logis sesuai data atau fakta yang tersedia, serta dapat melatih peserta didik untuk saling berinteraksi satu sama lain.

Sedangkan M. Huda, dalam “Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran”, menyebutkan bahwa tahapan dalam model pembelajaran creative problem solving diantaranya adalah “Model Osborn-Parnes” yang dikenal dengan istilah “OFPISA”, yaitu :

1. Objective Finding.
Pada tahap ini, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok. Peserta didik mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan oleh pendidik dan pengungkapan pendapat (“brainstorming”) mengenai sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Dalam tahap ini, peserta didik diharapkan dapat membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai kelompoknya.

2. Fact Finding.
Dalam tahap ini, peserta didik melakukan pengungkapan pendapat (“brainstorming”) terhadap semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut, dan pendidik mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh peserta didik. Selanjutnya, pendidik memberi waktu kepada peserta didik untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.

3. Problem Finding.

Dalam tahap ini akan didefinisikan kembali perihal permasalahan agar peserta didik dapat lebih dekat dengan masalah, sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah pengungkapan pendapat (“brainstorming”) mengenai beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.

4. Idea Finding.
Dalam tahap ini, gagasan-gagasan peserta didik didaftar agar peserta didik dapat melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Setiap usaha (gagasan) peserta didik harus diapresiasi sedemikian rupa, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Dalam tahap ini dilakukan pemisahan antara gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi, dengan cara mengevaluasi gagasan-gagasan tersebut sehingga menghasilkan gagasan yang dapat menjadi pertimbangan solusi dari permasalahan yang dihadapi.

5. Solution Finding.
Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan pengungkapan pendapat (“brainstorming”) berkaitan dengan kriteria-kriteria yang dapat menghasilkan solusi yang terbaik, dan lain sebagainya. Kriteria-kriteria tersebut dievaluasi sehingga menghasilkan penilaian final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.

6. Acceptance Finding.
Pada tahap ini, peserta didik mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Peserta didik diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah dapat digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.


Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Sebagaimana model pembelajaran yang lain, model pembelajaran creative problem solving juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karen L. Pepkin menyebutkan bahwa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan model pembelajaran creative problem solving :
  • peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah.
  • menstimulus pengembangan kemampuan berfikir peserta didik secara kreatif, rasional, logis, dan menyeluruh.
  • pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
  • menimbulkan keberanian pada diri peserta didik untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya.

2. Kekurangan model creative problem solving :
  • menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik tidaklah mudah.
  • mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari pendidik menjadi belajar yang banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan secara individu maupun kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan tantangan atau bahkan kesulitan bagi peserta didik.
  • proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama.
  • kurang sistematis apabila metode ini diterapkan untuk menyampaikan bahan baru.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian model pembelajaran creative problem solving, komponen, karakteristik, tujuan, dan tahapan model pembelajaran creative problem solving, serta kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving.

Semoga bermanfaat.