Model Pembelajaran Berbasis Tim (Team Based Learning) : Pengertian, Karakteristik, Aspek, Manfaat, Serta Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Tim

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Tim. Secara umum, model pembelajaran berbasis tim atau biasa disebut dengan "team based learning", dapat diartikan sebagai suatu strategi pengajaran yang menggunakan kelompok peserta didik bekerja bersama-sama dalam tim untuk mempelajari bahan mata pelajaran. Model pembelajaran berbasis tim juga dapat berarti suatu strategi pembelajaran aktif berbasis kelompok yang saling bekerja sama mempelajari dan menerapkan konsep pelajaran.

Model pembelajaran berbasis tim merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu pada kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik dan terstruktur untuk meningkatkan proses pembelajaran. Model pembelajaran ini mengubah pengalaman kelas dari hanya memperoleh materi dan konsep dalam format pengajaran ceramah (satu arah) menjadi menerapkan konsep dan isi materi pembelajaran dalam format pembelajaran tim. Sasaran utama model pembelajaran berbasis tim adalah menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk melatih konsep mata pelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Aktivitas dalam model pembelajaran berbasis tim adalah :
  • kerja individual (individual work),
  • kerja tim (teamwork),
  • umpan balik cepat (immediate feedback) ;
yang dilakukan dengan format terstruktur dari persiapan pra-kelas, tes kesiapan individu dan kelompok, serta latihan aplikasi.


Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Tim. Model pembelajaran berbasis tim memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan model pembelajaran yang lain. Charles C. Bonwell dan James A. Eison, dalam "Active Learning : Creating Excitement in the Classroom", menyebutkan bahwa karakteristik model pembelajaran berbasis tim adalah :
  • penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
  • peserta didik tidak hanya mendengarkan pelajaran yang disampaikan secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
  • penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.
  • peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis, dan melakukan evaluasi.
  • umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
  • bekerja dalam suatu kelompok merupakan bagian penting dari kegiatan belajar aktif. Pembentukan kelompok secara cepat dan efisien, pada saat bersamaan, variasi komposisi serta besaran kelompok di dalam kelas merupakan hal yang sangat penting guna menunjang proses pembelajaran aktif.


Aspek Model Pembelajaran Berbasis Tim. Terdapat beberapa unsur dalam model pembelajaran berbasis tim. L.K. Michaelsen dan Michael Sweet, dalam "The Essential Elements of Team-Based Learning", menyebutkan bahwa aspek model pembelajaran berbasis tim adalah :

1. Group.
Group atau tim harus dibentuk dan dikelola secara benar. Model pembelajaran berbasis tim memerlukan instruktur untuk mengawasi dalam pembentukan kelompok sehingga dapat :
  • memastikan bahwa kelompok memiliki sumber daya yang memadai untuk mandiri dalam menyelesaikan tugas mereka dan memiliki kemampuan yang setara di seluruh kelompok.
  • menghindari keanggotaan dari latar belakang yang sama.
  • memastikan bahwa kelompok-kelompok memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi tim belajar.

Kelompok harus berisi campuran peserta didik dengan karakteristik yang berbeda sehingga proses belajar lebih mudah. Tujuannya di sini adalah untuk membekali kelompok dengan cara mengisi kelompok dengan anggota yang akan memberikan perspektif yang berbeda untuk tugas yang diberikan. Waktu adalah faktor kunci dalam pengembangan tim. Setiap buku dinamika kelompok menjelaskan bahwa kelompok perlu waktu untuk berkembang menjadi tim berkinerja tinggi, karna itulah mahasiswa harus dalam kelompok yang sama untuk keseluruhan model pembelajaran berbasis tim.

2. Akuntabilitas.
Model pembelajaran berbasis tim menuntut peserta didik untuk bertanggung jawab kepada instruktur dan rekan satu tim. Peserta didik secara kualitas dan kuantitas bertanggung jawab masing-masing. Tim juga harus bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas pekerjaan mereka. Persiapan pra-kelas merupakan tanggung jawab individu terhadap kelompok, kurangnya persiapan juga menghambat pengembangan kekompakan, karena peserta didik yang memiliki persiapan akan menyalahkan teman-teman mereka yang tidak memiliki persiapan.

3. Feedback.
Feedback atau umpan balik langsung merupakan kunci pokok dalam model pembelajaran berbasis tim. Terdapat dua alasan mengapa umpan balik menjadi sangat penting pada model pembelajaran berbasis tim, yaitu :
  • untuk mempelajari konten pembelajaran dan penyampaian gagasan yang tidak hanya menurut intuisi tetapi berdasarkan dokumentasi dalam literatur dan penelitian.
  • memiliki dampak yang luar biasa pada pengembangan kelompok.

4. Rancangan tugas.
Tugas kelompok harus didesain agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan mendukung perkembangan tim. Aspek yang paling mendasar dari merancang tugas tim adalah memastikan bahwa mereka benar-benar membutuhkan interaksi kelompok. Dalam banyak kasus, tugas tim akan menghasilkan interaksi jika :
  • mereka memerlukan tim untuk membuat keputusan.
  • membahas materi yang melibatkan satu tim dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
  • memungkinkan tim untuk membuat laporan diskusi mereka dalam bentuk sederhana.


Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Kelompok. Menurut L.K. Michaelsen, A.B. Knight, dan L.D. Fink, dalam "Team-Based Learning : A Transformative Use of Small Groups", menyebutkan bahwa manfaat yang dapat diperoleh dari model pembelajaran berbasis tim adalah sebagai berikut :
  • memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik secara lebih mendalam.
  • dapat mendukung semangat belajar peserta didik secara sosial dan akademis.
  • meningkatkan keahlian proses bekerjasama dalam kelompok.


Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Tim. Terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran berbasis tim. L.K. Michaelsen dan Michael Sweet, menyebutkan bahwa tahapan dalam model pembelajaran berbasis tim adalah sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan (Pra-Kelas).
Sebelum proses belajar di kelas di mulai secara individu dan mandiri, peserta didik diharapkan sudah belajar tentang isi materi pembelajaran secara berulang-ulang, berdiskusi dengan teman sebaya, dan mencari bahan belajar yang akan diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pada tahapan ini, peserta didik diharapkan mengembangkan dengan lebih baik pengetahuan yang relevan dengan materi pembelajaran yang akan di bahas di kelas, karena mereka harus membuat kesimpulan bagaimana dan kapan materi yang mereka pelajari dapat digunakan di dunia nyata.

2. Pertemuan Pertama Kelas (Readiness Assurance).
Pada tahapan ini, pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis tim disebut dengan Readiness Assurance Process (RAP), yang merupakan kunci utama keberhasilan pelaksanaan pembelajaran berbasis tim. Readiness Assurance Process (RAP) memiliki lima komponen utama, yaitu :
  • Tugas membaca (assigned reading). Sebelum dimulainya pembelajaran di kelas, peserta didik ditugaskan untuk mempelajari konsep tentang materi yang akan dipelajari. Tahap ini dilakukan pada saat preparation (pra-kelas).
  • Tes kesiapan individu atau Individual Readiness Assurance Test (IRAT). Kegiatan pertama yang dilakukan di dalam kelas adalah tes kesiapan individu atas materi yang telah ditugaskan untuk dibaca (assigned reading) pada saat pra-kelas. Tes yang diberikan pada saat tes kesiapan individu berupa tes pemahaman konsep. Tes ini akan membantu menguatkan memori peserta didik tentang apa yang mereka pelajari selama mereka belajar sendiri (individual study).
  • Tes kesiapan tim atau Team Readiness Assurance Test (TRAT). Setelah peserta didik melakukan tes kesiapan individu, mereka kemudian berkumpul bersama timnya untuk melaksanakan tes kesiapan tim. Peserta didik bersama kelompoknya mengambil soal tes tim dan mengerjakan tes tersebut bersama kelompoknya dan mereka harus mencapai kesepakatan kelompok tentang jawaban atas setiap pertanyaan tes. Hasil yang diperoleh pada tes ini digunakan untuk membentuk kelompok baru.
  • Written appeals. Pada tahapan ini, peserta didik diberikan kesempatan untuk melihat ke bahan bacaan rujukan atau modul pelajaran untuk menjawab pertanyaan yang masih tertinggal atau yang belum diselesaikan.
  • Instructor feedback. Merupakan tahapan terakhir dari Readiness Assurance Process (RAP). Pengajar akan langsung memberikan feedback atau umpan balik setelah proses written appeals dan pengajar sebagai instruktur menjelaskan konsep-konsep yang masih belum dipahami secara jelas oleh peserta didik.

3. Application of Course Concepts.

Pada tahapan ini, peserta didik diberi kegiatan yang berorientasi pada pemecahan masalah. Peserta didik diberi lembar kerja terkait pemecahan masalah yang dikerjakan bersama kelompoknya.


Kunci untuk menciptakan dan menerapkan tugas kelompok yang efektif didasarkan pada kriteria 4S, yaitu :
  • Significant, siswa secara individu dan kelompok seharusnya bekerja pada masalah, kasus, atau pertanyaan yang bermakna.
  • Same Problem, tes yang dikerjakan siswa secara individu (IRAT) dan tim (TRAT) adalah sama.
  • Specific Choice, siswa secara individu dan kelompok seharusnya menggunakan konsep membuat pilihan secara spesifik.
  • Simultaneously Report, jika memungkinkan, siswa memberikan report/laporan hasil dari pilihan jawaban yang dipilih, kegiatan ini biasanya dilakukan di akhir pembelajaran dengan siswa mempresentasikan jawaban yang telah dikerjakan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian model pembelajaran berbasis tim (team based learning), karakteristik, aspek, dan manfaat model pembelajaran berbasis tim, serta tahapan model pembelajaran berbasis tim (team based learning).

Semoga bermanfaat.