Tanah : Pengertian, Partikel, Sifat, Klasifikasi, Manfaat, Dan Proses Pembentukan Tanah, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Tanah. Tanah merupakan lapisan teratas dari kulit bumi, yang memiliki ciri-ciri dan sifat yang khas yang membedakan antara tanah di satu wilayah dengan wilayah yang lain. Secara umum, tanah dapat diartikan sebagai bahan padat dari hasil interaksi pelapukan dan aktivitas biologis oleh suatu bahan induk atau batuan keras yang mendasarinya. Tanah juga dapat berarti lapisan permukaan bumi berupa himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain disertai zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel padat tersebut.

Ilmu yang mempelajari tentang tanah dinamakan dengan pedologi. Pedologi membahas mengenai faktor dan proses terbentuknya tanah, karakteristik tanah, serta distribusi jenis-jenis tanah.

Selain itu, pengertian tanah juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
  • Barja M. Das, dalam "Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)", berpendapat bahwa tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.
  • Michelle Fauizek dan Andryan Suhendra, dalam "Efek Dari Dynamic Compaction (Dc) Terhadap Peningkatan Kuat Geser Tanah", yang dimuat dalam Jurnal Mitra Teknik Sipil., berpendapat bahwa tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara, dan macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati.

Baca juga : Pengertian Erosi

Partikel Tanah. Tanah terdiri dari beberapa partikel. J.E. Bowles, dalam "Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah", menjelaskan bahwa beberapa partikel yang terkandung di dalam tanah, diantaranya adalah :
  • berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya lebih besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles).
  • kerikil (gravel), merupakan partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.
  • pasir (sand), merupakan partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, berkisar dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
  • lanau (silt), merupakan partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm. Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang disedimentasikan ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada muara sungai.
  • lempung (clay), merupakan partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang kohesif.
  • koloid (colloids), merupakan partikel mineral yang diam yang berukuran lebih kecil dari 0,001 mm.


Sifat Tanah. Berikut beberapa sifat tanah :

1. Sifat Fisik Tanah.
Sifat fisik tanah meliputi :

1.1. Warna tanah.
Warna tanah dihasilkan dari pelapukan kimiawi dan organis. Faktor pembentuk warna tanah adalah :
  • unsur Fe memberi warna kuning atau merah.
  • bahan organik memberi warna cokelat atau hitam.
  • unsur mangan, sulfur, dan nitrogen memberi warna hitam.
  • kondisi lingkungan aerobik menghasilkan warna seragam.
  • kondisi lingkungan reduksi menghasilkan warna beragam.

1.2. Struktur tanah.
Struktur tanah merupakan susunan dari partikel-partikel tanah, yang berdampak terhadap penguapan, perpindahan air, resistensi terhadap erosi, dan tempat akar tumbuhan.

1.3. Tekstur tanah.
Tekstur tanah terbentuk dari :
  • proses fisikal (komposisi pasir dan lanau).
  • proses kimiawi (komposisi lempung)
  • mencerminkan karakter tanah, apabila mengandung lempung maka tanahnya lebih tahan erosi

2. Sifat Kimia Tanah.
Sifat kimia tanah meliputi :
  • bahan organik.
  • unsur hara.
  • pH tanah, dikatakan normal atau netral saat pH berkisar 6,6 hingga 7,5

3. Sifat Biologi Tanah.
Sifat biologi tanah merupakan kandungan organisme dalam tanah, misalnya kandungan jumlah jamur, bakteri, atau mikroorganisme lainnya. Sifat biologi tanah akan mempengaruhi respirasi tanah.


Klasifikasi Tanah. Tanah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.  M. Soepraptohardjo, dalam "Jenis Tanah di Indonesia", mengemukakan bahwa secara umum tanah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu :
  • tanah humus, merupakan jenis tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
  • tanah pasir, merupakan jenis tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
  • tanah alluvial atau endapan, merupakan jenis tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
  • tanah podzolit, merupakan jenis tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah atau dingin.
  • tanah vulkanis, merupakan jenis tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
  • tanah laterit, merupakan jenis tanah yang tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi.
  • tanah mediteran, merupakan jenis tanah yang sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur.
  • tanah organosol, merupakan jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa.

Sedangkan USCS (Unifed Soil Classification System), mengklasifikasikan tanah menjadi tiga jenis, yaitu :
  • tanah berbutir kasar (coarse-granied-soil), merupakan bagian tanah yang kurang dari 50 % lolos saringan Nomor : 200, yaitu tanah berkerikil dan berpasir. Simbol kelompok ini dimulai dari huruf awal G untuk kerikil (Gravel) atau tanah berkerikil dan S untuk pasir (Sand) atau tanah berpasir.
  • tanah berbutir halus (fine-grained-soil), merupakan bagian tanah yang lebih dari 50 % lolos saringan Nomor : 200, yaitu tanah berlanau dan berlempung. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal M untuk lanau anorganik, C untuk lempung anorganik, dan O untuk lanau organik dan lempung organik. Simbol Pt digunakan untuk gambut (Peat), dan tanah dengan kandungan organik tinggi.
  • tanah organik (gambut atau humus), merupakan bagian yang secara laboratorium dapat ditentukan jika perbedaan batas cair tanah contoh yang belum dioven dengan yang telah dioven sebesar > 25 %. Simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi adalah W untuk gradasi baik (Wells graded), P untuk gradasi buruk (Poorly graded), L untuk plastisitas rendah (Low plasticity), dan H untuk plastistas tinggi (High plasticity).


Manfaat Tanah. Bagi kehidupan manusia, tanah memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah :
  • sebagai lahan. Sebagai lahan, tanah dimanfaatkan untuk pemukiman, lahan industri, lahan pertanian dan lain-lain.
  • bahan mentah industri. Sebagai bahan mentah, tanah dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai produk untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
  • sumber energi. Sebagai sumber energi, tanah dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif, contoh : tanah gambut.


Proses Pembentukan Tanah. Berikut proses pembentukan tanah :

1. Weathering (Pelapukan).
Weathering atau pelapukan terjadi di lapisan atas tanah, yaitu adanya aktivitas memecahkan dan dekomposisi dari bahan induk (batuan dan mineral) yang dilakukan oleh unsur iklim (udara, air hujan, sinar matahari, atau salju). Terdapat dua aktivitas dalam weathering atau pelapukan, yaitu :
  • pelapukan fisik, memecah batuan menjadi partikel yang lebih kecil
  • pelapukan kimiawi, melibatkan perubahan komposisi kimia dari mineral batuan

2. Leaching (Pencucian).
Leaching atau pencucian merupakan terjadinya perubahan pada komposisi fisik dan kimia pada bahan induk, di mana hasil pelapukan terakumulasi oleh tanaman dan membentuk partikel baru seperti tanah liat, bahan organik, lanau, atau senyawa kimia.

3. Transformation and Illuviation (Perubahan dan Iluviasi).
Transformation and illuviation berkaitan dengan pelapukan kimia pada lumpur dan pasir, yang dibantu oleh tanaman dan hewan. Transformation dapat meningkatkan kondisi drainase dan komposisi nutrisi.

4. Podsolisation and Translocations (Podsolisasi dan Translokasi).
Podsolisation and translocations terjadi ketika larutan asam kuat menghancurkan mineral lempung. Adanya pembentukan bahan mineral dari aluminium, silika, dan besi yang terakumulasi bersama dengan senyawa organik di dalam tanah. Bahan tersebut kemudian mengalami pemindahan di antara lapisan pada profil tanah -> menghasilkan warna yang berbeda-beda pada profil tanah


Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah. Pembentukan tanah membutuhkan waktu yang relatif lama. Hans Jenny, dalam "Factor of Soil Formation, A System of Quantitative Pedology", menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu :

1. Iklim.
Iklim merupakan faktor yang paling penting dalam proses pembentukan tanah. Iklim mengatur laju dan jenis pembentukan tanah, serta penentu utama dalam distribusi vegetasi. Iklim terdiri dari :
  • suhu, berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Suhu tinggi maka proses pelapukan lebih cepat.
  • curah hujan, berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah.

2. Organisme.
Organisme dimaksud meliputi vegetasi, mikroba, dan hewan. Organisme mempengaruhi pembentukan tanah dalam hal :
  • mempengaruhi rentang perkembangan tanah. Misalkan, bakteri dan jamur membantu dekomposisi tanaman.
  • berkaitan dengan horizon tanah. Semakin banyak aktivitas organisme maka horizon tanah semakin tidak terlalu berbeda.
  • tutupan vegetasi, mempengaruhi sifat humus tanah.
  • akar tanaman, dapat mengikat partikel tanah dan membantu dalam proses kompresi tanah

3. Relief (Topografi).
Relief atau topografi adalah perbedaan tinggi, bentuk, atau kemiringan lereng suatu wilayah dengan kondisi yang relatif dinamis. Kondisi relief dinamis dimaksud akan berdampak pada :
  • ketebalan profil tanah. Topografi miring, lapisan tanahnya lebih tipis karena ada erosi. Topografi datar, lapisan tanahnya tebal karena ada sedimentasi.
  • sistem drainase atau pengaliran. Kondisi yang jelek akan menyebabkan tanah menjadi masam.

4. Bahan Induk (Parental Material).
Bahan induk terdiri atas :
  • batuan, hasilnya tanah mineral.
  • bahan organik, berasal dari campuran dengan bahan mineral yang akan meghasilkan tanah organik.
Bahan induk memiliki tiga sifat, yang dapat mempengaruhi laju dan jalan pembentukan tanah. Sifat bahan induk dimaksud adalah :
  • sifat kimia, berkaitan dengan susunan mineral.
  • sifat fisik, berkaitan dengan struktur dan granularitas.
  • sifat permukaan, berkaitan dengan kemudahan reaksi.

5. Waktu.
Waktu merupakan faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah dalam menentukan jenis dan sifat-sifat tanah. Pembentukan tanah membutuhkan waktu yang relatif lama.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian tanah, partikel, sifat, klasifikasi, manfaat, dan proses pembentukan tanah, serta faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah.

Semoga bermanfaat.