Erosi merupakan peristiwa alam yang umum terjadi di banyak tempat di muka bumi ini. Secara umum, pengertian dari erosi adalah suatu peristiwa pengikisan tanah lapisan atas oleh air atau angin. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, erosi diartikan dalam beberapa pengertian, yaitu :
- hal menjadi aus (berlubang) karena geseran air (tentang batu).
- pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda, seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang atau arus.
- luka pada kulit yang sangat dangkal, hanya mengenai lapisan kulit luar dan mengeluarkan serum.
- pengikisan, penyusutan, penipisan.
Pengertian Erosi Menurut Para Ahli. Proses erosi dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan kesuburan tanah, mengurangi daya dukung tanah terhadap produksi pertanian, serta menurunkan kualitas kehidupan. Proses erosi tanah oleh air yang terjadi secara normal meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :
- pemecahan agregat tanah menjadi butiran-butiran yang lebih kecil.
- pemindahan atau pengangkutan butiran-butiran tanah oleh aliran permukaan.
- pengendapan partikel tanah di tempat yang menjadi tempat penampungannya, seperti di daerah yang lebih rendah, di dasar sungai atau waduk.
Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan erosi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kartasapoetra, menyebutkan bahwa erosi adalah proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah maupun sebagai akibat tindakan/perbuatan manusia.
- Arsyad, menyebutkan bahwa erosi adalah proses hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat lain.
- Hardjowigeno, menyebutkan bahwa erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, sungai, atau gravitasi.
- Effendi, menyebutkan bahwa erosi adalah suatu peristiwa hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air, angin, atau es.
- Suripin, menyebutkan bahwa erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin.
Jenis Erosi. Terdapat beberapa jenis erosi. Erosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Erosi geologi (alam), yaitu erosi yang bergerak sangat lambat di mana antara jumlah tanah yang tererosi dengan jumlah yang terbentuk sama. Erosi geologi tidak berbahaya, hal ini dikarenakan terjadi dalam keseimbangan alami.
- Erosi dipercepat, yaitu erosi yang terjadi lebih cepat, sehingga membuat tanah di permukaan menjadi hilang. Erosi dipercepat disebabkan karena adanya aktivitas manusia yang merusak keseimbangan alam. Dalam erosi dipercepat, antara jumlah tanah yang tererosi dengan jumlah tanah yang terbentuk lebih banyak jumlah tanah yang tererosi.
Menurut proses terjadinya, erosi dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Erosi oleh Air Sungai.
Aliran air sungai yang berarus deras dapat mengakibatkan proses pengikisan tanah disepanjang aliran sungai. Erosi yang terjadi dapat dibedakan sebagai berikut :
- Di bagian hulu sungai, arus sungai yang deras menyebabkan erosi bekerja secara vertikal ke dasar sungai sehingga merubah bentuk badan sungai menjadi lembah sungai atau berbentuk cekung tajam.
- Di bagian muara sungai, arus sungai semakin melambat sebab sungai mengalir pada tempat yang makin datar, hal ini membuat erosi ke arah dasar semakin kecil. Pada daerah ini, erosi yang besar terjadi pada dinding sungai atau disebut erosi horizontal. Akibat erosi ini, di bagian muara sungai makin lebar sehingga merubah bentuk sungai seperti lembah yang datar.
2. Erosi oleh Air Laut.
Erosi oleh air laut disebut juga dengan abrasi atau erosi marine. Pada umumnya penyebab erosi oleh air laut (abrasi) adalah hempasan ombak pada pantai. Pengaruh abrasi sangat besar pada pantai-pantai yang curam, yang dapat dilihat dalam bentuk :
- gua-gua atau pintu air. Abrasi bermula dari bagian bawah pantai yang curam. Sedikit demi sedikit terkorek oleh arus air laut, dalam waktu yang lama maka terbentuklah rongga-rongga gua yang dalamnya bergantung pada jenis bebatuan pantai.
- stack. Stack merupakan sisa-sisa batuan atau tonggak-tonggak batu yang tampak berdiri di atas permukaan laut. Tonggak-tonggak batu tersebut adalah bagian batuan yang keras dan tahan terhadap terpaan gelombang laut.
- cliff. Cliff adalah pantai terjal, yang terjadi sebagai akibat dari adanya kikisan air laut terhadap pantai.
Sedangkan pada wilayah pantai yang hutan bakau (mangrove)-nya ditebang habis, abrasi dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan di sepanjang pantai.
3. Erosi oleh Angin.
Erosi oleh angin disebut juga dengan deflasi, yang sering terjadi pada daerah yang kering, seperti daerah gurun pasir. Faktor penting dalam erosi ini adalah kekuatan angin yang mengikis dan membangun bentuk-bentuk permukaan bumi. Selain deflasi, di gurun juga terjadi korasi, yaitu angin yang mengangkut pasir secara keras mengikis batuan pada daerah tersebut. Bentuk-bentuk permukaan bumi akibat deflasi dan korasi adalah :
- batu angin, yaitu batu yang di bagian atasnya terbatasi tiga bidang atau lebih, bentuknya mirip dengan piramida.
- arch, yaitu batu berbentuk sedikit melengkung serta terdapat lubang seperti terusan. Terjadinya batu ini akibat korasi mengasah bagian batuan yang lebih lunak serta pengaruh korasi yang kurang pada bagian atas batu.
- batu jamur, yaitu bebatuan yang bentuknya mirip cendawan atau jamur.
4. Erosi oleh Gletsyer.
Erosi oleh gletsyer disebut juga dengan eksarasi atau erosi glasial. Gletsyer merupakan lapisan es yang secara perlahan bergerak menuruni lembah pada lereng pegunungan karena gaya beratnya. Adanya gerakan gletsyer ini menyebabkan terjadinya pengikisan pada dasar dan samping kanan kiri lembah tersebut. Pengikisan gletsyer menghasilkan endapan yang disebut moraine. Sedangkan bentuk permukaan bumi yang disebabkan oleh erosi gletsyer adalah danau glasial dan pantai fyord.
Sedangkan menurut Asdak, erosi yang terjadi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :
- Erosi percik (splash erosion), yaitu proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.
- Erosi kulit (shet erosion), yaitu erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlerang terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff).
- Erosi alur (rill erosion), yaitu pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air.
- Erosi parit (gully erosion), yaitu sama dengan erosi alur atau dapat dikatakan sebagai lanjutan dari erosi alur.
- Erosi tebing sungai (streambank erosion), yaitu pengikisan tanah pada tebing-tebing sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai.
- Erosi internal sungai (internal or subsurfacace erosion), yaitu proses terangkutnya partikel-partikel tanah ke bawah masuk ke celah-celah atau pori-pori akibat adanya aliran bawah permukaan.
- Tanah longsor (land slide), yaitu bentuk erosi di mana pengangkutan atau gerakan masa tanah terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar. Pada tanah longsor, erosi terjadi sekaligus dalam jumlah yang besar.
Penyebab Erosi. Pada umumnya erosi disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor Alam.
Faktor alam yaitu faktor yang sudah ada di alam seperti :
- iklim. Iklim dapat mempengaruhi terjadinya erosi, terutama curah hujan. Semakin derasnya hujan, maka akan dapat menimbulkan erosi yang besar.
- topografi atau kemiringan dan panjang lereng. Jika lereng semakin curam atau miring maka kemungkinan terjadinya erosi akan semakin meningkat.
- sifat fisik tanah. Tekstur tanah merupakan sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap terjadinya erosi. Selain itu tekstur tanah, struktur tanah, permeabilitas tanah, dan kandungan bahan organik juga bisa mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi.
- tersedianya vegetasi penutup tanah. Vegetasi juga berpengaruh terhadap erosi. Vegetasi merupakan lapisan pelindung atau penyangga antara atmosfer dan tanah. Adanya vegetasi akan menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi, menghalangi air hujan supaya tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, dan penyerapan air dalam tanah yang diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi.
2. Faktor Non Alam.
Faktor non alam yaitu faktor yang disebabkan oleh adanya campur tangan manusia. Perilaku manusia juga dapat berdampak buruk terhadap lingkungan, sehingga bisa menyebabkan terjadinya erosi secara cepat. Perilaku manusia yang dapat mengakibatkan erosi seperti penebangan hutan secara sembarangan.
Hal tersebut sebagaimana pendapat dari Arsyad, bahwa erosi bisa terjadi akibat interaksi antara faktor iklim, topografi, tanah, vegetasi dan manusia. Faktor iklim yang sangat mempengaruhi terjadinya erosi adalah intensitas curah hujan. Kecuraman dan panjang lereng merupakan faktor topografi yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi tanah. Luas kemiringan lereng, luas lahan kikisan, luas tanah berkedalaman rendah sangat berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan sedimentasi.
Dampak Erosi. Erosi tidak hanya berdampak pada kerusakan tanah di sekitar tempat terjadinya erosi, tetapi erosi juga dapat mengakibatkan kerusakan di tempat lain di mana hasil erosi tersebut diendapkan. Beberapa dampak erosi adalah sebagai berikut :
- lapisan tanah semakin tipis. Erosi yang terjadi terus menerus akan mengikis tanah dan berefek pada permukaan tanah atas yang semakin tipis.
- penyebab banjir. Lahan yang tererosi akan menurunkan kemampuannya dalam menyerap air ke tanah. Air yang meluap akan sulit diserap dengan cepat sehingga menimbulkan banjir.
- tanah tidak dapat menyerap air dengan baik. Hal ini mengakibatkan air dipermukaan akan melimpah dan meluap.
- sedimentasi sungai. Tanah yang terangkut oleh air yang mengikisnya akan masuk ke sungai dan mengendap. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya pendangkalan sungai.
Penanggulangan Erosi. Banyak cara yang bisa dilakukan guna mencegah dan menanggulangi erosi. Beberapa cara diantaranya adalah :
- Reboisasi atau penanaman kembali daerah-daerah yang gundul, dengan demikian potensi terjadinya erosi dapat diminimalisir.
- Cara bercocok tanam atau pertanian yang benar di daerah-daerah yang miring atau dengan menggunakan teknik terasiring, yaitu dengan cara membuat teras demi teras seperti tangga pada lahan yang miring sehingga pada saat turun hujan, air tidak langsung hanyut begitu saja. Dengan demikian peluang terjadinya pengikisan tanah dapat ditekan seminimal mungkin.
- Melakukan konservasi tanah, yaitu serangkaian upaya untuk memperbaiki kualitas tanah dan strategi untuk mencegah dan menghambat proses terjadinya pengikisan tanag dan perubahan struktur biologi serta kimiawi yang diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan tanah.
- Membuat drainase yang benar, hal ini bertujuan agar aliran air dapat mengalir dengan lancar tidak tertahan oleh hal-hal yang menghambat aliran air.
- Membuat countur farming, yaitu sebuah sistem penanaman yang mengikuti garis kontur tanah, sehingga akar-akar tanaman akan semakin solid dan sanggup menahan tanah ketika terjadi hujan lebat.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami dan baik untuk ekosistem. Sedangkan erosi dalam jumlah yang besar akan merusak ekosistem, bahkan dapat membahayakan jiwa manusia.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian erosi, jenis, penyebab, dampak, dan penanggulangan erosi.
Semoga bermanfaat.