Diagnosis : Pengertian, Jenis, Manfaat, Tujuan, Dan Tahapan Diagnosis

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Diagnosis. Jika mendengar istilah "diagnosis", sebagian besar dari kita pastilah merujuk pada istilah dalam bidang medis. Hal tersebut tidaklah salah, meskipun saat ini istilah diagnosis telah digunakan pada banyak bidang lain, selain bidang medis. Misalnya digunakan pada bidang pendidikan, psikologi, dan lain sebagainya.

Secara etimologi, istilah diagnosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu "Gnosis" yang berarti pengetahuan. Sedangkan secara terminologi, diagnosis dapat diartikan sebagai pemeriksaan terhadap sesuatu hal. Diagnosis juga dapat diartikan dengan penetapan suatu keadaan yang menyimpang atau keadaan normal melalui dasar pemikiran dan pertimbangan ilmu pengetahuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diagnosis diartikan dengan :
  1. n penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.
  2. sos pemeriksaan terhadap suatu hal.

Robert L. Thorndike dan Elizabeth B. Hagen, dalam  "Measurement and Evaluation in Psicology and Education", mengartikan diagnosis dalam beberapa pengertian, sebagai berikut :
  • Upaya atau juga proses dalam menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian serta juga studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons).
  • Studi yang seksama terhadap fakta mengenai suatu hal untuk dapat menemukan karakteristik atau juga kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
  • Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama dari segala gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.


Jenis Diagnosis. Diagnosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Dalam bidang medis, diagnosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Diagnosis klinis.
Diagnosis klinis atau penentuan penyakit atau penyimpangan yang didasarkan pada gejala-gelaja pada waktu individu, terlepas dari pengaruh-pengaruh yang menyebabkan perubahan-perubahan yang menandai gambaran penyakit atau penyimpangan.

2. Diagnosis diferensial atau diagnosis pembedaan.
Diagnosis diferensial atau diagnosis pembedaan adalah suatu cara membedakan antara penyakit atau gangguan yang termasuk satu keluarga melalui tanda-tanda penyakit tertentu, yang berarti manifestasi atau data tes yang khas bagi yang satu, tetapi tidak untuk yang lainnya.

3. Diagnosis langsung.
Diagnosis langsung adalah penentuan penyakit atau kelainan secara langsung karena gejalanya cukup menyolok atau khas, misalnya orang yang tidak mampu mendengar dapat langsung kita katakana bahwa yang bersangkutan kehilangan indera pendengaran.

4. Diagnosis fisis.
Diagnosis fisis adalah penentuan penyakit atau penyimpangan dengan menggunakan cara-cara pemeriksaan atau mendengarkan dengan stetoskop, misalnya pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien yang lumpuh. Melalui pemeriksaan fisik, dapat diketahui apakah pasien menderita polio atau penyakit lainnya.

5. Diagnosis laboratorium.
Diagnosis laboratorium adalah penentuan penyakit atau penyimpangan dengan pemeriksaan laboratorium, misalnya darah.

Sedangkan dalam bidang pendidikan, menurut J. Tombokan Runtukahu, dalam "Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Khusus", disebutkan bahwa terdapat beberapa jenis diagnosis, yaitu :

1. Diagnosis general.
Diagnosis general dilakukan menggunakan tes komprehensif dan jenis evaluasi prosedur lainnya. Penggunaan tes standar sangat efisien untuk mengukur tingkat-tingkat pencapaian. Hasil tes ini berguna bagi guru dan siswa dalam mengukur kemampuan dan daerah mana yang kuat dan mana yang mungkin membutuhkan pengajaran remedial.

2. Diagnosis analitik.
Diagnosis analitik didesain untuk mengidentifikasi daerah-daerah pencapaian hasil belajar yang belum dikuasai siswa. Tes yang digunakan adalah tes survei. Tes ini mempunyai kelemahan karena hanya mendiagnosis segmen sebuah topik tertentu.

3. Sampel tes diagnosis.
Sampel tes diagnosis digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan jenis mana, sebuah soal harus meliputi paling kurang tiga item tes. Dengan menganalisis pekerjaan anak dan dengan mewawancara dapat mengalokasikan berbagai kesulitan belajar yang akan mendapatkan remedial.

Baca juga : Pengertian Evaluasi

Manfaat Diagnosis. Diagnosis ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut :
  • untuk dapat menemukan atau mengidentifikasi kelemahan atau juga penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang.
  • untuk dapat menemukan karakteristik atau juga kesalahan-kesalahan dari gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
  • sebagai pertimbangan dalam upaya pengendalian penyakit di lapangan.
  • sebagai upaya untuk mencegah serta juga menanggulangi penyebaran suatu penyakit atau wabah.


Tujuan Diagnosis. Diagnosis yang dilakukan terhadap suatu hal memiliki banyak tujuan. Dalam bidang keperawatan, tujuan diagnosis adalah :
  • untuk mengarahkan rencana asuhan untuk membantu klien dan keluarganya beradaptasi terhadap penyakit yang dideritanya.
  • untuk menghilangkan masalah perawatan kesehatan.

Dalam bidang medis, tujuan diagnosis medis adalah :
  • untuk mengidentifikasi serta merancang rencana pengobatan untuk menyembuhkan penyakit atau proses patologis.

Dalam bidang pendidikan, diagnosis digunakan dengan tujuan untuk asesmen pendidikan. 

Sedangkan secara umum, diagnosis dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
  • memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai klien yang berkaitan dengan penyebab serta perkembangan masalah dari segi fisik, psikis maupun sosialnya sebagai upaya untuk dapat memahami klien maupun keluarganya.
  • mengetahui kelemahan dan keunggulan klien sehingga dapat memenuhi kebutuhannya yang sesuai.
  • data yang diperoleh dari proses pengumpulan data yang melibatkan keluarga klien sebagai upaya untuk mendalami keadaan klien dapat digunakan untuk memberi rekomendasi kepada keluarganya.
  • untuk kepentingan penempatan klien sehingga sesuai dengan kekurangan dan kelebihannya.
  • untuk kepentingan bimbingan dan konseling sehingga memudahkan pelaksanaan dan hasilnya dapat lebih memuaskan.
  • untuk kepentingan membuat rencana dan program pendidikan yang sesuai dengan kepribadian, kemampuan dan ketidakmampuannya.
  • dapat dipakai dalam pengarahan klien latihan-latihan apa yang diperlukan.
  • sebagai bahan untuk menentukan terapi yang sangat tepat yang dibutuhkan klien.


Tahapan Diagnosis. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa diagnosis tidak hanya berkaitan dengan bidang kedokteran, tetapi juga terjadi pada bidang-bidang yang lain. Dalam bidang medis, diagnosis terhadap penyakit dari seorang pasien, biasanya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Anamnesis.
Anamnesis merupakan tahapan dalam diagnosis yang berbentuk tanya jawab antara dokter atau tenaga medis atau perawat dengan pasien atau keluarga pasien. Anamnesis dibedakan menjadi dua hal, yaitu :
  • auto anamnesis, merupakan tanya jawab yang ditujukan langsung kepada pasien.
  • allo anamnesis, merupakan tanya jawab yang ditujukan pada keluarga pasien.
Yang dilakukan dalam tahapan anamnesis, diantaranya adalah :
  • menanyakan keluhan utama pasien.
  • menanyakan riwayat penyakit.

2. Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik merupakan tahapan dalam diagnosis yaitu berupa pemeriksaan terhadap kondisi fisik pasien. Hal yang dilakukan dalam tahap pemeriksaan fisik, diantaranya adalah :
  • inspeksi, yaitu melihat, mengamati keadaan pasien secara garis besar.
  • palpasi atau perabaan, yaitu dengan cara meraba panas badan, meraba adanya rasa nyeri, meraba adanya pembengkakan, dan lain-lain.
  • perkusi atau ketukan, yaitu dengan cara mengetuk pada bagian tubuh yang sedang diperiksa.
  • auskultasi atau mendengarkan, yaitu mendengarkan dengan menggunakan alat seperti stetoskop.
  • pemeriksaan penunjang, misalnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, rontgen, pemeriksaan USG, CT Scan, pemeriksaan MRI, dan masih banyak lainnya.

Dalam bidang pendidikan, C.C. Ross dan J.C. Stanley, dalam "Measurement in Today’s Schools", diagnosis dilakukan melalui beberapa tahapan (the level of diagnosis), sebagai berikut :
  • Who are the pupils having trouble ? (siapa-siapa siswa yang mengalami gangguan ?).
  • Where are the errors located ? (di manakah kelemahan-kelemahan itu dapat dilokalisasikan ?).
  • Why are the errors occur ? (mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi ?).

Sedangkan W.H. Burton, dalam "The Guidance of the Learning Activities", menyebutkan bahwa diagnosis dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. General diagnosic.
Pada tahap ini, lazim dipergunakan tes buku, seperti yang digunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Sasarannya untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan tertentu.

2. Analystic diagnostic.
Pada tahap ini yang lazimnya digunakan adalah tes diagnosis. Sasarannya untuk mengetahui dimana letak kelemahan tersebut.

3. Psychological diagnostic.
Pada tahap ini, teknik pendekatan dan instrumen yang digunakan diantaranya adalah :
  • observasi (observation).
  • analisis berbagai catatan obyektif (analysis of objectives record of various types).
  • wawancara (interviews).


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian diagnosis, jenis, manfaat, dan tujuan diagnosis, serta tahapan diagnosis.

Semoga bermanfaat.