Buzzer : Pengertian Dan Jenis Buzzer, Serta Perbedaan Antara Buzzer Dan Influencer

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Fenomena "buzzer" belakangan ini sedang ramai menjadi pembicaraan publik. Walaupun sebenarnya, istilah "buzzer" sendiri sudah lama dikenal di Indonesia, yaitu sekitaran tahun 2006, yang digunakan untuk kepentingan strategi komunikasi pemasaran sebuah produk atau jasa. Sedangkan dalam bidang politik, aktivitas buzzer mulai masif terjadi di Indonesia sejak tahun 2012, bersamaan dengan berlangsungnya pemilihan kepala daerah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Dengan semakin majunya dunia digital, terutama media sosial, dan semakin meningkatnya tensi politik di dalam negeri, istilah buzzer kembali marak, hanya sayangnya lebih berkonotasi "negatif". 

Banyak pihak menuduh buzzer merupakan suruhan atau orang-orang yang dibayar oleh pemerintah.  Apakah seperti itu ? Tentu saja tidak. Sebagai profesi, buzzer pastilah dibayar. Tapi tidak semua buzzer adalah orang bayaran. Dalam dunia politik, buzzer tidak hanya digunakan oleh pemerintah (bisa jadi dibayar oleh pemerintah), tapi juga digunakan oleh pihak-pihak yang berseberangan (oposisi) dengan pemerintah (bisa jadi dibayar oleh pihak oposisi). 

Muncul juga anggapan bahwa buzzer menjadi ancaman bagi "pers". Apakah benar seperti itu ? Tentu saja tidak. Dewasa ini banyak media pemberitaan, terutama media online, yang mengabarkan berita yang tidak benar, tidak berdasar, dan tidak berimbang (terutama yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah). Buzzer (yang menjadi pendukung pemerintah) muncul sebagai penyeimbang dan pembanding dari berita-berita tersebut.

Apakah buzzer merupakan ancaman bagi demokrasi ? Tentu saja tidak. Di negara-negara yang mengatas-namakan demokrasi, keberadaan buzzer sangat diperlukan. Buzzer merupakan bagian dari kebebasan berpendapat. Hanya saja kebebasan tersebut tetap harus ada batasannya. Harus ada batasan-batasan dalam berdemokrasi. Di Indonesia, batasan tersebut adalah Undang-Undang Nomor : 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik berikut segala perubahan dan peraturan turunannya. Seorang buzzer, baik buzzer pendukung pemerintah maupun buzzer pendukung oposisi, harus bisa membedakan informasi yang disebarkannya kepada masyarakat, apakah itu kritik, nyinyir, atau hoax (fitnah), sehingga tidak menimbulkan keresahan dan kebisingan dalam masyarakat.


Terlepas dari hal tersebut, adanya permintaan dari berbagai pihak agar pemerintah menertibkan buzzer (baik pendukung atau yang berlawanan dengan pemerintah) adalah sesuatu yang tidak perlu. Buzzer akan tertib dengan sendirinya apabila :
  • pemberitaan dari media yang disebarkan kepada masyarakat benar dan berimbang (check and balance). Banyaknya pemberitaan atau informasi yang tidak benar dan tidak berimbang yang disampaikan oleh media, terutama media-media online, telah membuat keresahan dan kebisingan dalam masyarakat. Hal tersebut menjadi kewajiban Dewan Pers untuk melakukan pengawasan dan penertiban. Media apapun harus menghindari penulisan judul yang sifatnya bombastis, yang cuma untuk menarik keuntungan finansial saja, sedangkan muatan beritanya sesuatu hal yang tidak benar bahkan cenderung hoax atau fitnah.
  • tingkat literasi masyarakat tinggi. Hal ini menjadi kewajiban semua pihak, khususnya pemerintah untuk dapat meningkatkan pendidikan literasi masyarakat. Banyak orang yang terhasut hanya karena membaca judul suatu berita yang bombastis. Mereka tidak mau membaca isi beritanya, kalau toh membaca isi beritanya, mereka tidak mau mencari tahu atau mencari berita lain sebagai pembanding. Akibatnya, terjadi keresahan dan kebisingan dalam masyarakat. Tentunya hal seperti itu tidak akan terjadi apabila tingkat literasi masyarakat tinggi.
  • pemerintah memperbaiki cara komunikasinya dengan masyarakat (komunikasi publik). Banyak pihak memandang bahwa pemerintah kurang efektif dalam membangun komunikasi dengan masyarakat. Oleh karena itu, hendaknya pemerintah lebih meningkatkan dan mengefektifkan komunikasinya dengan masyarakat luas, terutama berkaitan dengan kebijakan yang diambil, program kerja, target serta hasil yang telah dicapai.    
  • pihak-pihak yang berlawanan dengan pemerintah bertindak sebagai oposisi yang baik. Maksudnya adalah bertindak sebagai penyeimbang dalam tata pemerintahan, memberikan kritik terhadap hal-hal yang memang riil, tidak berdasarkan kebohongan yang bertujuan untuk menimbulkan kebencian dan keresahan dalam masyarakat.


Pengertian Buzzer. Dari semua hal tersebut, pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan "buzzer" ? Istilah "buzzer" atau dikenal juga dengan istilah "pendengung", berasal dari bahasa Inggris yang berarti bel, lonceng, atau alarm. Secara harfiah, buzzer dapat diartikan sebagai alat yang digunakan atau dimanfaatkan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan pengumuman. Buzzer juga dapat berarti alat yang digunakan untuk mengumpulkan orang di suatu tempat. Dalam arti tersebut, buzzer dapat disamakan dengan "kentongan" di Indonesia. Dalam Oxford Dictionaries, buzzer diartikan dengan perangkat elektronik yang digunakan untuk membunyikan dengungan guna menyebarkan sinyal atau tanda tertentu (An electrical device that makes a buzzing noise and is used for signalling).

Saat ini pengertian buzzer telah mengalami pengembangan makna. Buzzer selalu dikaitkan dengan kepentingan politik tertentu, sehingga saat ini dikenal adanya "buzzer politik". Dalam kaitannya dengan media sosial, buzzer merupakan sekelompok orang yang menjadi poin penting dalam memenangkan berbagai persaingan di dunia internet (dunia maya). Hal inilah yang saat ini sedang ramai menjadi perbincangan di dalam masyarakat, hingga terdapat sekelompok orang yang meminta pemerintah untuk menertibkan buzzer. Bertumbuh-kembangnya buzzer di panggung media sosial ini, salah satunya disebabkan karena adanya keinginan untuk mendobrak dominasi media mainstream yang dalam kenyataannya dikuasai oleh kelompok kepentingan tertentu. Ada sumbatan informasi publik yang dicoba ditembus oleh para buzzer yaitu dengan menghadirkan suara pembanding untuk melawan otorian media mainstream yang selama ini menguasai ruang publik. 


Jenis Buzzer. Buzzer merupakan bagian dari profesi. Sebagai suatu profesi, buzzer dapat dibedakan menjadi beberapa bidang, diantaranya adalah sebagai berikut : 

1. Buzzer Pemasaran.
Dalam bidang pemasaran, tugas utama seorang buzzer diantaranya adalah sebagai berikut :
  • melakukan promosi terhadap produk barang atau jasa. 
  • membangun image suatu produk.
  • mensukseskan kegiatan suatu perusahaan.

Dalam hal demikian seorang buzzer pemasaran harus :
  • memahami apa yang dipromosikan. Tujuan dari promosi adalah untuk membuat sebuah produk atau layanan dapat dikenal dan laku dipasaran. Oleh karenanya seorang buzzer pemasaran harus memahami produk barang atau jasa yang dipromosikannya.
  • bersikap profesional. Seorang buzzer harus profesional, maksudnya harus dapat menjaga emosi dan selalu memberikan respon positif kepada para calon pelanggan atau pengikutnya. Seorang buzzer tidak boleh mudah terpancing emosi.
  • menyertakan identitas pada semua media sosial. Seorang buzzer pemasaran harus menyertakan identitas di semua laman media sosial. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan dan menjaga kepercayaan pelanggan.

2. Buzzer Politik
Buzzer politik adalah sekelompok orang yang memiliki tugas untuk menciptakan isu, menggiring opini, serta menaikkan atau menurunkan elektabilitas seseorang. Dalam dunia politik :
  • para buzzer akan disebar ke berbagai media sosial, seperti twitter, facebook, dan instagram.
  • seorang buzzer harus membangun citra diri yang mencolok di media sosial. Hal tersebut harus dilakukan untuk mendapatkan perhatian dan tanggapan yang antusias dari para pengikutnya (followers).  
  • melemparkan isu-isu yang terkait dengan politik.


Perbedaan Antara Buzzer dan Influencer. Sekilas antara buzzer dan influencer adalah sama, padahal buzzer dan influencer merupakan dua pekerjaan yang berbeda. Perbedaan mendasar di antara keduanya adalah sebagai berikut :

1. Buzzer :
  • merupakan sekelompok orang yang bertugas mengumpulkan massa untuk melakukan suatu gerakan atau kegiatan.
  • lebih berfokus pada penggiringan opini secara masif tanpa dasar yang kuat.

2. Influencer :
  • merupakan sekelompok orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan memanipulasi pikiran, perilaku, dan tindakan audiens mereka. 
  • memiliki keahlian dalam satu bidang tertentu, sehingga apa yang disampaikan atau disuarakan oleh seorang influencer layak untuk didengarkan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian dan jenis buzzer, serta perbedaan antara buzzer dan influencer.

Semoga bermanfaat.