Personal Branding (Citra Diri) : Pengertian, Jenis, Karakteristik, Komponen, Tujuan Dan Manfaat, Serta Membangun Personal Branding (Citra Diri)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Personal Branding. Istilah personal branding biasanya disematkan untuk orang-orang tertentu saja, seperti politikus dan selebritis. Anggapan seperti itu tentu saja salah. Setiap orang perlu personal branding. Personal branding atau banyak orang menyebutnya dengan "citra diri" mengacu pada proses membangun persona publik seseorang.

Ada banyak pengertian tentang personal branding, yang masing-masing tergantung pada fungsinya. Mau terlihat seperti apa diri kita dihadapan masyarakat (publik). Personal branding merupakan segala hal yang dibangun untuk menumbuhkan persepsi orang lain terhadap diri seseorang yang berkaitan dengan kepribadian, kemampuan, prestasi, dan lain-lain dari dalam diri seseorang tersebut. Secara umum, personal branding atau citra diri dapat diartikan sebagai sebuah proses dalam membentuk, menarik, dan memelihara persepsi masyarakat berkaitan dengan aspek-aspek yang dimiliki seseorang, keahlian, prestasi, kepribadian, atau nilai-nilai yang dibangun secara sengaja maupun tidak sengaja dengan tujuan menampilkan citra positif sehingga dapat berlanjut kepada kepercayaan dan loyalitas yang dapat digunakan sebagai alat pemasaran atau kepentingannya.


Selain itu, pengertian personal branding juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Dewi Haroen, dalam bukunya yang berjudul "Personal Branding", menyebutkan bahwa personal branding adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang, seperti kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai dan bagaimana semua itu menciptakan persepsi positif dari masyarakat yang digunakan sebagai alat pemasaran.
  • Peter Montoya, dalam bukunya yang berjudul "Personal Branding Information", menyebutkan bahwa personal branding adalah sebuah seni dalam menarik dan memelihara lebih banyak klien dengan cara membentuk persepsi publik secara aktif.
  • David McNally dan Karl D. Speak, dalam bukunya yang berjudul "Be Your Own Brand", menyebutkan bahwa personal branding adalah persepsi yang tertanam dan terpelihara di benak orang lain, yang memiliki tujuan akhir agar publik mempunyai pandangan positif terhadapnya sehingga dapat berlanjut kepada kepercayaan dan loyalitas.


Jenis Personal Branding. Personal branding seseorang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
  • alami atau natural, maksudnya adalah proses personal branding seseorang yang terjadi secara alami, tanpa disadari oleh yang bersangkutan.
  • buatan atau by design, maksudnya adalah proses personal branding seseorang yang dibentuk atau dibuat secara sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu.


Karakteristik Personal Branding. Terdapat beberapa hal yang menjadi karakteristik dari personal brandingDavid McNally dan Karl D. Speak menyebutkan bahwa terdapat tiga karakteristik personal branding, yaitu :
  • memiliki ciri khas (authenticity). Personal branding harus menjelaskan sesuatu yang sangat spesifik yang merupakan cerminan dari ide-ide dan nilai-nilai dalam diri seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Authenticity ini dapat dipresentasikan dalam bentuk kualitas pribadi, tampilan fisik, atau keahlian.
  • relevan. Karakteristik ini berkaitan dengan karakter seseorang tersebut yang menjelaskan sesuatu yang dianggap penting atau dibutuhkan oleh masyarakat. 
  • konsisten. Merupakan suatu upaya menjalankan personal branding secara terus menerus (konsisten) sehingga orang lain dapat mengidentifikasi personal brand tersebut dengan mudah dan jelas, yang pada akhirnya akan terbentuk brand equity (keunggulan merek).


Komponen Personal Branding. Terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi terbentuknya suatu personal branding seseorang, yang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Komponen Utama.
Komponen utama personal branding seseorang terdiri dari :
  • nilai unggul (value). Baik disadari atau tidak, setiap orang memiliki kelebihan atau keunggulan  masing-masing. Hal inilah yang harus dilatih secara konsisten sehingga dapat memaksimalkan potensi diri.
  • keterampilan (skill). Sama halnya dengan value, setiap orang juga memiliki keterampilan, kemampuan, dan kelebihan pada dirinya di bidang tertentu. Untuk menampilkan hal tersebut, seseorang harus fokus pada kelebihannya tersebut dan bukan pada kekurangannya.
  • tingkah laku (behaviour). Tingkah laku seseorang akan memberikan dukungan terhadap setiap aspek yang ingin ditampilkan di dalam diri seseorang. Jika tingkah laku seseorang positif maka hasilnya akan positif, demikian sebaliknya jika tingkah laku seseorang negatif maka hasilnya juga akan negatif.

Menurut Peter Montoya dan  Tim Vandehey dalam bukunya yang berjudul "The Brand Called You, Create A Personal Brand That Wins Attention And Grows Your Business", menyebutkan bahwa untuk membentuk suatu personal branding diperlukan beberapa komponen yang saling terintegrasi. Beberapa komponen tersebut adalah :
  • you (seseorang itu sendiri). Seseorang dapat membentuk personal branding melalui sebuah metode komunikasi yang disusun dengan baik, yang disusun untuk menyampaikan hal kepada target yaitu berkaitan dengan siapakan seseorang tersebut sebagai suatu pribadi ? dan spesialisasi apa yang seseorang tersebut lakukan ?
  • promise (janji). Pada hakekatnya personal branding adalah janji, sebuah tanggung jawab untuk memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari personal brand itu sendiri.
  • relationship (relasi). Pada prinsipnya personal branding yang baik akan mampu menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien atau masyarakat. Semakin banyak atribut yang dapat diterima oleh klien atau masyarakat berarti semakin baik pula tingkat relasi yang ada pada personal branding tersebut.


Tujuan dan Manfaat Personal Branding. Terdapat beberapa tujuan dari personal branding, diantaranya adalah :
  • pencitraan, yaitu menampilkan citra diri seseorang dihadapan masyarakat umum.
  • membuat orang lain atau masyarakat umum untuk lebih mudah mengingat tentang diri seseorang tersebut.
  • membangun kredibilitas seseorang di mata masyarakat umum.
  • menumbuhkan rasa percaya orang lain atau masyarakat umum pada diri seseorang tersebut.

Sedangkan manfaat personal branding, menurut Dewi Haroen adalah sebagai berikut :
  • membangun diferensiasi. Diferensiasi merupakan salah satu hal penting untuk keberhasilan personal brand.
  • membangun positioning. Brand yang dibangun melalui proses branding akan menentukan posisi pelaku personal branding.
  • memperkuat persepsi brand yang tertanam pada publik. Dalam membangun sebuah brand, pertama kali yang dilakukan adalah membangun persepsi.
  • sebagai jembatan lahirnya kepercayaan (trust). Kepercayaan adalah kunci utama dalam membangun personal branding.
  • sebagai pesan kepada publik. Dengan personal branding seseorang memberikan pesan kepada publik tentang keberadaan atau kehadirannya yang dapat memberikan solusi terhadap masalah ataupun kebutuhan publik.   


Membangun Personal Branding. Diperlukan suatu konsep untuk membangun suatu personal branding terhadap diri seseorang. Konsep dimaksud dapat dikatakan sebagai aturan dasar (dasar hukum) dalam pembentukan personal branding. Menurut Peter Montoya  terdapat delapan konsep untuk membentuk personal branding, yaitu sebagai berikut :
  • spesialisasi (the law of specialization). Dalam membangun personal branding harus konsentrasi pada satu bakat atau keterampilan yang unik, karena tanpa adanya keterampilan, kemampuan, atau bakat khusus akan membuat brand tidak unik, spesial, dan tidak berbeda dengan yang lainnya.
  • kepemimpinan (the law of leadership). Personal branding yang dilengkapi dengan kekuasaan dan kredibilitas akan mampu memposisikan seseorang sebagai pemimpin.
  • kepribadian (the law of personality). Personal branding yang hebat harus didasarkan pada sosok kepribadian yang apa adanya dan hadir apa adanya dengan segala ketidak-sempurnaannya. Seseorang harus memiliki kepribadian yang baik tetapi tidak harus menjadi sempurna.
  • perbedaan (the law of distinctiveness). Personal branding yang baik dan efektif perlu ditampilkan dengan cara yang berbeda.
  • terlihat (the law of visibility). Personal branding harus dapat dilihat secara konsisten terus menerus sampai personal brand seseorang terlihat. Untuk menjadi terlihat, seseorang perlu mempromosikan dirinya, memasarkan dirinya dalam setiap kesempatan.
  • kesatuan (the law of unity). Kehidupan seseorang di balik personal branding harus sejalan dengan etika moral dan sikap yang telah ditentukan dari brand tersebut.
  • keteguhan (the law of persistence). Personal branding membutuhkan waktu untuk tumbuh. Merupakan hal yang penting untuk memperhatikan setiap tahapan pertumbuhan selama proses tersebut berjalan.  
  • nama baik (the law of goodwill). Seseorang harus diasosiasikan dengan sebuah nilai atau ide yang diakui secara umum positif dan bermanfaat, apabila ingin personal branding memberkan hasil yang lebih baik dan dapat bertahan lebih lama.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian personal branding (citra diri), jenis, karakteristik, komponen, tujuan dan manfaat personal branding, serta membangun personal branding (citra diri).

Semoga bermanfaat.