Identitas : Pengertian, Sifat, Jenis, Dan Proses Pembentukan Identitas

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Identitas. Istilah identitas merupakan serapan dari bahasa Inggris, yaitu "identity" yang berarti ciri, tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok, atau sesuatu sehingga membedakannya dengan yang lain.  Identitas juga dapat berarti keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah laku seorang individu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah identitas diartikan dengan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri. 

Identitas merupakan konsep yang abstrak, kompleks, dan dinamis. Pada umumnya tinjauan tentang identitas akan selalu berkaitan dengan diri seseorang sebagai individu yang berbeda dan terpisah, termasuk perilaku, kepercayaan, dan sikap. Stella Ting Toomey dalam "Face Negotiation Theory", menyebutkan bahwa identitas merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis, dan proses sosialisasi. 

Menurut Alo Liliweri, dalam "Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya", menjelaskan bahwa identitas dapat diartikan dalam beberapa pengertian sebagai berikut : 
  • kondisi atau kenyataan tentang sesuatu yang sama, suatu keadaan yang mirip satu sama lain. 
  • kondisi atau fakta tentang sesuatu yang sama di antara dua orang atau dua benda. 
  • kondisi atau fakta yang menggambarkan sesuatu yang sama di antara dua orang (individualitas) atau dua kelompok atau benda. 

Pada tataran teknis, pengertian identitas tersebut hanya sekedar menunjukkan tentang suatu kebiasaan untuk memahami identitas dengan kata "identik", misalnya menyatakan bahwa "sesuatu" itu mirip satu dengan yang lain. 


Sedangkan Henry Alexis Rudolf Tilaar, dalam "Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia", menjelaskan bahwa identitas dapat diartikan sebagai :

1. Identik dengan yang lain.
Konsep ini mengarah pada kesamaan antara individu dengan individu yang lain, yang terjadi karena pada dasarnya setiap individu mempunyai kesamaan dalam diri kemanusiaannya. Namun dapat dipastikan bahwa setiap individu juga mempunyai perbedaan dengan individu yang lain. Untuk mencapai suatu keadaan yang harmonis, maka perbedaan dan persamaan antara individu tersebut harus seimbang. Manusia dilahirkan sebagai individu yang merdeka tetapi sekaligus pula tergantung kepada kehidupan bersama antar manusia.

2. Menjadi diri sendiri.
Konsep ini menjelaskan bahwa setiap manusia yang dilahirkan berhak merdeka untuk mengisi dan memberikan arti pada hidupnya. Pendidikan merupakan proses pemberdayaan yang harus dimiliki oleh setiap manusia yang memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang mencapai tujuannya.

3. Menjadi identik dengan suatu ide.
Konsep ini menjelaskan bahwa ide merupakan sesuatu yang penting dalam proses kehidupan manusia. Ide yang cemerlang dibutuhkan dalam mencari solusi berkaitan dengan pemecahan suatu masalah. Segala jenis kegiatan, pekerjaan, serta usaha manusia untuk kelangsungan hidupnya tidak pernah terlepas dengan ide. Ide merupakan sesuatu hal yang abstrak yang terlepas dari kekuasaan individu. Ide dapat berupa kemanusiaan ataupun dapat berupa identitas etnis ataupun identitas bangsa.

4. Individu yang realistik yang hidup bersama individu lainnya.
Konsep ini menjelaskan bahwa individu tidak bisa hidup sendirian dalam kehidupannya. Seorang individu memerlukan individu lain dalam hidupnya serta lingkungannya yang menghidupi kebersamaan di dunia baik lingkungan budayanya ataupun lingkungan alamiahnya.


Sifat Identitas. Menurut Chris Barker, dalam "Cultural Studies Teori dan Praktik", dijelaskan bahwa identitas merujuk pada cara-cara di mana individu dan masyarakat dibedakan dalam hubungan mereka dengan individu dan masyarakat lain. Chris Barker menekankan bahwa identitas sepenuhnya bersifat sosial dan kultural, hal tersebut dikarenakan alasan-alasan sebagai berikut :
  • pandangan tentang bagaimana seharusnya menjadi seseorang adalah pertanyaan kultural. Misalnya, individualisme adalah ciri khas masyarakat modern.
  • sumber daya yang membentuk materi bagi proyek identitas, yaitu bahasa dan praktik kultural, serta berkarakter sosial. Sehingga, apa yang dimaksud dengan perempuan, anak, orang Asia atau orang tua dibentuk secara berbeda pada konteks-konteks kultural yang berbeda.


Jenis Identitas. Identitas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Menurut Alo Liliweri, identitas dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Identitas Budaya.
Identitas budaya merupakan ciri yang muncul karena seorang individu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu, hal tersebut meliputi pembelajaran tentang dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa,agama, dan keturunan dari suatu kebudayaan.

2. Identitas Sosial.
Dalam jenis ini, pengertian identitas harus didasarkan pada pemahaman yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam konteks sosialnya. Identitas sosial merupakan persamaan dan perbedaan, soal personal dan sosial, soal apa yang kamu miliki secara bersama-sama dengan beberapa orang dan apa yang membedakanmu dengan orang lain. Ketika kita membicarakan identitas, di situ juga kita membicarakan tentang kelompok. Kelompok sosial adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dan terlibat dalam satu kegiatan bersama atau sejumlah orang yang mengadakan hubungan tatap muka secara berkala karena mempunyai tujuan dan sikap bersama, di mana hubungan-hubungan yang terjadi diatur oleh norma-norma, dan tindakan-tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kedudukan (status) serta peranan (role) masing-masing dan antara individu-individu tersebut terdapat rasa ketergantungan satu sama lain.

3. Identitas Diri.
Pada umumnya, identitas dipahami sebagai suatu kesadaran akan :
  • kesatuan dan kesinambungan pribadi dan suatu kesatuan unik. 
  • kesatuan dan kesinambungan yang mengintegrasikan semua gambaran diri, baik yang diterima dari orang lain maupun yang diimajinasikan sendiri tentang apa dan siapa dirinya serta apa yang dapat dibuatnya dalam hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. 

Identitas diri seorang inividu juga dapat dipahami sebagai keseluruhan ciri-ciri fisik, disposisi yang dianut dan diyakininya serta daya-daya kemampuan yang dimilikinya. Kesemuanya merupakan kekhasan yang membedakan individu tersebut dari individu yang lain dan sekaligus merupakan integrasi tahap-tahap perkembangan yang telah dilalui sebelumnya.

Sedangkan Erick H. Erikson, dalam "Identitas dan Siklus Hidup Manusia", menyebutkan bahwa identitas dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
  • identitas pribadi.
  • identitas ego. 

Identitas pribadi seseorang berpangkal pada pengalaman langsung bahwa selama perjalanan waktu yang telah lewat, walaupun telah mengalami berbagai perubahan, ia tetap tinggal sebagai pribadi yang sama. Identitas pribadi akan dapat disebut sebagai identitas ego jika identitas tersebut disertai dengan kualitas eksistensi sebagai subyek yang otonom yang mampu menyelesaikan konflik-konflik di dalam batinnya sendiri serta masyarakatnya.


Proses Pembentukan Identitas.  Identitas pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita. Identitas merupakan satu unsur kunci dari kenyataan subyektif, yang berhubungan secara dialektis dengan masyarakat. Identitas dibentuk oleh proses-proses sosial yang ditentukan oleh struktur sosial. Kemudian identitas tersebut dipelihara, dimodifikasi, atau bahkan dibentuk ulang oleh hubungan sosial. Sebaliknya, identitas yang dihasilkan oleh interaksi antara individu, kesadaran individu, dan struktur sosial bereaksi dengan struktur yang sudah diberikan, memelihara, memodifikasi, atau bahkan membentuknya kembali. 

Berikut beberapa pendapat para ahli berkaitan dengan proses pembentukan identitas :
  • Peter L. Berger dan Thomas Luckman, dalam "Tafsir Sosial Atas Kenyataan, Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan", menjelaskan bahwa identitas sebagai satu unsur kunci dari kenyataan subyektif selalu  berhubungan secara dialektif dengan masyarakat, sehingga identitas dibentuk oleh proses-proses sosial. Di mana sejak awal proses identitas setiap individu seluruhnya diresapi oleh sejarah masyarakat, sehingga dari permulaan proses pembentukan identitas mengandung dimensi sosial dan budaya. 
  • Erick H. Erikson, menjelaskan bahwa proses pembentukan indentitas berlangsung secara pelan-pelan, yang dimulai pada periode pertama yaitu periode kepercayaan dasar lawan kecurigaan dasar. Pembentukan identitas pada awalnya terjadi secara tidak sadar dalam inti diri seorang individu. 
  • Jacques Lacan, seorang psikoanalis dari Perancis, dalam "Ecrits : A Selection", berpendapat bahwa awal pengenalan identitas diri hadir apabila seseorang telah mengalami apa yang disebut dengan fase cermin. Fase cermin berlangsung dalam bentuk keterbelahan antara aku yang melihat dan aku yang dilihat, sehingga dalam posisi tersebut sangatlah penting mengenalkan seorang individu (terutama anak-anak) tentang apa yang dimaksud dengan identitas. Karena hal tersebut merupakan titik inti bagaimana pada fase tersebut mengenal identitas.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian identitas, sifat, jenis dan proses pembentukan identitas.

Semoga bermanfaat.