Komunikasi Interpersonal : Hubungan Interpersonal Dan Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Komunikasi tidak hanya mendorong perkembangan kemanusiaan yang utuh, namun juga menciptakan suatu hubungan sosial yang sangat diperlukan oleh kelompok sosial apapun. Komunikasi memungkinkan terjadinya kerja sama sosial, membuat kesepakatan-kesepakan penting, dan lain sebagainya.

Hubungan Interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan proses interaksi tatap muka yang melibatkan dua orang atau lebih, di mana  masing-masing pihak dapat menjadi pemberi dan pengirim pesan sekaligus pada waktu yang bersamaan. Komunikasi interpersonal menciptakan suatu hubungan interpersonal, yaitu suatu hubungan yang terjalin antara dua orang atau lebih yang saling bergantung, yang menggunakan beberapa pola interaksi secara konsisten serta pilihan siapa yang menjadi pasangan interaksi dalam suatu periode waktu tertentu.

Dalam sudut padang psikologi komunikasi, hubungan interpersonal yang baik dapat membuat orang semakin lebih terbuka untuk mengungkapkan dirinya, serta akan semakin cermat dalam memberikan persepsi terhadap dirinya dan orang lain. Hubungan interpersonal merupakan hal paling penting dalam komunikasi interpersonal yang efektif.  Berkaitan dengan hubungan interpersonal tersebut, terdapat beberapa pandangan seperti misalnya pandang yang dikemukakan oleh :
  • Jurgen Reusch dan Gregory Bateson.  Menurut pandangan Jurgen Reusch dan Gregory Bateson, komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal. Pendapat mereka tersebut telah membuat bergesernya studi komunikasi interpersonal dari isi pesan kepada aspek relasional. 
  • Gerald R. Miller. Gerald R. Miller berpandangan bahwa untuk memahami proses komunikasi interpersonal dituntut adanya pemahaman mengenai hubungan simbiotis antara komunikasi dan perkembangan relasional. Maksudnya adalah perkembangan relasional dipengaruhi oleh komunikasi hingga pada akhirnya sifat komunikasi antar partisipan komunikasi dipengaruhi oleh perkembangan relasional.

Tahapan Hubungan Interpersonal. Joseph A. De Vito menyebutkan bahwa hubungan interpersonal terbangun melalui beberapa tahapan, yaitu :
  1. Kontak. Terdapat beberapa jenis kontak persepsi seperti apa yang terlihat, apa yang terdengar, dan lain-lain. Dalam tahapan ini akan terbentuk sebuah gambaran mental dan fisik. Setelah terjadi persepsi, dilanjutkan dengan kontak interaksional yang superfisial dan relatif impersonal. Pada tahap inilah biasanya terjadi pertukaran informasi oleh mereka yang terlibat dalam proses komunikasi.
  2. Keterlibatan. Pada tahap ini, berkembang rasa kesamaan kerena terhubung. Di sini seseorang akan mengalami dan mencoba untuk belajar lebih banyak tentang orang lain. Dalam tahap keterlibatan, terdapat dua fase yaitu : a. fase menguji, di mana seseorang ingin melihat apakah penilaian awal  yang dimiliki terbukti beralasan atau tidak. b. fase mengintensifkan, untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang orang lain, dengan melibatkan diri secara intensif melakukan interaksi yang diawali dengan memberitahu informasi mengenai diri mereka.
  3. Keakraban. Pada tahap ini, seseorang berkomitmen pada diri sendiri untuk tetap mengenal lebih jauh seseorang dan membentuk sebuah hubungan ketika seseorang tersebut menjadi seorang teman dekat atau pasangan. 
  4. Kemunduran. Pada tahap ini, ditandai dengan melemahnya ikatan hubungan antara teman atau pasangan. Tahap kemunduran hubungan akan melewati dua fase, yaitu : a. adanya ketidak puasan yang intrapersonal yang mulai dialami saat berinteraksi. b. kemunduran interpersonal. Seseorang mulai menarik diri atau menghindari untuk berinteraksi dengan orang lain.
  5. Perbaikan. Pada tahapan ini diawali dengan tahapan perbaikan yaitu perbaikan intrapersonal, mencoba untuk menelaah serta menganalisa apa yang salah dan mulai menemukan titik terang atau cara untuk mengatasi keretakan hubungan yang terjadi. Selanjutnya adalah tahapan negosiasi, di mana seseorang dan teman atau pasangannya mencoba untuk memperbaiki hubungan. Untuk memutuskan memperbaiki hubungan, seseorang harus memasuki fase perbaikan interpersonal tersebut yaitu berkomunikasi dengan teman atau pasangan mengenai apa yang dilihat, apa yang dilakukan, dan apa yang diinginkan.  
  6. Putusannya Hubungan. Pada tahap ini ikatan antar individu benar-benar putus. Diawali dengan putusnya hubungan dalam bentuk perpisahan  interpersonal. Jika hubungan sudah benar-benar tidak bisa diperbaiki lagi maka akan memasuki fase selanjutnya yaitu fase perpisahan sosial. 

Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal. Lunandi, berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut :
  • Citra Diri (Self Image). Citra diri menjadi penentu persepsi orang. Masing-masing orang merupakan penggambaran tertentu tentang dirinya, status sosialnya, serta kelebihan dan kekurangannya. Seseorang akan belajar membuat citra diri melalui hubungannya dengan orang lain, terutama orang lain yang penting untuk dirinya.
  • Citra Pihak Lain (The Image of The Others). Citra pihak lain juga ikut dalam menentukan cara dan kemampuan orang dalam berkomunikasi. Yang dimaksud pihak lain adalah orang yang ikut dalam komunikasi, yang memiliki gambaran khas untuk dirinya. 
  • Lingkungan Fisik. Perilaku manusia tidak sama pada satu tempat dan tempat lain, oleh karena pada masing-masing tempat mempunyai norma-norma sendiri yang harus ditaati.
  • Kondisi. Kondisi fisik juga memiliki pengaruh terhadap komunikasi, demikian halnya dengan kondisi emosional juga sangat berpengaruh dalam berkomunikasi.
  • Bahasa Tubuh. Komunikasi tidak hanya terbatas pada pesan-pesan yang dikirim atau terkirim melalui kata-kata saja, tubuh juga merupakan media komunikasi yang terkadang justru sangat efektif dalam menyampaikan pesan. Namun begitu bahasa tubuh seringkali juga sangat samar dalam menyampaikan pesan.

Sedangkan  Jalaludin Rakhmat menyebutkan bahwa komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Persepsi Interpersonal.
Persepsi akan memberikan makna pada stimuli inderawi atau menafsirkan informasi inderawi. Persepsi interpersonal memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang atau komunikan, yang berupa pesan verbal atau non verbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.

2. Konsep Diri.
Konsep diri merupakan pandangan pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Konsep diri yang positif, ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
  • yakin akan kemampuan mengatasi masalah.
  • merasa setara dengan orang lain.
  • menerima pujian tanpa rasa malu.
  • menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.
  • mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha merubahnya. 
Konsep diri juga merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, dikarenakan :
  • setiap orang akan berusaha untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya.
  • membuka diri. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Pengetahuan tentang diri seseorang akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama berkomunikasi dengan orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
  • percaya diri. Rasa percaya diri akan menumbuhkan konsep diri yang lebih sehat. 
  • selektifitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa yang bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana mempersepsikan pesan (persepsi selektif), dan apa yang diingat (ingatan selektif).  Konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).

3. Atraksi Interpersonal.
Atraksi interpersonal berwujud kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Atraksi interpersonal mempengaruhi komunikasi interpersonal dalam hal :
  • penafsiran dan penilaian pesan. Pendapat dan penilaian seseorang terhadap orang lain tidaklah semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional saja melainkan juga emosional.
  • efektifitas komunikasi. Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif apabila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.

4. Hubungan Interpersonal.
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan seseorang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. 

Jalaludin Rakhmat menyebutkan juga bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi interpersonal yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu :

1. Percaya
Percaya merupakan faktor yang paling penting. Dalam hubungan interpersonal, percaya dimaksudkan sebagai bentuk keyakinan terhadap perilaku seseorang guna meraih tujuan yang telah ditetapkan di mana terdapat ketidakpastian dalam pencapaiannya serta dalam situasi yang mengandung resiko. Percaya dapat juga diartikan  sebagai suatu keyakinan yang kuat mengenai keandalan, kebenaran, kemampuan, dan kekuatan seseorang atau sesuatu.
2. Sikap Sportif
Sikap sportif merupakan sikap untuk mengurangi resiko defensif dalam komunikasi.

3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka mempunyai pengaruh yang besar terhadap keefektifan komunikasi interpersonal. Dengan bersikap terbuka, seseorang dapat :
  • menilai pesan lebih obyektif, karena didukung oleh data dan logika.
  • dapat dengan mudah melihat perbedaan nuansa dan lain-lain.
  • mencari informasi yang berasal dari sumber yang beragam.
  • tidak terlalu kaku dalam mempertahankan kepercayaan yang dimiliki.
  • mencari makna pesan yang tidak sesuai dengan apa yang diyakini.

Hubungan interpersonal yang baik akan menyebabkan komunikasi yang berlangsung di antara partisipan komunikasi akan semakin efektif.

Semoga bermanfaat.