Jaringan Pada Hewan Dan Manusia

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :

Pengertian Jaringan. Ilmu yang mempelajari tentang jaringan disebut dengan histologi. Sedangkan cabang ilmu dalam biologi yang khusus mempelajari tentang perubahan bentuk dan fungsi dari sebuah jaringan yang berkaitan dengan penyakit disebut histopatologi. Dalam ilmu biologi, yang dimaksud dengan jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat saling bekerja sama untuk menciptakan suatu fungsi fisiologi yang sama sehingga menggerakkan dan membentuk sebuah organ. 

Jaringan pada hewan dan manusia berbeda berbeda dengan jaringan pada tumbuhan. Jaringan pada hewan dan manusia lebih kompleks jika dibandingkan dengan jaringan pada tumbuhan. 


Jenis Jaringan ada Hewan dan Manusia. Jaringan pada hewan dan manusia dapat dibedakan menjadi empat jenis jaringan utama, yaitu :

1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium merupakan sebuah jaringan yang terdiri atas lapisan sel yang melapisi atau menutupi seluruh permukaan organ tubuh, membatasi antar organ, dan membatasi organ dengan rongga dalam tubuh. Fungsi dari jaringan epitelium adalah :
  • menjalankan fungsi proteksi.
  • menjalankan fungsi sekresi.
  • menjalankan fungsi absorbsi.
  • menjalankan fungsi sensori.

Jaringan epitelium terdiri dari tiga macam, yaitu :
  • eksotelium  yang membungkus luar tubuh.
  • endotelium  yang membatasi antar organ dalam tubuh.
  • mesotelium  yang membatasi antar rongga dalam tubuh.

Selain itu, jaringan epitelium juga dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang didasarkan pada :

a. Struktur.
Berdasarkan struktur-nya, jaringan epitelium terdiri dari :
  • jaringan epitelium pipih, yang bercirikan selnya berbentuk pipih dengan inti sel (nukleus) bulat di tengah  sel.
  • jaringan epiteliul batang (silinder), yang bercirikan selnya berbentuk seperti batang dengan inti sel bulat di dasar sel.
  • jaringan epitelium kubus, yang bercirikan selnya berbentuk kubus dengan inti sel bulat besar di tengah sel.

b. Lapisan penyusun.
Berdasarkan lapisan penyusun-nya, jaringan epitelium terdiri dari :
  • jaringan epitelium pipih selapis, yang bercirikan sitoplasma jaringan sangat jernih, inti sel berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya berbentuk rapat. Jaringan ini banyak ditemukan pada organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan lain sebagainya. Fungsi dari jaringan epitelium pipih selapis  adalah berperan dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosis
  • jaringan epitelium pipih berlapis banyak, yang bercirikan sama dengan jaringan epitelium pipih selapis, hanya saja sel jaringan epitelium pipih berlapis banyak tersusun sangat rapat. Jaringan ini dapat ditemui pada rongga mulut, esofagus, laring, dan lain sebagainya. Fungsi dari jaringan epitelium pipih berlapis banyak adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
  • jaringan epitelium batang selapis, yang bercirikan sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar sel. Jaringan ini dapat ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, dan lain sebagainya. Fungsi dari jaringan epiteliun batang selapis  adalah dalam proses sekresi, penyerapan (absorbsi), penghasil mukus, dan pelumas permukaan saluran.
  • jaringan epitelium batang berlapis banyak, yang bercirikan tersusun dari banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan ini dapat ditemukan pada bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsi dari jaringan epitelium batang berlapis banyak  adalah sebagai tempat sekresi yaitu penghasil mukus dan ekskresi.
  • jaringan epitelium kubus selapis, yang bercirikan berbentuk poligonal. Jaringan ini dapat ditemukan pada permukaan ovarium, ginjal, nefron, dan lensa mata. Fungsi dari jaringan epitelium kubus selapis adalah sebagai alat sekresi dan absorbsi
  • jaringan epitelium kubus berlapis banyak, yang bercirikan berbentuk poligonal dan tersusun dari banyak lapisan sel. Jaringan ini dapat ditemukan pada folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi dari jaringan epitelium kubus berlapis banyak adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus serta sebagai pelindung dari gesekan.
  • jaringan epitelium transisi, yang bercirikan sel-sel penyusunnya dapat berubah dan berlapis-lapis. Jaringan ini dapat ditemukan pada organ saluran pernapasan, ureter, dan kandung kemih. Fungsi dari jaringan epitelium transisi adalah sebagai peregangan.

c. Fungsi.
Berdasarkan fungsi-nya, jaringan epitelium terdiri dari :
  • jaringan epitelium kelenjar, yang berfungsi untuk ekskresi. Jaringan ini dapat ditemui pada kelenjar keringat, kelenjar ludah, dan kelenjar susu.
  • jaringan epitelium penutup, yaitu berfungsi untuk melapisi permukaan tubuh dan jaringan lain. Jaringan ini dapat ditemui pada permukaan tubuh, permukaan organ, saluran pencernaan, dan pembuluh darah.


2. Jaringan Pengikat.
Jaringan pengikat disebut juga sebagai jaringan penyokong. Fungsi dari jaringan pengikat adalah :
  • melekatkan konstruksi dan mengikat jaringan yang ada dalam tubuh. 
  • mengikat alat-alat tubuh.
  • memberikan bentuk tubuh.
  • melindungi tubuh.
  • memberikan kekuatan dalam bentuk tubuh hewan maupun manusia.

Jaringan pengikat dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang didasarkan pada jenis-nya, yaitu :

a. Jaringan Pengikat Sebenarnya.
Jaringan pengikat sebebarnya terdiri dari :
  • jaringan pengikat berserat. Matriks jaringan pengikat berserat mengandung serat putih berkolagen tidak elastis. Jaringan ini dapat ditemukan pada tendon yang melekatkan otot ke tulang dan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian. Fungsi jaringan pengikat berserat adalah menghubungkan tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.
  • jaringan pengikat elastis. Matriks jaringan pengikat elastis mengandung serabut elastis kuning. Jaringan ini dapat ditemukan pada ligamen dan dinding arteri. Fungsi jaringan pengikat elastis  adalah sebagai pelindung elastisitas jaringan.
  • jaringan pengikat longgar. Matriks jaringan pengikat longgar jenis seratnya berkolagen, elastis, dan juga berserat retikuler. Jaringan ini terletak pada bagian bawah kulit, di dekat pembuluh darah dan syaraf, serta sekitar organ. Fungsi jaringan pengikat longgar adalah mengikat jaringa epitel dan jaringan di bawahnya serta menjaga organ agar tetap berada di tempatnya.

b. Jaringan Tulang atau Rangka.
Matriks jaringan tulang atau rangka tersusun atas kondrin jernih seperti kanji, yang terbuat dari fosfat dan mukopolisakarida. Kodrin dihasilkan oleh sel-sel kondoblast yang terdapat pada laluna. Jaringan tulang atau rangka dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
  • Jaringan tulang rawan atau disebut juga dengan kartilago. Jaringan tulang rawan terbagi dalam tiga jenis, yaitu : 1. kartilago hialin, yang memiliki warna putih kebiruan dan transparan, di dalam matriksnya terdapat serat elastis. 2. kartilago elastis, di dalamnya terdapat serat elastis berwarna kuning dan terdapat juga perikondrium. Fungsi kartilago elastis adalah memberi kelentuan dan menyokong jaringan tulang rawan. Kartilago elastis dapat ditemui pada embrio, laring, telinga luar, dan epiglotis. 3. kartilago fibroblas, tersusun atas kolagen dengan warna gelap dan keruh. Secara struktural, jaringan ini merupakan jaringan tulang rawan yang terkuat, yang dapat ditemui pada hubungan antar tulang belakang dan tendon. Fungsi kartilago fibroblas adalah sebagai pelindung dan penyokong jaringan. 
  • Jaringan tulang sejati  atau disebut juga dengan  jaringan tulang dewasa. Jaringan tulang sejati tersusun atas sel-sel tulang yang dinamakan osteosit. Osteosit dibentuk oleh osteoblas yang berasal dari fibroblas. Osteoblas berperan penting dalam proses pembentukan tulang. Osteosit  tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamela. Lamela yang mengelilingi kapiler disebut saluran havers. Di dalam saluran havers ditemukan kapiler, vena, dan arteri. Di antara lamela terdapat ruang tempat osteosit yang disebut lakuna. Sedangkan antar saluran havers dihubungkan oleh sebuah saluran yang dinamakan  saluran volkman.erit

c. Jaringan Pengikat Penghubung.
Jaringan pengikat penghubung dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : jaringan darah  dan jaringan limfa.

* Jaringan Darah.
Darah merupakan jaringan pengikat. Jaringan darah terdiri atas :
  • substansi cair, yang disebut plasma darah.
  • substansi padat, yang disebut sel-sel darah

Terdapat tiga tipe sel darah, yaitu :
  • eritrosit atau sel darah merah.
  • leukosit  atau sel darah putih. Leukosit terdiri dari : 1. granulosit (leukosit bergranula) yang terbagi dalam tiga jenis yaitu neutrofil, eosinofi, dan basofil. 2. agranulosit (leukosit tidak bergranula) yang terbagi dalam dua jenis yaitu limfosit dan monosit
  • trombosit atau keping-keping darah.
 
Sel-sel darah terdapat dalam plasma darah. Fungsi jaringan darah adalah mengangkut karbon dioksida dan oksigen, kekebalan tubuhm pembeku darah saat terluka, dan mengangkut sari-sari makanan.

* Jaringan Limfa.
Jaringan limfa terdiri dari sel-sel limfosit  dan sel-sel  fagosit. Jaringan limfa dapat ditemui pada timus, nodus limfa, dan tonsil. Fugsi jaringan limfa adalah berperan dalam kekebalan tubuh, mengedarkan protein, lemak, garam mineral, serta zat-zat lain ke seluruh tubuh.

Baca juga : Hormon Pada Manusia

3. Jaringan Otot.
Otot dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
  • otot polos. Otot polos  mempunyai ciri-ciri : berbentuk gelendong yang bagian tengahnya menggembung dan bagian tepi meruncing, inti sel satu di tengah, bekerja di luar kesadaran dan tidak cepat lelah. Otot polos  dapat ditemui pada organ tubuh bagian dalam, seperti lambung, usus, saluran pernafasan, dan pembuluh darah.
  • otot lurik. Otot lurik  mempunyai ciri-ciri : berbentuk serabut memanjang dengan garis-garis gelap dan terang, inti sel banyak dan terletak di tepi sel, bekerja di bawah kesadaran dan cepat lelah. Otot lurik dapat ditemui pada tulang. Otot lurik disebut juga dengan otot rangka.
  • otot jantung. Otot jantung mempunyai ciri-ciri : berbentuk serabut memanjang bercabang dengan garis gelap dan terang, inti sel banyak dan terletak di tengah sel, bekerja di luar kesadaran dan berkontraksi secara teratur. Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung.


4. Jaringan Syaraf.
Jaringan syaraf terdiri dari sel-sel syaraf atau neuron. Fungsi dari jaringan syaraf adalah :
  • mengontrol seluruh aktivitas dari otot yang melekat pada organ tubuh. 
  • menerima dan meneruskan pesan atau impuls yang berupa stimulus dari luar tubuh.

Sel syaraf mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
  • dendrit, adalah cabang pendek yang berfungsi membawa stimulus menuju ke badan sel.
  • badan sel, adalah bagian sel syaraf yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel, berfungsi untuk mengatur aktivitas sel.
  • akson atau neurit, adalah penjuluran cabang syaraf yang panjang dari badan sel, berfungsi untuk menghantarkan stimulus ke sel syaraf yang lain.
  • selubung mielin, adalah selubung pembungkus akson, berfungsi sebagai pelindung dan memberikan makanan pada akson.
  • sel schwan, yang berfungsi membantu regenerasi akson yang rusak.
  • nodus ranvier, adalah bagian akson yang tidak terbungkus selubung mielin, berfungsi mempercepat penyampaian stimulus ke sel syaraf.


Pada organisme multiseluler terendah yang dikenal dengan antropoda juga mempunyai jaringan yang kurang lebih sama dengan jaringan yang dimiliki oleh hewan dan manusia.

Demikian penjelasan berkaitan dengan jaringan pada hewan dan manusia.

Semoga bermanfaat.