1. Sistem Pengeluaran Pada Hewan Vertebrata.
Seperti halnya pada manusia, hewan vertebrata mempunyai alat pengeluaran berupa ginjal, kulit, paru-paru/insang, dan hati.
Burung mempunyai alat pengeluaran yang terdiri dari ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung mempunyai dua buah ginjal yang masing-masing terdiri dari tiga gelambir. Burung tidak mempunyai kantung kemih, saluran pengeluaran dari ginjal bermuara pada kloaka. Karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru. Burung mempunyai kelenjar minyak yang berada pada tunggingnya. Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang berfungsi untuk melumasi bulu-bulunya. Hasil metabolisme protein dibuang dalam bentuk asam urat padat.
b. Reptil.
Reptil mempunyai alat pengeluaran yang terdiri dari ginjal, kulit, dan paru-paru. Seekor kadal mempunyai dua buah ginjal. Hasil pengeluaran dari ginjal bermuara pada kloaka. Karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru. Kulit reptil pada umumnya dilapisi oleh zat tanduk yang mengandung kelenjar minyak. Hasil metabolisme protein dibuang dalam bentuk asam urat padat.
c. Katak (Amfibi).
Katak mempunyai dua buah ginjal. Hasil pengeluaran dari ginjal bermuara pada kloaka. Pada katak betina saluran kencing dan saluran telur terpisah, dan kedua saluran tersebut bermuara di kloaka. Kulit katak mempunyai kelenjar yang menghasilkan lendir yang berguna untuk membasahi kulitnya, sehingga mudah mengadakan pernafasan kulit. Karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru dan kulit. Hasil metabolisme protein dibuang dalam bentuk amonia.
d. Ikan (Pisces).
Ikan mempunyai dua buah ginjal yang bentuknya memanjang. Saluran ginjal bersatu dengan saluran kelenjar reproduksinya, yang keduanya akan bermuara menjadi satu pada lubang urogenital. Kulit ikan mengandung kelenjar yang menghasilkan lendir. Dengan adanya lendir tersebut kulit ikan akan menjadi licin dan memudahkan bergerak dalam air. Karbon dioksida dikeluarkan melalui insang. Pada beberapa jenis ikan, seperti lele dan gurame, sistem pernafasannya dibantu oleh labirin. Hasil metabolisme protein dibuang dalam bentuk amonia.
e. Mamalia.
Hewan mamalia (menyusui) mempunyai alat pengeluaran berupa :
- Ginjal, yang berfungsi untuk membentuk urin, dan zat sisa pembuangannya berupa urea.
- Kulit, yang berfungsi untuk membuang minyak dan keringat.
- Paru-paru, yang berfungsi untuk mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.
- Hati, yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan empedu yang mengandung bilirubin dan biliverdin.
Kantung empedu tidak dimiliki oleh hewan berkuku ganjil, tikus, burung merpati, dan ikan lamprey, sehingga cairan empedu langsung dikeluarkan ke usus duabelas jari.
2. Sistem Pengeluaran Pada Hewan Avertebrata.
Berbeda dengan hewan vertebrata, hewan avertebrata mempunyai alat pengeluaran berupa :
a. Serangga.
Serangga mempunyai alat pengeluaran yang disebut buluh Malpighi, yang keluar pada bagian usus belakang. Buluh Malpighi berbentuk buluh-buluh halus yang berwarna putih kekuning-kuningan. Pada ujung buluh Malpighi tertutup dan bagian pangkalnya bermuara ke dalam usus. Zat-zat sisa metabolisme yang terdapat di dalam darah diserap oleh buluh Malpighi kemudian masuk ke dalam usus belakang dan akhirnya dibuang melalui lobang pembuangan. Zat sisa metabolisme yang berupa nitrogen tidak dibuang tetapi digunakan kembali sebagai bahan untuk membentuk kitin dari rangka luar serangga. Pada serangga karbon dioksida dikeluarkan melalui lubang trakea.
b. Cacing.
Cacing pipih atau Planaria mempunyai alat pengeluaran berupa sel api (flame cells). Sel tersebut mempunyai rambut-rambut getar atau silia yang panjang. Rambut-rambut getar tersebut selalu bergerak dan gerakannya mirip dengan nyala api sehingga disebut sel api. Sel api terdapat pada seluruh tubuh cacing pipih (planaria) yang terletak di antara sel-sel tubuh. Fungsi sel api adalah menyerap dan mengeluarkan zat sisa metabolisme. Karena adanya gerakan dari rambut getar, zat sisa tersebut bergerak ke dalam saluran pengumpul dan akhirnya dikeluarkan melalui lubang pengeluaran pada permukaan tubuh.
Cacing tanah mempunyai alat pengeluaran yang disebut nefridia (nefridium), yang berfungsi untuk menyaring zat sisa dalam darah. Pada tiap ruas tubuh terdapat sepasang nefridia kecuali pada ruas tubu kesatu sampai ketiga dan ruas terakhir. Bagian depan nefridia berupa corong yang bersilia yang disebut nefrostom. bagian belakang nefrostom berupa saluran melingkar-lingkar dan banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Bagian belakang nefridia melebar membentuk kantung kencing dan berakhir pada lubang pengeluaran atau nefridiopor. Silia yang terdapat pada corong, mendorong sisa metabolisme yang terdapat dalam darah masuk ke dalam nefridia, dan akan dikeluarkan melalui lubang pengeluaran. Pada cacing karbon dioksida dikeluarkan melalui permukaan tubuh.
c. Protozoa.
Pada protozoa sisa hasil pencernaan dan karbon dioksida dikeluarkan melalui membran sel. Paramaecium mempunyai alat pengeluaran berupa rongga berdenyut. Rongga berdenyut berfungsi untuk mengeluarkan air dan mengatur kadar air dalam protoplasma.
Demikian penjelasan berkaitan dengan sistem pengeluaran (ekskresi) pada hewan.
Semoga bermanfaat.