Penyebab Perilaku Abnormal Dan Metode Penanganan Perilaku Abnormal

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Perilaku abnormal merupakan perilaku yang dilakukan di luar batas wajar orang lain pada umumnya, menyimpang dari norma sosial atau tata aturan dalam hidup berkelompok sosial (masyarakat).  Dengan bahasa yang sederhana, abnormal adalah sesuatu yang berada di luar norma.

Menurut Maher, terdapat empat kategori dasar yang dapat digunakan untuk  mengindikasikan tingkah laku abnormal, yaitu :
  • tingkah laku sangat merugikan diri sendiri atau sangat merugikan orang lain.
  • kontak realitas sangat rendah.
  • reaksi emosional tidak tepat. tingkahg laku tidak dapat diprediksi.

Memahami prilaku abnormal adalah penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan istilah 'abnormal'.

Baca juga : Konsep Perilaku Normal Dan Perilaku Abnormal Dalam Psikologi Abnormal

Penyebab Perilaku Abnormal. Perilaku abnormal yang dialami oleh seseorang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Pada umumnya, ada beberapa faktor sebagai penyebab terjadinya perilaku abnormal yang dialami oleh seseorang. Faktor-faktor penyebab tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor biologis, yang meliputi :
  • warisan genetik.
  • kondisi medis.
  • kerusakan otak.
  • paparan stimulus dari lingkungan.

2. Faktor psikologis, yang meliputi :
  • pengalaman traumatis.
  • asosiasi yang dipelajari.
  • persepsi yang terdistorsi.
  • cara berpikir yang salah.

3. Faktor psiko-sosial, yang meliputi :
  • masalah dengan hubungan atau lingkungan sosial.
  • kerusuhan sosial atau politik.
  • diskriminasi terhadap kelompok tertentu.
Selain itu, faktor-faktor penyebab dari perilaku abnormal dapat diklasifikasikan berdasarkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan tahap berfungsi-nya, penyebab perilaku abnormal dapat dibedakan menjadi :
  • Penyebab primer (primary cause), yaitu kondisi di mana ada suatu gangguan yang muncul dan menyebabkan abnormalitas. Misalnya, pada kasus paresis general yang merupakan psikosis yang disertai dengan suatu kelumpuhan atau paralysis yang dapat berkembang secara bertahap hingga penderita mengalami lumpuh total.
  • Penyebab yang menyiapkan (predisposing cause), yaitu kondisi di mana suatu gangguan tertentu dapat muncul di masa mendatang. Penyebab predisposing digunakan untuk menyebutkan kondisi yang dapat memicu terjadinya gangguan. Misalnya, rejected child akan lebih rentan mengalami tekanan hidup saat dewasa dibandingkan dengan orang yang mendapatkan rasa aman saat anak-anak.
  • Penyebab pencetus (preciptating cause), yaitu suatu kondisi yang  tidak dapat ditahan oleh seseorang sehingga muncul gangguan. Misalnya, terjadi pada seseorang yang mengalami kegagalan dalam melakukan sesuatu, seperti berbisnis, studi, dan lain sebagainya.
  • Penyebab yang menguatkan (reinforcing cause), yaitu suatu kondisi di mana seseorang mempertahankan perilaku maladaptif. Penyebab yang menguatkan ini dapat berkaitan dengan lingkungan seseorang dan bukan dari seseorang itu sendiri.
  • Hubungan dengan faktor penyebab (sirkulasi faktor). Gangguan perilaku biasanya tidak hanya disebabkan oleh penyebab tunggal. Ada serangkaian faktor dan penyebab yang membuat kompleksitas. Hubungan antara penyebab-penyebab ini saling mempengaruhi dan menjadi sumber penyebab abnormalitas yang kompleks.

2. Berdasarkan sumber asal, penyebab perilaku abnormal dapat dibedakan menjadi :
  • Faktor Biologis. Keadaan biologis seseorang dapat menghambat fungsi biologis atau menjadi penghambat perkembangan seseorang. Faktor biologis dapat mempengaruhi segala aspek dalam diri individu, seperti kecerdasan, daya tahan, dan lain sebagainya.
  • Faktor Sosiokultural. Faktor ini berhubungan dengan tuntutan masyarakat yang menimbulkan tekanan bagi diri seseorang. Tekanan tersebut selanjutnya dapat menimbulkan gangguan.
  • Faktor Psikososial. Faktor psikososial dapat diklasifikasikan menjadi beberapa hal seperti adanya trauma pada masa anak, deprivasi parental, stress berat, struktur keluarga patogenik, dan hubungan anak dan orang tua yang patogenik.
Metode Penanganan Perilaku Abnormal. Istilah yang digunakan dalam metode penanganan perilaku abnormal adalah psikoterapi, yaitu interaksi sistematis antara pasien/klien dengan terapis yang menyertakan psinsip-prinsip psikologis untuk melakukan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran pasien/klien. Psikoterapi bertujuan untuk membantu pasien/klien mengatasi perilaku abnormal yang dideritanya, serta memecahkan masalah dan menemukan potensi diri sebagai seorang individu. Sedangkan seorang psikoterapi yang baik adalah yang mempunyai jiwa empati, mau bertindak sebagai pendengar yang baik, peka terhadap kondisi pasien/klien, dan selalu memberikan harapan akan kemajuan pasien/klien.
Terdapat berbagai macam metode penanganan perilaku abnormal, diantarannya adalah sebagai berikut :

1. Psikodinamika.
Prinsip dari psikodinamika adalah membantu pasien/klien memperoleh insight mengenai dan mengatasi konflik bawah sadar sebagai akar dari perilaku abnormal yang ditunjukkan dengan tujuan mengganti perilaku defensif menjadi lebih adaptif. Pada umumnya teknik terapi yang digunakan dalam psikodinamika adalah asosiasi mimpi dan asosiasi bebas.

2. Humanistik.
Metode humanistik memfokuskan diri pada pengalaman subyektif yang disadari pasien/klien. Seorang terapi yang menggunakan teknik ini harus memiliki kemampuan dalam penerimaan positif tanpa syarat dan empati. Teknik terapi yang digunakan dalam metode humanistik adalah client centre therapy, di mana klien memiliki kecenderungan motivasional ke arah pertumbuhan, pemenuhan, kesehatan berdasarkan kualitas yang dimilikinya.

3. Kognitif.
Metode kognitif memfokuskan diri pada identifikasi dan memperbaiki keyakinan maladaptif, pikiran otomatis, dan sikap self defeating yang menyebabkan masalah emosi. Teknik terapi yang dapat digunakan berdasarkan metode kognitif adalah terapi kognitif, terapi kognitif perilaku, dan rational emotive behavior therapy.

4. Perilaku.
Prinsip terapi dengan metode perilaku adalah dengan perubahan perilaku, yaitu merubah perilaku saat ini dengan batas waktu yang jelas. Teknik terapi yang digunakan adalah gambaran/desentisasi sistematisa imajiner, pemaparan bertahap terhadap obyek secara langsung, mencontohkan (modelling), serta penerapan token ekonomi.  Metode terapi ini menekankan stimulus dan respon untuk menangani dan mengatasi perilaku abnormal.

5. Kognitif Perilaku.
Prinsip terapi dengan metode ini adalah pola pikir dan keyakinan seseorang mempengaruhi perilaku. Perubahan pada cara berpikir akan menghasilkan perubahan perilaku. Terapis berusaha mengganti pikiran yang irasional dengan pikiran yang lebih rasional.

Baca juga : Pengertian Psikologi Abnormal, Manfaat Dan Ilmu Yang Berkaitan Dengan Psikologi Abnormal

Demikian penjelasan berkaitan dengan penyebab perilaku abnormal dan metode penanganan perilaku abnormal.

Semoga bermanfaat.