Psikologi abnormal mempunyai pengertian yang lebih luas tentang perilaku abnormal dibandingkan studi tentang gangguan mental. Studi gangguan mental umumnya diasosiasikan dengan perspektif model medis yang menganggap bahwa perilaku abnormal merupakan simtom dari penyakit atau gangguan yang mendasar.
Psikologi abnormal dapat diartikan sebagai dua hal, yaitu :
Psikologi abnormal dapat diartikan sebagai dua hal, yaitu :
- psikologi abnormal merupakan cabang ilmu psikologi yang dikhususkan dalam bidang tertentu terutama membahas abnormalitas.
- psikologi abnormal membahas bentuk gangguan dan kelainan, baik itu proses maupun isi.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan, psikologi abnormal mempunyai teori, pedekatan, dan metode penelitian untuk kemajuan dan perkembangan dari ilmu psikologi sosial tersebut.
Baca juga : Pengertian Psikologi Abnormal, Manfaat Dan Ilmu Yang Berkaitan Dengan Psikologi Abnormal
Teori/Perspektif Psikologi Abnormal. Sebagai suatu cabang dari psikologi, terdapat beberapa teori yang menjadi dasar perkembangan psikologi abnormal, diantaranya adalah :
- Psikodinamika. Teori ini disebut juga dengan teori psikoanalisis, dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dalam teori psikodinamika diyakini bahwa terdapat tiga struktur dalam kepribadian, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga struktur tersebut menjadi kekuatan yang saling bertentangan. Fungsi keseimbangan yang dinamis antara id, ego, dan superego sebagai struktur psikis merupakan kesehatan mental.
- Behaviorisme. Teori ini disebut juga dengan teori belajar, yang dikemukakan oleh John B. Watson dan Ivan Pavlov. Teori behavior meyakini bahwa ada peran dari proses belajar untuk menjelaskan tentang perilaku, baik itu perilaku normal maupun perilaku abnormal. Menurut teori ini, abnormal merupakan cerminan pembelajaran dan perolehan perilaku yang tidak adaptif atau tidak sesuai.
- Humanistik. Teori humanistik dikemukakan oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers. Menurut teori ini, ada dorongan untuk mencapai aktualisasi diri yaitu menjadi apapun yang bisa diraih. Menurut teori ini perilaku abnormal merupakan hasil perkembangan konsep diri yang mengalami gangguan. Teori humanistik meyakini bahwa manusia adalah aktor dan bukan reaktor dalam kehidupan.
- Kognitif. Teori ini dikemukakan oleh Aaron Beck dan Albert Ellis. Teori kognitif menggunakan pendekatan pemrosesan informasi untuk menjelaskan pola perilaku abnormal. Menurut teori ini distress emosional terjadi karena keyakinan yang dimiliki oleh seseorang mengenai pengalaman hidup mereka.
- Kognitif Sosial. Teori ini dikemukakan oleh Albert Bandura, Walter Mischel, dan Julian B. Rotter. Teori kognitif sosial memfokuskan diri pada peranan kognisi atau proses berpikir belajar dengan melalui pengamatan ataupun modeling dari perilaku manusia lain. Individu dan lingkungan saling memberi pengaruh.
- Diatesis Stres. Diatesis merupakan suatu predisposisi atau kerentanan pada gangguan tertentu. Teori ini menjelaskan bahwa masalah-masalah yang terjadi dari perilaku abnormal meliputi interaksi antara peristiwa dan kerentanan. Peristiwa dapat menyangkut pengalaman kehidupan yang penuh stres.
Baca juga : Penyebab Perilaku Abnormal Dan Metode Penanganan Perilaku Abnormal
Pendekatan Psikologi Abnormal. Konsep abnormalitas dapat ditinjau dari beberapa sisi, yang merupakan kriteria yang digunakan dalam menentukan suatu perilaku abnormal, diantaranya adalah :
- Statistical Infrequency. Pendekatan ini menggunakan pengukuran statistik dalam mendefinisikan konsep abnormalitas, di mana semua variabel yang akan diukur terlebih dahulu didistribusikan ke dalam suatu kurva normal berbentuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada di tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva. Pendekatan ini digunakan dalam bidang medis maupun psikologis. Menurut pendekatan ini tidak selamanya yang jarang terjadi adalah abnormal, diperlukan informasi lain untuk dapat menentukan apakah perilaku itu normal atau abnormal.
- Unexpectedness. Menurut pendekatan ini, yang dimaksud dengan perilaku abnormal adalah suatu reflek atau bentuk dari respon yang tidak diharapkan akan terjadi.
- Personal Distress. Perilaku akan dianggap sebagai abnormal jika perilaku menimbulkan penderitaan bagi individu atau perilaku tersebut menyengsarakan individu. Kriteria abnormal dalam pendekatan ini sangat subyektif karena sulit untuk menentukan standar tingkat distress yang dapat diberlakukan secara umum. Misalnya, tidak semua disorder atau gangguan akan menyebabkan distress atau tidak semua kesakitan dan penderitaan dikatakan abnormal.
- Violation of Norms. Dalam pendekatan ini perilaku abnormal dikaitkan dengan konteks sosial di lingkungan perilaku tersebut. Pendekatan ini mempertimbangkan relativitas perilaku dengan norma masyarakat dan budaya yang ada dalam lingkungan dan pada saat yang sama. Ketika perilaku sesuai dengan norma masyaraat, maka perilaku dapat dikatakan normal, dan sebaliknya jika perilaku bertentangan dengan norma masyarakat berarti perilaku tersebut tidak normal. Walaupun pendekatan ini dapat membantu untuk mengklarifikasi relativitas definisi abnormal sesuai sejarah dan budaya tapi pendekatan ini tidak cukup untuk mendefinisikan abnormalitas.
- Disability. Dalam pendekatan ini menyebutkan bahwa abnormalitas dapat menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan, tetapi tidak jelas juga apakah seorang yang abnormal juga mengalami disability.
Metode Penelitian Psikologi Abnormal. Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi abnormal ditujukan agar hasil penelitian yang dilakukan dapat mendekati kebenaran. Beberapa metode penilitian yang digunakan dalam psikologi abnormal adalah :
- Metode Observasi Naturalistik. Metode yang digunakan untuk mengamati perilaku di tempat di mana perilaku terjadi dan secara natural. Peneliti mengamati perilaku subyek secara alami dan tanpa ada situasi yang dibuat-buat.
- Metode Eksperimental. Memungkinkan peneliti untuk menyelidiki hubungan kausal. Dalam metode ini peneliti dapat memanipulasi situasi atau hal tertentu yang menjadi faktor kausal kemudian melihat hasil dan mengukurnya dalam kondidi yang terkontrol. Faktor-faktor dalam penelitian dapat dilihat dengan meminimalkan resiko dari faktor lainnya.
- Metode Korelasional. Digunakan untuk melakukan pengukuran statistik antara dua atau lebih variabel. Pada metode ini peneliti dapat melihat hubungan antara dua atau lebih variabel. Kelemahan dari metode ini peneliti tidak dapat menyelidiki suatu gejala dengan mendetail karena hanya sebatas menguji hubungan.
- Metode Epidemiologi. Mempelajari tingkat perilaku abnormal dalam berbagai kelompok populasi. Metode ini dapat memperlihatkan faktor penyebab yang berpotensi dari munculnya gangguan. Peneliti juga dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kelompok berdasarkan karakteristik tertentu sehingga peneliti dapat membedakan kelompok tersebut.
- Metode Studi Kasus. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian psikologi abnormal. Metode studi kasus bahkan dapat mempengaruhi perkembangan teori serta cara menangani perilaku yang abnormal.
Demikian penjelasan berkaitan dengan teori psikologi abnormal serta pendekatan dan metode penelitian psikologi abnormal.
Semoga bermanfaat.