Pengertian Psikologi Kognitif Dan Sejarah Perkembangan Psikologi Kognitif

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Psikologi kognitif dapat diartikan sebagai cabang dari psikologi yang mengkaji segala hal mengenai gejala-gejala kehidupan mental atau psikis yang berkaitan dengan cara manusia berfikir, seperti dalam memperoleh pengetahuan, mengolah kesan yang masuk melalui penginderaan, menghadapi masalah atau problem untuk mencari suatu penyelesaian, serta menggali dari ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam menghadapi tuntutan hidup sehari-hari.

Psikologi kognitif secara khusus menjelaskan mengenai persepsi terhadap informasi dan bagaimana membahas pemahaman terhadap informasi tersebut, membahas alur pikiran, dan membahas formulasi dan produksi suatu jawaban. Seorang ahli psikologi kognitif mempelajari cara manusia memahami beragam bentuk, mengapa seseorang bisa mengingat beberapa hal namun juga bisa lupa terhadap hal lain. Atau bagaimana manusia belajar bahasa, serta bagaimana cara manusia berpikir.

Baca juga : Pengertian Kognisi (Kognitif) Dan Gejala Kognisi Dalam Psikologi Kognitif

Prinsip Dasar Psikologi Kognitif : Psikologi kognitif bekerja dan berkembang berdasarkan suatu prinsip dasar, yaitu :
  • belajar aktif.
  • belajar lewat interaksi sosial.
  • belajar lewat pengalaman sendiri.
Pengertian Psikologi Kognitif. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan psikologi kognitif, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Solso.
Psikologi kognitif adalah  ilmu yang menyelidiki cara berpikir manusia. 

2. Sudarwan dan Khairil.
Psikologi kognitif  akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja pikiran dan membuat dunia lebih baik dari yang seharusnya.

3. Ormrod.
Psikologi kognitif adalah perspektif teoritis yang mengkhususkan penelitiannya pada proses-proses mental yang mendasari pembelajaran dan perilaku.

4. MS. Suharnan.
Psikologi kognitif adalah suatu studi ilmiah mengenai proses mental atau aktivitas pikiran, yang meliputi bagaimana seseorang memperoleh informasi, bagaimana informasi kemudian direpresentasikan dan diinformasikan sebagai pengetahuan, bagaimana pengetahuan disimpan dalam ingatan dalam ingatan kemudian dimunculkan kembali, bagaimana pengetahuan digunakan seseorang untuk mengarahkan sikap dan perilakunya.

5. Glass dan Holyoak.
Psikologi kognitif adalah psikologi yang memfokuskan studi kepada bagaimana pikiran manusia memproses informasi sehingga menjadi pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, kemudian menggunakan pengetahuan itu dalam tugas dan aktivitasnya.

Baca juga : Pengertian Psikologi Klinis

Sejarah Perkembangan Psikologi Kognitif. Psikologi lahir dari pertanyaan, bagaimana  cara manusia memahami pengetahuan dan dunia beserta alamnya ?  Jawaban dari pertanyaan tersebut diawali dari Plato (428 - 248 SM), yang berpendapat bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan cara menalar secara logis. Pendapat dari Plato ini kemudian memunculkan suatu aliran yang disebut 'rasionalis' dengan paham rasionalisme. Aristoteles (384 - 322 SM) yang merupakan murid dari Plato, tidak sepakat dengan pendapat Plato. Menurutnya manusia memperoleh pengetahuannya melalui bukti-bukti empiris. Pendapat dari Aristoteles tersebut kemudian memunculkan suatu aliran yang disebut dengan 'empiris' dengan paham empirisme.

Pertentangan antara dua paham tersebut terus berkembang hingga sampai pada pengikut kedua paham tersebut, seperti Rene Descartes (1596 - 1650) penganut paham rasionalisme dari Perancis, dan John Locke (1632 - 1704) penganut paham empirisme dari Inggris. Pada abad ke-18, Immanuel Kant, seorang filsuf berkebangsaan Jerman, mengemukakan pendapatnya bahwa baik paham rasionalisme maupun pahan empirisme harus bersinergi dalam membuktikan pengetahuan.
Pada abad ke-20, psikologi telah muncul sebagai bidang studi yang mandiri. Wilheim Wundt (1832 - 1920) seorang ahli psikologi berkebangsaan Jerman mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig, yang menandai titik awal psikologi sebagai suatu ilmu yang mandiri. Wilheim Wundt mengajukan ide untuk mempelajari pengalaman sensori melalui teknik introspeksi (mempelajari proses atau aktivitas mental). Observer terlatih menganalisis sensasi yang dialami dan melaporkan seobyektif mungkin. Dalam mempelajari proses perpindahan informasi atau berpikir, maka informasi tersebut harus dibagi dalam struktur berpikir yang lebih kecil serta menekankan adanya replikasi fenomena diuji kembali dengan kondisi yang berbeda. Wilheim Wundt memfokuskan studi kepada struktur-struktur pikiran, yang kemudian pendapatnya memunculkan paham 'strukturisme'.

Baca juga : Pengertian Psikologi Komunikasi Dan Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi

Paham strukturisme Wilheim Wundt tidak disepakati oleh James dan Dewey, menurutnya penting bagi manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu. Pendapat James dan Dewey tersebut kemudian memunculkan paham yang disebut dengan 'fungsionalisme'. Setelah itu muncul aliran asosiasi yang dikemukakan oleh Edward Lee Thorndike (1874 - 1949) yang mulai mengunakan stimulus dan membuka jalan lahirnya paham behaviorisme yang menekankan pentingnya asosiasi-asosiasi mental. Pelopor utama dari paham behaviorisme adalah Watson dan Skinner. Mereka memfokuskan studi sepenuhnya pada kaitan-kaitan antara perilaku organisme dan perubahan lingkungan yang bisa memperkuat atau melemahkan kemungkinan untuk mengulangi perilaku tertentu. Hingga pada akhirnya Tolman dan para peneliti bihavioris selanjutnya membuktikan bahwa proses-proses kognitif berperan penting dalam mempengaruhi perilaku. Perkembangan pemikiran-pemikiran tersebut saling melengkapi dan mendorong lahirnya psikologi kognitif sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri, yang dipelopori oleh tulisan-tulisan Neisser.

Baca juga : Pendekatan Dan Metode Penelitian Psikologi

Psikologi kognitif memiliki akar di dalam filsafat dan fisiologi. Kedua membentuk arus utama dalam psikologi kognitif. Psikologi kognitif juga mendapatkan sumbangan yang besar dari bidang ilmu lain seperti psikologi biologi, dengan tokohnya :
  • Lashley (1890 - 1958), yang menganggap bahwa otak sebagai pengorganisasi yang paling efektif dan dinamis bagi perilaku dan berusaha memahami bagaimana pengorganisasian makro otak manusia dapat memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas terencana dan kompleks.
  • Hebb (1949), memiliki pandangan mengenai sebuah konsep tentang jajaran sel sebagai dasar bagi pembelajaran di dalam otak. Jajaran sel adalah struktur-struktur netral terkoordinasi yang berkembang karena mendapat stimulasi yang cukup sering, dan berkembang sepanjang evolusi manusia sehingga kemampuan sebuah neutron untuk menstimulasi dengan neutron lain yang terhubung dengannya menjadi meningkat.
Bidang ilmu lain yang memberikan sumbangan pada psikologi kognitif adalah linguistik. Menurut Chomsky (1959), kemampuan berbahasa bukan didapat berdasarkan penguatan, maupun terbatas pada apa yang pernah kita dengar, malainkan oleh piranti kemahiran berbahasa bawaan yang dimiliki semua manusia. Chomsky menitik-beratkan dasar biologi maupun potensi kreatif bagi kemampuan berbahasa dan penggunaannya. Selain itu, teknologi juga memberikan sumbangan yang besar pada psikologi kognitif. Dengan kecerdasan buatan yaitu upaya manusia untuk merekonstruksikan sistem-sistem yang menampilkan sebuah kecerdasan atau pemrosesan informasi secara cerdasan.

Perkembangan dari psikologi kognitif mulai muncul pada awal tahun 1960-an sebagai reaksi dari ketidak-puasan terhadap konsep manusia menurut pandangan behavioralistik dan psikoanalisa. Konsep kognitifisme muncul lantaran pemikiran kaum rasionalisme yang memandang bahwa manusia adalah mahkluk hidup yang memiliki kuasa berpikir yang lebih baik dari mahkluk hidup lainnya. Perspektif psikologi kognitif memaparkan bahwa proses belajar adalah sebuah peristiwa yang dialami juga oleh mental, bukan sebuah peristiwa yang merujuk pada tindakan behavioral atau bersifat jasmani, walaupun pada kenyataannya hal-hal yang bersifat behavioral terlihat lebih nyata dalam kegiatan atau peristiwa belajar.

Baca juga : Pengertian Konsultasi Dan Proses Konsultasi

Faktor Pendorong Berkembangnya Psikologi Kognitif. Beberapa faktor yang menyebabkan psikologi kognitif berkembang. Beberapa faktor tersebut adalah :
  • Penurunan populasi psikologi behaviorisme karena psikologi tidak dapat menerangkan tingkah laku manusia secarda komplek.
  • Perkembangan kognitif adalah hasil interaksi dari kematangan organisme dan pengaruh lingkungan.
  • Proses kognitif tersebut meliputi aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol-simbol, penalaran, dan pemecahan persoalan.
  • Dalam psikologi kognitif, bahasa menjadi salah satu obyek yang penting, karena merupakan perwujudan sikap kognitif.
  • Sisi-sisi kognitif dipengaruhi oleh lingkungan dan biologis.
Konsep Dasar Psikologi Kognitif. Terdapat dua konsep dasar psikologi kognitif, yaitu :
  1. Kognisi. Dalam konsep kognisi, psikologi kognitif dipandang sebagai cabang psikologi yang mempelajari proses-proses mental atau aktivitas pikiran manusia, seperti : proses persepsi, ingatan, bahasa,  penalaran, dan  persoalan.  
  2. Pendekatan Kognisi. Sebagai suatu pendekatan, psikologi kognisi dapat dipandang sebagai cara tertentu di dalam mendekati atau memandang berbagai fenomena psikologi manusia. Konsep ini menekankan pada : peran persepsi, pengetahuan, ingatan, dan proses-proses berpikir bagi perilaku manusia.

Baca juga : Pengertian Psikologi Forensik, Ruang Lingkup, Dan Sejarah Perkembangan Psikologi Forensik

Metode Dalam Psikologi Kognitif. Para ahli psikologi kognitif menggunakan sejumlah metode ketika mempelajari fenomena. Metode-metode riset yang digunakan psikologi kognitif dalam mengeksplorasi bagaimana manusia berpikir, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • eksperimen laboratorium terkontrol mengenai perilaku manusia.
  • riset psikobiologis..
  • laporan diri.
  • studi kasus.
  • pengalaman naturalistik.
  • simulasi komputer dan kecerdasan buatan (AI).
Riset yang dilakukan dalam psikologi kognitif tersebut meliputi pengumpulan data, analisa data, pengembangan teori, dan perumusan hipotesis.
Peran Psikologi Kognitif. Dalam psikologi, mempelajari psikologi kognitif sangat diperlukan, hal ini dikarenakan psikologi kognitif mempunyai peran penting, yaitu :
  • kognisi merupakan proses mental atau pikiran yang berperan penting dan mendasar bagi studi-studi psikologi manusia.
  • psikologi kognitif memiliki pandangan yang banyak mempengaruhi bidang-bidang psikologi lainnya.
  • melalui prinsip kognisi, seseorang dapat mengelola informasi secara efisien dan terorganisasi dengan baik.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian psikologi kognitif dan sejarah perkembangan psikologi kognitif.

Semoga bermanfaat.